Sebanyak 41 jamaah umrah yang berasal dari Kecamatan Duri, Kabupaten Bengkalis dan 8 jamaah asal Perawang, Kabupaten Siak (keduanya masuk wilayah Provinsi Riau) melalui Travel Umroh Madina Mandiri akhirnya gagal berangkat ke Tanah Suci.
Mirisnya lagi, 49 jamaah umroh ini sudah duduk tenang di kursi pesawat yang akan berangkat ke Jeddah, Arab Saudi, melalui Bandara Kualanamu di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Dilansir dari laman goriau, salah satu jamaah umroh yang tak mau disebut namanya, ketika dikonfirmasi di rumahnya membenarkan masalah tersebut. Walaupun sangat sedih dan kecewa kerena telah gagal berangkat ke tanah suci pada jadwal yang sudah ditetapkan, Namun para jamaah umroh tersebut tak mau melaporkannya kepada pihak berwajib.
Diceritakan olehnya, Bahwa jadwal rombongan yang berangkat itu sudah disampaikan pada 4 Januari 2017 silam. Lalu dapat informasi lagi diundur keberangkatannya hingga tanggal 6 Januari 2017. Dan jamaah pun tidak berprasangka buruk ataupun curiga kepada pihak travel umroh.
"Informasi dari pihak travel, rencana keberangkatan rombongan dari Dumai-Malaka-Kuala Lumpur-Jeddah. Tetapi tanggal 7 Januari berubah lagi, dari Pekanbaru-Medan-Madinah. Makanya rombongan Duri berangkat Jumat (6/1/2017) sore dari Duri ke Pekanbaru," kata salah satu jamaah umroh, Senin (9/1/2016) malam.
Para jamaah Travel Umrah Madina Mandiri kemudian diinapkan di salah satu hotel. Begitu pagi tiba pun, hingga pukul 08.00 WIB, belum ada kabar dari pihak travel. Sekitar pukul 09.00 WIB, baru rombongan diberangkatkan ke bandara.
"Belum sampai di Bandara Sultan Syarif Kasim tu, mobil yang membawa jemaah ini putar balik langsung dan mengantar kami kembali ke hotel sampai menunggu kepastian. Sebab kata ustadz pembimbingnya ada perubahan jadwal. Barulah dapat kepastian sekitar pukul 21.00 WIB, bahwa besoknya (Minggu-8/1/2017) pukul 13.00 WIB, jemaah akan di berangkat ke Medan," ungkapnya.
Tidak hanya galau dengan jadwal yang tidak pasti tersebut, para jamaah umroh ini kembali di bingungkan oleh pihak maskapai penerbangan ketika seluruh jamaah sudah duduk di kursi pesawat, Tiba-tiba saja mereka disuruh keluar atau turun dari pesawat tersebut.
"Jadi diumumkan oleh awak pesawat bahwa semua jemaah umrah dari travel yang kami pakai ini diharapkan turun dari pesawat. Maka turunlah kami semua sambil mengambil koper di bagasi dan lain-lainnya," ulasnya lagi.
"Setelah turun dari pesawat itu, kami diberitahu oleh pegawai travel ini bahwa penerbangan ke Medan bisa dilanjutkan tetapi ke Madinah tidak bisa, karena tiket pesawat ke Madinah belum dipesan oleh perwakilan travel di Medan, yaitu ibu Anisa. Begitu juga dengan hotel di Makkah juga belum dipesan," ujarnya.
Pegawai travel umroh ini sudah mencoba untuk menghubungi Ibu Anisa yang berdomisili di Medan itu melalui smartphone miliknya. Namun tak ada satupun panggilan yang diangkat oleh Ibu Anisa.
"Karena sudah merasa sudah dirugikan waktu dan jika positif tidak bisa diberangkatkan, jemaah akan meminta dananya dikembalikan secara utuh sebesar Rp 21,5 juta per orangnya. Kita kasihan juga dengan ustadz pembimbingnya, mungkin dia sendiri pun juga korban dari perusahaan tempatnya bekerja," terangnya lagi.
"Namun demikian kami masih bersyukur kepada Allah yang sudah memberikan peringatan sejak awal sebelum tiba di Tanah Suci. Dengan rencana-Nya, kami batal diberangkatkan. Jika sudah berangkat, dan masalah baru muncul di Tanah Suci, itu akan sangat mengganggu ibadah kami," ucapnya.
Hingga berita ini dirilis, di kantor yang beralamat di Jalan Mawar ini, perwakilan manajemen Travel Umroh Madina Prima ini masih menerima keluhan para jamaah umroh yang gagal berangkat ke tanah suci.
"Saya mewakili Pak Amrizal meminta maaf kepada jamaah umrah yang batal berangkat. Namun perlu diketahui bersama, Madina Prima akan memberikan solusi terbaik. Pak Amrizal sebagai penanggung jawab travel umrah Madina Prima ini, akan terus mencari Ibuk Anisa, orang yang sudah sudah menerima uang untuk pemesanan tiket dan hotel para jamaah asal Duri ini," ujar Khairul Umam, yang menerima keluhan dan tuntutan jemaah umrah yang batal berangkat tersebut.
