Ilmu astronomi begitu penting bagi kehidupan seorang muslim, terutama untuk mengetahui waktu shalat sepanjang tahun. Namun tahukah jika hal tersebut berhasil ditemukan oleh seorang ilmuwan astronom muslim?
Ia adalah Al Farghani yang sangat dikenal saat pemerintahan Khalifah Al Ma’mun dan penerusnya. Dengan penemuannya tersebut muslim bisa mengetahui arah Ka’bah dan mengetahui posisi matahari maupun bulan. Dengan demikian terciptalah kalender islam yang berdasarkan posisi bulan.
Bernama lengkap Abu Al Abbas Ahmad bin Muhammad bin Kathir Al Farghani, ilmuwan tersebut lahir di Farghana Transoxiana Uzbekistan dan meninggal di Mesir di tahun 833 masehi.
Al Farghani dikenal oleh barat sebagai Alfraganus dan merupakan seorang ilmuwan Pleaid yang jadi anggota Akademi Kebijaksaan buatan Khalifah Al Ma’mun di abad ke-9.
Bekerja di laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan modern pada masanya, Al Farghani dan ilmuwan lain kemudian menghitung lingkar bumi, panjang derajat meridian bumi, menyelidiki tentang perbintangan dan menulis laporan ilmiah. Setelah itu Al Farghani menulis kitab Fi Al Harakat Al Samawiya wa Jawami Ilm Al Nujum (Elemen Astronomi). Isinya sekitar pengetahuan tentang gerak benda langit dan ilmu tentang perbintangan.
Dalam buku dengan isi 30 bab tersebut dikupas habis mengenai bagian bumi yang dihuni oleh manusia, jarak benda langit dan fenomena lainnya. Bahkan penjelasan tentang kalender dari berbagai negara pun dicantumkan di sana.
Al Farghani juga yang menentukan bumi memiliki diameter 6500 mil atau sekitar 1500 kilometer. Tak hanya itu saja, Al Farghani pun menemukan jarak terbesar dan diameter planet.
Salah satu penemuannya yakni Nilometer dapat mengukur ketinggian air Sungai Nil dan alat tersebut ia ciptakan saat berada di Mesir. Kemampuan alat itu pun mampu bertahan hingga sekarang.
Kitab Elemen Astronomi inilah karya Al Farghani yang paling terkenal dan paling berpengaruh. Tak heran jika setelahnya bermunculan naskah latin yang menjadikan buku Al Farghani sebagai referensi.
Lewat karyanya tersebut juga, Al Farghani menjadi orang yang bertanggung jawab dalam menyebarkan pengetahuan mengenai astronomi Ptolemaic. Hal tersebut terjadi hingga perannya diambil alih oleh Johannes de Sacrobosco, seorang astronom Inggris abad ke-13 dengan karyanya Sphere Sacrobosco.
Meski kitab Sphere Sacrobosco telah terbit, namun karya Al Farghani tetap digunakan. Karyanya yang lain yakni Astrolabe dan ditulis pada 857 mampu bertahan. Isinya berkaitan tentang teori matematika dalam astronomi serta mengoreksi konstruksi geometrical yang salah mengenai titik pusat bumi.
Baca Juga:
Ia adalah Al Farghani yang sangat dikenal saat pemerintahan Khalifah Al Ma’mun dan penerusnya. Dengan penemuannya tersebut muslim bisa mengetahui arah Ka’bah dan mengetahui posisi matahari maupun bulan. Dengan demikian terciptalah kalender islam yang berdasarkan posisi bulan.
Bernama lengkap Abu Al Abbas Ahmad bin Muhammad bin Kathir Al Farghani, ilmuwan tersebut lahir di Farghana Transoxiana Uzbekistan dan meninggal di Mesir di tahun 833 masehi.
Al Farghani dikenal oleh barat sebagai Alfraganus dan merupakan seorang ilmuwan Pleaid yang jadi anggota Akademi Kebijaksaan buatan Khalifah Al Ma’mun di abad ke-9.
Bekerja di laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan modern pada masanya, Al Farghani dan ilmuwan lain kemudian menghitung lingkar bumi, panjang derajat meridian bumi, menyelidiki tentang perbintangan dan menulis laporan ilmiah. Setelah itu Al Farghani menulis kitab Fi Al Harakat Al Samawiya wa Jawami Ilm Al Nujum (Elemen Astronomi). Isinya sekitar pengetahuan tentang gerak benda langit dan ilmu tentang perbintangan.
Dalam buku dengan isi 30 bab tersebut dikupas habis mengenai bagian bumi yang dihuni oleh manusia, jarak benda langit dan fenomena lainnya. Bahkan penjelasan tentang kalender dari berbagai negara pun dicantumkan di sana.
Al Farghani juga yang menentukan bumi memiliki diameter 6500 mil atau sekitar 1500 kilometer. Tak hanya itu saja, Al Farghani pun menemukan jarak terbesar dan diameter planet.
Salah satu penemuannya yakni Nilometer dapat mengukur ketinggian air Sungai Nil dan alat tersebut ia ciptakan saat berada di Mesir. Kemampuan alat itu pun mampu bertahan hingga sekarang.
Kitab Elemen Astronomi inilah karya Al Farghani yang paling terkenal dan paling berpengaruh. Tak heran jika setelahnya bermunculan naskah latin yang menjadikan buku Al Farghani sebagai referensi.
Lewat karyanya tersebut juga, Al Farghani menjadi orang yang bertanggung jawab dalam menyebarkan pengetahuan mengenai astronomi Ptolemaic. Hal tersebut terjadi hingga perannya diambil alih oleh Johannes de Sacrobosco, seorang astronom Inggris abad ke-13 dengan karyanya Sphere Sacrobosco.
Meski kitab Sphere Sacrobosco telah terbit, namun karya Al Farghani tetap digunakan. Karyanya yang lain yakni Astrolabe dan ditulis pada 857 mampu bertahan. Isinya berkaitan tentang teori matematika dalam astronomi serta mengoreksi konstruksi geometrical yang salah mengenai titik pusat bumi.
Baca Juga:
- Ternyata Yang Menciptakan Angka-Angka Itu Adalah Ilmuwan Besar Islam Ini
- Bunda, Ceritakan Pada Anakmu Tentang 10 Penemu Muslim Ini
- Subhanallah, Inilah Keajaiban Al Qur’an Dari Sisi Matematika