Pemilik Sekolah Bela Allah yang bernama Siti Aisyah telah diamankan oleh pihak kepolisian setelah MUI NTB melaporkannya karena dianggap aliran sesat. Pada hari Senin (30/1), Aisyah kemudian menjalani pemeriksaan di Polda NTB dengan ditemani anaknya.
Meski mendapatkan sorotan kamera, ternyata Aisyah tampak begitu tenang dan tidak merasa terganggu. Bahkan sesekali ia melemparkan senyuman ke arah kamera.
Sebelumnya MUI NTB sendiri telah meminta Siti Aisyah untuk bertobat. Namun pemilik Sekolah Bela Allah tersebut hanya menjawab, “Saya hanya menyampaikan berita dari Allah, tidak ada yang salah.”
MUI pun menyatakan bahwa Aisyah telah murtad atau keluar dari agama Islam. Ternyata hal tersebut tidak membuatnya sedih. Bahkan dirinya menganggap orang yang berseberangan dengannya ada dalam pemahaman yang keliru. Baginya Al Qur’an adalah satu-satunya petunjuk bagi manusia.
Dengan demikian Siti Aisyah telah menolak bertaubat dan sangat bersemangat untuk menyebarkan paham ingkar sunahnya. Putranya yang berusia 20 tahunan pun setia menemani dan mengimani apa yang dilakukan ibunya.
Siti Aisyah sendiri menyebarkan paham tersebut dengan menggunakan teknologi informasi. Salah satunya adalah Fanspage Mengenal Al Qur’an yang terus menyebarkan ajaran sejak tahun 2013.
Selain Fanspage, Siti Aisyah juga membuat 3 website yang berbahasa Indonesia dan Inggris. Dalam tulisannya, Aisyah mengungkapkan kepada netizen bahwa hadist semuanya tidak bisa dipercaya dan shalat yang umum dilakukan umat muslim adalah salah.
Selain itu ia juga menganggap bahwa ulama adalah pengkhianat Allah dan Ustadz hanya membohongi umat Islam.
“Di dalam Al Qur’an semuanya jelas, ahli kitab yang menyembunyikan kebenaran,” ucap Aisyah, seperti yang dikutip dari Radar Lombok.
Awalnya Siti Aisyah sama seperti umat muslim lainnya. Namun di tahun 2013, ia mengalami kegelisahan dan memutuskan untuk membaca Al Qur’an terjemah.
“Terus ketika saya baca terjemah Al Qur’an, sudah jelas bahasa Allah bahwa Islam tidak mempersulit hamba-Nya. Kemudian ketika saya buka lagi Al Qur’an, dengan jelas disebutkan bahwa Al Qur’an diturunkan dengan bahasa yang mudah dimengerti,” ungkapnya.
Setelah terus melakukan riset dan kajian terhadap ayat Al Qur’an, keyakinannya semakin kuat bahwa semua ada dalam Qur’an dan tidak membutuhkan lagi hadist.
Tak hanya melalui media informasi dan sosial, Aisyah juga secara langsung menyebarkan brosur kepada sejumlah umat muslim. Salah satunya ketika hari Jumat (16/12/2016) dimana setelah umat muslim selesai melaksanakan shalat Jumat di Islamic Center Mataram, Aisyah langsung menyebarkan brosur sembari berkata, “Pengumuman dari Allah, pengumuman dari Allah.”
Setelah dilihat ternyata pengumuman dari Allah tersebut adalah ayat Al Qur’an dalam bahasa Indonesia berkaitan keadaan di neraka beserta penghuninya. Namun saat itu tidak ada yang menyadarinya karena sikap Aisyah yang ramah.
Pelaporan terhadap Siti Aisyah sendiri dilakukan oleh Zakaria Muhamad Idris setelah melakukan sejumlah investigasi. Dari hasilnya diketahui bahwa Aisyah penganut aliran ingkar sunah karena tidak percaya akan hadist nabi yang diriwayatkan oleh para ulama.
“Dia malah jawab memang kalau benar hadist riwayat Bukhari Muslim tersebut hoax karena perkataan nabi yang asli katanya ada di surat Muhammad dan yang lainnya hanya hoax,” ucap Zakaria.
Ketika ditanyakan tentang tata cara shalat yang tidak ada dalam Al Qur’an dan hanya ada dalam hadist, Aisyah justru enggan menjawab dan tidak mau berdebat.
“Tapi dia tetap tidak mau menjawab dan mengatakan bahwa dia tidak mau berdebat karena nanti dia akan menangis lantaran saya dikira sudah menyerangnya,” tambah Zakaria.
Disebutkan oleh Zakaria bahwa di dalam ruko tersebut tampak sejumlah keanehan seperti sebuah tulisan yang jika terus diperhatikan bisa membuat orang serasa dihipnotis. Selain itu, Aisyah hanya menggunakan teks Indonesia saja dan salam yang berbeda dengan umumnya.