Mirisnya lagi, 49 jamaah umroh ini sudah duduk tenang di kursi pesawat yang akan berangkat ke Jeddah, Arab Saudi, melalui Bandara Kualanamu di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Dilansir dari laman goriau, salah satu jamaah umroh yang tak mau disebut namanya, ketika dikonfirmasi di rumahnya membenarkan masalah tersebut. Walaupun sangat sedih dan kecewa kerena telah gagal berangkat ke tanah suci pada jadwal yang sudah ditetapkan, Namun para jamaah umroh tersebut tak mau melaporkannya kepada pihak berwajib.
Diceritakan olehnya, Bahwa jadwal rombongan yang berangkat itu sudah disampaikan pada 4 Januari 2017 silam. Lalu dapat informasi lagi diundur keberangkatannya hingga tanggal 6 Januari 2017. Dan jamaah pun tidak berprasangka buruk ataupun curiga kepada pihak travel umroh.
"Informasi dari pihak travel, rencana keberangkatan rombongan dari Dumai-Malaka-Kuala Lumpur-Jeddah. Tetapi tanggal 7 Januari berubah lagi, dari Pekanbaru-Medan-Madinah. Makanya rombongan Duri berangkat Jumat (6/1/2017) sore dari Duri ke Pekanbaru," kata salah satu jamaah umroh, Senin (9/1/2016) malam.
Para jamaah Travel Umrah Madina Mandiri kemudian diinapkan di salah satu hotel. Begitu pagi tiba pun, hingga pukul 08.00 WIB, belum ada kabar dari pihak travel. Sekitar pukul 09.00 WIB, baru rombongan diberangkatkan ke bandara.
"Belum sampai di Bandara Sultan Syarif Kasim tu, mobil yang membawa jemaah ini putar balik langsung dan mengantar kami kembali ke hotel sampai menunggu kepastian. Sebab kata ustadz pembimbingnya ada perubahan jadwal. Barulah dapat kepastian sekitar pukul 21.00 WIB, bahwa besoknya (Minggu-8/1/2017) pukul 13.00 WIB, jemaah akan di berangkat ke Medan," ungkapnya.
Tidak hanya galau dengan jadwal yang tidak pasti tersebut, para jamaah umroh ini kembali di bingungkan oleh pihak maskapai penerbangan ketika seluruh jamaah sudah duduk di kursi pesawat, Tiba-tiba saja mereka disuruh keluar atau turun dari pesawat tersebut.
"Jadi diumumkan oleh awak pesawat bahwa semua jemaah umrah dari travel yang kami pakai ini diharapkan turun dari pesawat. Maka turunlah kami semua sambil mengambil koper di bagasi dan lain-lainnya," ulasnya lagi.
"Setelah turun dari pesawat itu, kami diberitahu oleh pegawai travel ini bahwa penerbangan ke Medan bisa dilanjutkan tetapi ke Madinah tidak bisa, karena tiket pesawat ke Madinah belum dipesan oleh perwakilan travel di Medan, yaitu ibu Anisa. Begitu juga dengan hotel di Makkah juga belum dipesan," ujarnya.
Pegawai travel umroh ini sudah mencoba untuk menghubungi Ibu Anisa yang berdomisili di Medan itu melalui smartphone miliknya. Namun tak ada satupun panggilan yang diangkat oleh Ibu Anisa.
"Karena sudah merasa sudah dirugikan waktu dan jika positif tidak bisa diberangkatkan, jemaah akan meminta dananya dikembalikan secara utuh sebesar Rp 21,5 juta per orangnya. Kita kasihan juga dengan ustadz pembimbingnya, mungkin dia sendiri pun juga korban dari perusahaan tempatnya bekerja," terangnya lagi.
"Namun demikian kami masih bersyukur kepada Allah yang sudah memberikan peringatan sejak awal sebelum tiba di Tanah Suci. Dengan rencana-Nya, kami batal diberangkatkan. Jika sudah berangkat, dan masalah baru muncul di Tanah Suci, itu akan sangat mengganggu ibadah kami," ucapnya.
Hingga berita ini dirilis, di kantor yang beralamat di Jalan Mawar ini, perwakilan manajemen Travel Umroh Madina Prima ini masih menerima keluhan para jamaah umroh yang gagal berangkat ke tanah suci.
"Saya mewakili Pak Amrizal meminta maaf kepada jamaah umrah yang batal berangkat. Namun perlu diketahui bersama, Madina Prima akan memberikan solusi terbaik. Pak Amrizal sebagai penanggung jawab travel umrah Madina Prima ini, akan terus mencari Ibuk Anisa, orang yang sudah sudah menerima uang untuk pemesanan tiket dan hotel para jamaah asal Duri ini," ujar Khairul Umam, yang menerima keluhan dan tuntutan jemaah umrah yang batal berangkat tersebut.