Hanya sekedar renungan untuk kita semua, khususnya buat muslimah yang ingin menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya.
Ketika masih gadis, "Duh, tiap hari harus masuk kuliah, Capek. Tugas mulu. Yang tidak kuliah sih enak,"
Ya itu memang sudah konsekuensi sebagai mahasiswa, salah satu kwajiban yang harus dikerjakan mahasiswa adalah ngerjain tugas. bukan hanya kamu aja yang seperti itu di dunia ini. Bersyukurlah kamu masih bisa kuliah. Jutaan manusia di luar sana bahkan lebih, jangankan buat kuliah yang biaya semesternya makin mahal, buat makan sehari-hari aja susah.
Ketika sudah menikah dan menjadi ibu rumah tangga, "Kerjaan enggak habis-habis. Habis ngurusin anak ngurusin rumah. Belum ngelayanin suami dan ngerjain tugas sendiri. Waktu 24 jam pun masih kurang. Enggak apa-apa deh, insyaallah surga, ya udah mau gimana lagi,"
Kalau enggak mau begitu ya jangan menikah. Toh yang ngerasain hal semacam itu enggak hanya kamu aja. Bersyukurlah sudah menikah. Di luar sana banyak wanita yang ingin menikah tapi belum juga satupun lelaki yang mau ngelamar.
Ini enggak mau, itu enggak mau. Dikit-dikit ngeluh, sambat. Kok enggak jauh beda sama anak Playgroup yang enggak jelas maunya apa. Padahal ini sudah dewasa.
Wajar jika sesekali mengeluh (yang tidak di sembarang tempat dan orang tentunya), namanya juga manusia. Tapi jika setiap detik dan setiap apa yang dilakukan dikeluhkan? Terus maunya apa?
Mengeluh dalam bentuk lain yang kadang tidak disadari juga bisa dalam model cerita bahwa yang bersangkutan sudah menyelesaikan ini dan itu di saat yang lain tidur atau istirahat. Kalau yang seperti ini jelas ingin mendapatkan pengakuan dari manusia yang tidak seberapa yang palingan hanya beberapa detik saja?
Jika kamu merasa menjadi orang paling sibuk dan menderita di dunia, lalu mereka yang saat ini sedang berada di daerah konflik yang enggak tahu apakah masih hidup atau enggak disebut apa?
Jika dirimu merasa paling kuat hanya karena yang lain tidur kamu sendiri yang bangun untuk ngelakuin ini dan itu, lalu orang-orang yang kerjanya bertaruh nyawa semisal pembersih kaca gedung bertingkat disebut apa?
Semoga hal-hal baik yang dilakukan tidak ternoda dengan hal-hal murahan seperti itu ya, Mari sama-sama intropeksi.
Allah Maha Melihat, Ia enggak pernah tidur dan pasti tahu kok walau orang lain enggak tahu.
Ketika masih gadis, "Duh, tiap hari harus masuk kuliah, Capek. Tugas mulu. Yang tidak kuliah sih enak,"
Ya itu memang sudah konsekuensi sebagai mahasiswa, salah satu kwajiban yang harus dikerjakan mahasiswa adalah ngerjain tugas. bukan hanya kamu aja yang seperti itu di dunia ini. Bersyukurlah kamu masih bisa kuliah. Jutaan manusia di luar sana bahkan lebih, jangankan buat kuliah yang biaya semesternya makin mahal, buat makan sehari-hari aja susah.
Ketika sudah menikah dan menjadi ibu rumah tangga, "Kerjaan enggak habis-habis. Habis ngurusin anak ngurusin rumah. Belum ngelayanin suami dan ngerjain tugas sendiri. Waktu 24 jam pun masih kurang. Enggak apa-apa deh, insyaallah surga, ya udah mau gimana lagi,"
Kalau enggak mau begitu ya jangan menikah. Toh yang ngerasain hal semacam itu enggak hanya kamu aja. Bersyukurlah sudah menikah. Di luar sana banyak wanita yang ingin menikah tapi belum juga satupun lelaki yang mau ngelamar.
Ini enggak mau, itu enggak mau. Dikit-dikit ngeluh, sambat. Kok enggak jauh beda sama anak Playgroup yang enggak jelas maunya apa. Padahal ini sudah dewasa.
Wajar jika sesekali mengeluh (yang tidak di sembarang tempat dan orang tentunya), namanya juga manusia. Tapi jika setiap detik dan setiap apa yang dilakukan dikeluhkan? Terus maunya apa?
Mengeluh dalam bentuk lain yang kadang tidak disadari juga bisa dalam model cerita bahwa yang bersangkutan sudah menyelesaikan ini dan itu di saat yang lain tidur atau istirahat. Kalau yang seperti ini jelas ingin mendapatkan pengakuan dari manusia yang tidak seberapa yang palingan hanya beberapa detik saja?
Jika kamu merasa menjadi orang paling sibuk dan menderita di dunia, lalu mereka yang saat ini sedang berada di daerah konflik yang enggak tahu apakah masih hidup atau enggak disebut apa?
Jika dirimu merasa paling kuat hanya karena yang lain tidur kamu sendiri yang bangun untuk ngelakuin ini dan itu, lalu orang-orang yang kerjanya bertaruh nyawa semisal pembersih kaca gedung bertingkat disebut apa?
Semoga hal-hal baik yang dilakukan tidak ternoda dengan hal-hal murahan seperti itu ya, Mari sama-sama intropeksi.
Allah Maha Melihat, Ia enggak pernah tidur dan pasti tahu kok walau orang lain enggak tahu.