“Ketika baru datang sambutannya Salamun Alaikum bukan Assalamu’alaikum. Mereka juga tidak percaya hadist karena dianggap pemecah belah umat. Kita curiga bahwa ini adalah aliran ingkar sunnah,” pungkasnya.
Meski mendapatkan sorotan kamera, ternyata Aisyah tampak begitu tenang dan tidak merasa terganggu. Bahkan sesekali ia melemparkan senyuman ke arah kamera.
Siti Aisyah enggan bertaubat meski tidak percaya dengan hadist Nabi (Radarlombok.com) |
MUI pun menyatakan bahwa Aisyah telah murtad atau keluar dari agama Islam. Ternyata hal tersebut tidak membuatnya sedih. Bahkan dirinya menganggap orang yang berseberangan dengannya ada dalam pemahaman yang keliru. Baginya Al Qur’an adalah satu-satunya petunjuk bagi manusia.
Dengan demikian Siti Aisyah telah menolak bertaubat dan sangat bersemangat untuk menyebarkan paham ingkar sunahnya. Putranya yang berusia 20 tahunan pun setia menemani dan mengimani apa yang dilakukan ibunya.
Siti Aisyah sendiri menyebarkan paham tersebut dengan menggunakan teknologi informasi. Salah satunya adalah Fanspage Mengenal Al Qur’an yang terus menyebarkan ajaran sejak tahun 2013.
Selain Fanspage, Siti Aisyah juga membuat 3 website yang berbahasa Indonesia dan Inggris. Dalam tulisannya, Aisyah mengungkapkan kepada netizen bahwa hadist semuanya tidak bisa dipercaya dan shalat yang umum dilakukan umat muslim adalah salah.
Selain itu ia juga menganggap bahwa ulama adalah pengkhianat Allah dan Ustadz hanya membohongi umat Islam.
“Di dalam Al Qur’an semuanya jelas, ahli kitab yang menyembunyikan kebenaran,” ucap Aisyah, seperti yang dikutip dari Radar Lombok.
Awalnya Siti Aisyah sama seperti umat muslim lainnya. Namun di tahun 2013, ia mengalami kegelisahan dan memutuskan untuk membaca Al Qur’an terjemah.
“Terus ketika saya baca terjemah Al Qur’an, sudah jelas bahasa Allah bahwa Islam tidak mempersulit hamba-Nya. Kemudian ketika saya buka lagi Al Qur’an, dengan jelas disebutkan bahwa Al Qur’an diturunkan dengan bahasa yang mudah dimengerti,” ungkapnya.
Setelah terus melakukan riset dan kajian terhadap ayat Al Qur’an, keyakinannya semakin kuat bahwa semua ada dalam Qur’an dan tidak membutuhkan lagi hadist.
Tak hanya melalui media informasi dan sosial, Aisyah juga secara langsung menyebarkan brosur kepada sejumlah umat muslim. Salah satunya ketika hari Jumat (16/12/2016) dimana setelah umat muslim selesai melaksanakan shalat Jumat di Islamic Center Mataram, Aisyah langsung menyebarkan brosur sembari berkata, “Pengumuman dari Allah, pengumuman dari Allah.”
Setelah dilihat ternyata pengumuman dari Allah tersebut adalah ayat Al Qur’an dalam bahasa Indonesia berkaitan keadaan di neraka beserta penghuninya. Namun saat itu tidak ada yang menyadarinya karena sikap Aisyah yang ramah.
Pelaporan terhadap Siti Aisyah sendiri dilakukan oleh Zakaria Muhamad Idris setelah melakukan sejumlah investigasi. Dari hasilnya diketahui bahwa Aisyah penganut aliran ingkar sunah karena tidak percaya akan hadist nabi yang diriwayatkan oleh para ulama.
“Dia malah jawab memang kalau benar hadist riwayat Bukhari Muslim tersebut hoax karena perkataan nabi yang asli katanya ada di surat Muhammad dan yang lainnya hanya hoax,” ucap Zakaria.
Ketika ditanyakan tentang tata cara shalat yang tidak ada dalam Al Qur’an dan hanya ada dalam hadist, Aisyah justru enggan menjawab dan tidak mau berdebat.
“Tapi dia tetap tidak mau menjawab dan mengatakan bahwa dia tidak mau berdebat karena nanti dia akan menangis lantaran saya dikira sudah menyerangnya,” tambah Zakaria.
Disebutkan oleh Zakaria bahwa di dalam ruko tersebut tampak sejumlah keanehan seperti sebuah tulisan yang jika terus diperhatikan bisa membuat orang serasa dihipnotis. Selain itu, Aisyah hanya menggunakan teks Indonesia saja dan salam yang berbeda dengan umumnya.
“Ketika baru datang sambutannya Salamun Alaikum bukan Assalamu’alaikum. Mereka juga tidak percaya hadist karena dianggap pemecah belah umat. Kita curiga bahwa ini adalah aliran ingkar sunnah,” pungkasnya.
Baca Juga: Dinilai Ajarkan Aliran Sesat, Wanita Pendiri ‘Sekolah Bela Allah’ Ini Diamankan Kepolisian