Siapa yang tidak kenal dengan Maher Zain? Hampir semua umat muslim di Indonesia mengenal sosok musisi luar negeri yang melantunkan berbagai tembang Islami dalam berbagai bahasa tersebut. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa ternyata Maher Zain merupakan seorang mualaf.
Lahir dengan nama lengkap Maher Mustafa Maher Zain, mualaf berwajah tampan ini merupakan seorang penulis lagu sekaligus produser musik. Pria asal Swedia berdarah Lebanon itu pun berhasil mengangkat kembali lagu Islami sehingga banyak diminati oleh berbagai kalangan.
Maher Zain sendiri baru pindah ke swedia pada usia 8 tahun dan berpendidikan terakhir sebagai seorang sarjana teknik penerbangan. Setelah lulus, ia kemudian bekerja di industri musik bersama dengan Nadir Khayat (RedOne) pada tahun 2005.
Saat RedOne pindah lokasi ke Amerika, Maher juga ikut ke Amerika dan menjadi produser rekaman seorang penyanyi R&B Amerika bernama Kat DeLuna.
Setelah beberapa lama, di tahun 2009 Maher Zain kemudian memutuskan untuk kembali ke Swedia dan bekerjasama dengan perusahaan musik islam Awakening Records hingga sekarang ini.
Dari keterangan Maher Zain, dirinya mengenal Islam dan memutuskan menjadi mualaf pada tahun 2007, tepatnya di bulan Ramadhan.
“Sebelumnya saya sangat tersesat dan serba bingung. Saya mulai mempertanyakan hal-hal seperti kenapa kita ada di dunia ini? Apa yang harus kita lakukan di sini? Apa tujuan kita hidup?” tuturnya.
“Saya juga banyak berpikir tentang kematian, tentang kehilangan orang tua dan saudara-saudara. Banyak sekali pikiran gila yang berkecamuk di benak saya, dan saya yakin banyak juga orang yang mengalami hal seperti ini.
Ditambah lagi saat itu saya berada di lingkungan yang buruk, dikelilingi teman-teman yang buruk pula. Alhamdulillah setelah saya memutuskan untuk memeluk Islam, saya mulai mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Sedikit demi sedikit saya mulai memahami.” lanjutnya
Setelah menjadi seorang muslim, Maher Zain mendapatkan kesadaran bahwa banyak yang harus ia bagikan kepada anak muda, terutama berupa nilai-nilai Islam.
“Setelah saya memeluk Islam, saya sadar bahwa banyak sekali yang bisa saya bagikan kepada anak-anak muda seusia saya dan yang berada di situasi yang sama dengan saya. Saya ingin bisa menginspirasi mereka. Karena itulah akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan industri musik pop dan memilih jalan ini,” ujarnya lagi.
Maher Zain pun mengaku sebagai orang yang religius. Karena sesungguhnya religius yang dimaksudnya adalah senantiasa menunaikan apa yang menjadi kewajiban muslim seperti shalat dan puasa. Tak hanya itu saja ia juga merasa Islam adalah jalan hidupnya.
“Tapi apa sih definisi religius itu? Shalat, puasa, tentu saya jalankan. Tapi bagi saya Islam adalah jalan hidup. Bukan sesuatu yang saya jalankan sebagai sampingan. Islam is the way I’m living. Berbuat baiklah pada sesama, hormati semua orang, jangan pernah sakiti orang tuamu bahkan dengan satu kata, apa pun yang diajarkan Islam, semuanya adalah hal yang baik. This is what Islam is for me and I’m trying to live it everyday,” ujar Maher.
Meski kini ia tinggal di Swedia yang notabene umat muslimnya masih sedikit, namun Maher Zain tetap bersyukur karena sudah mulai banyak anak muda yang memberikan gambaran tentang Islam yang sebenarnya.
“Tapi alhamdulillah Islam sudah mulai berkembang di Swedia. Anak-anak muda muslim di sana sudah bisa memberi gambaran seperti apa Islam yang sesungguhnya dan orang-orang di sana pun sudah bisa melihatnya. Tentunya masih ada yang berpandangan negatif, tapi kami berusaha selalu mentolerir,” pungkasnya.
