Aksi Super Damai Bela Islam III atau Aksi 212 yang dihelat di Monas Jakarta pada Jum'at (2/12/16) kembali mendapatkan apresiasi dari salah satu Musisi Nasional, Iwan Fals. Musisi yang beken dengan 'Bento' ini mengaku lega setelah menyaksikan Aksi 212 di Monas hingga akhir.
"Luar biasa, saya harus mengatakan ini dan saya lega. Gelombang cinta, gelombang kesadaran merobek langit yang mendung menyongsong hari esok yang lebih baik." tutur Iwan Fals dalam wawancara dengan Tiga Rambu di website resminya iwanfals.
Musisi yang terkenal vokal dengan penguasa di masa Orde Baru ini juga menegaskan bahwa masyarakat Indonesia bukanlah masyarakat yang bodoh. Melainkan terdidik dan dewasa.
"Bohong kalau masyarakat Indonesia bodoh. Bohong kalau masyarakat kita nggak dewasa." lanjut Iwan Fals.
Hal ini ditandai dengan dihargainya keragaman di Indonesia. Perbedaan suku, agama, dan ras serta antargolongan adalah keniscayaan. Namun, kebenaran harus dijunjung. Tidak boleh ada tindakan nista kepada siapa pun atau agama apa pun.
Iwan juga menegaskan perasaannya saat menyaksikan jutaan kaum Muslimin dan masyarakat Indonesia yang membanjiri Monas dan sekitarnya. Selain merasa lega karena di Monas lagu Indonesia Raya berkumandang, Iwan juga mengaku merinding dan takjub.
"Soal jutaan manusia kemarin di Monas 212, saya merinding, takjub, dan Alhamdulillah. Saya nggak ada beban lagi. Indonesia Raya sudah dinyanyikan lebih banyak dari Bangladesh, walaupun 1 stanza." terang Iwan.
Iwan menilai bahwa aksi 212 adalah Kelas Besar dan Pembelajaran yang penuh hikmah, ia berharap agar rakyat Indonesia makin berani berjuang untuk membongkar praktik ketidakadilan.
“Saya menyaksikan sebuah pertunjukan tentang kesabaran. Begitu banyaknya orang hebat, orang sabar. Syarat kemenangan adalah menaklukan diri sendiri karena musuh kita adalah diri kita sendiri. Selamat berjuang kawan, bongkar. Ini menunjukan makin cerdas, makin hebat dan latihan sabar agar lebih kuat. Dan sebagai muslim saya percaya dengan Rukun Iman tentang takdir baik takdir buruk.”
Iwan Fals Pergi Haji |
"Luar biasa, saya harus mengatakan ini dan saya lega. Gelombang cinta, gelombang kesadaran merobek langit yang mendung menyongsong hari esok yang lebih baik." tutur Iwan Fals dalam wawancara dengan Tiga Rambu di website resminya iwanfals.
Musisi yang terkenal vokal dengan penguasa di masa Orde Baru ini juga menegaskan bahwa masyarakat Indonesia bukanlah masyarakat yang bodoh. Melainkan terdidik dan dewasa.
"Bohong kalau masyarakat Indonesia bodoh. Bohong kalau masyarakat kita nggak dewasa." lanjut Iwan Fals.
Hal ini ditandai dengan dihargainya keragaman di Indonesia. Perbedaan suku, agama, dan ras serta antargolongan adalah keniscayaan. Namun, kebenaran harus dijunjung. Tidak boleh ada tindakan nista kepada siapa pun atau agama apa pun.
Iwan juga menegaskan perasaannya saat menyaksikan jutaan kaum Muslimin dan masyarakat Indonesia yang membanjiri Monas dan sekitarnya. Selain merasa lega karena di Monas lagu Indonesia Raya berkumandang, Iwan juga mengaku merinding dan takjub.
"Soal jutaan manusia kemarin di Monas 212, saya merinding, takjub, dan Alhamdulillah. Saya nggak ada beban lagi. Indonesia Raya sudah dinyanyikan lebih banyak dari Bangladesh, walaupun 1 stanza." terang Iwan.
Iwan menilai bahwa aksi 212 adalah Kelas Besar dan Pembelajaran yang penuh hikmah, ia berharap agar rakyat Indonesia makin berani berjuang untuk membongkar praktik ketidakadilan.
“Saya menyaksikan sebuah pertunjukan tentang kesabaran. Begitu banyaknya orang hebat, orang sabar. Syarat kemenangan adalah menaklukan diri sendiri karena musuh kita adalah diri kita sendiri. Selamat berjuang kawan, bongkar. Ini menunjukan makin cerdas, makin hebat dan latihan sabar agar lebih kuat. Dan sebagai muslim saya percaya dengan Rukun Iman tentang takdir baik takdir buruk.”