Lahir dengan nama lengkap Maher Mustafa Maher Zain, mualaf berwajah tampan ini merupakan seorang penulis lagu sekaligus produser musik. Pria asal Swedia berdarah Lebanon itu pun berhasil mengangkat kembali lagu Islami sehingga banyak diminati oleh berbagai kalangan.
Maher Zain sendiri baru pindah ke swedia pada usia 8 tahun dan berpendidikan terakhir sebagai seorang sarjana teknik penerbangan. Setelah lulus, ia kemudian bekerja di industri musik bersama dengan Nadir Khayat (RedOne) pada tahun 2005.
Saat RedOne pindah lokasi ke Amerika, Maher juga ikut ke Amerika dan menjadi produser rekaman seorang penyanyi R&B Amerika bernama Kat DeLuna.
Setelah beberapa lama, di tahun 2009 Maher Zain kemudian memutuskan untuk kembali ke Swedia dan bekerjasama dengan perusahaan musik islam Awakening Records hingga sekarang ini.
Dari keterangan Maher Zain, dirinya mengenal Islam dan memutuskan menjadi mualaf pada tahun 2007, tepatnya di bulan Ramadhan.
“Sebelumnya saya sangat tersesat dan serba bingung. Saya mulai mempertanyakan hal-hal seperti kenapa kita ada di dunia ini? Apa yang harus kita lakukan di sini? Apa tujuan kita hidup?” tuturnya.
“Saya juga banyak berpikir tentang kematian, tentang kehilangan orang tua dan saudara-saudara. Banyak sekali pikiran gila yang berkecamuk di benak saya, dan saya yakin banyak juga orang yang mengalami hal seperti ini.
Ditambah lagi saat itu saya berada di lingkungan yang buruk, dikelilingi teman-teman yang buruk pula. Alhamdulillah setelah saya memutuskan untuk memeluk Islam, saya mulai mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Sedikit demi sedikit saya mulai memahami.” lanjutnya
Setelah menjadi seorang muslim, Maher Zain mendapatkan kesadaran bahwa banyak yang harus ia bagikan kepada anak muda, terutama berupa nilai-nilai Islam.
“Setelah saya memeluk Islam, saya sadar bahwa banyak sekali yang bisa saya bagikan kepada anak-anak muda seusia saya dan yang berada di situasi yang sama dengan saya. Saya ingin bisa menginspirasi mereka. Karena itulah akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan industri musik pop dan memilih jalan ini,” ujarnya lagi.
Maher Zain pun mengaku sebagai orang yang religius. Karena sesungguhnya religius yang dimaksudnya adalah senantiasa menunaikan apa yang menjadi kewajiban muslim seperti shalat dan puasa. Tak hanya itu saja ia juga merasa Islam adalah jalan hidupnya.
“Tapi apa sih definisi religius itu? Shalat, puasa, tentu saya jalankan. Tapi bagi saya Islam adalah jalan hidup. Bukan sesuatu yang saya jalankan sebagai sampingan. Islam is the way I’m living. Berbuat baiklah pada sesama, hormati semua orang, jangan pernah sakiti orang tuamu bahkan dengan satu kata, apa pun yang diajarkan Islam, semuanya adalah hal yang baik. This is what Islam is for me and I’m trying to live it everyday,” ujar Maher.
Meski kini ia tinggal di Swedia yang notabene umat muslimnya masih sedikit, namun Maher Zain tetap bersyukur karena sudah mulai banyak anak muda yang memberikan gambaran tentang Islam yang sebenarnya.
“Tapi alhamdulillah Islam sudah mulai berkembang di Swedia. Anak-anak muda muslim di sana sudah bisa memberi gambaran seperti apa Islam yang sesungguhnya dan orang-orang di sana pun sudah bisa melihatnya. Tentunya masih ada yang berpandangan negatif, tapi kami berusaha selalu mentolerir,” pungkasnya.
Baca Juga: Menjadi Mualaf, Marcell Siahaan Lebih Banyak Belajar Dan Bisa Berkomunikasi Dengan Banyak Orang