Sudah sepatutnya manusia bersyukur atas kesehatan yang telah Allah beri karena ada sebagian dari kita justru mendapatkan ujian yang cukup berat namun tetap bersyukur dan menjalankan kewajiban kepada Allah.
Salah satunya adalah seorang bocah perempuan bernama Amanda Syaharani (11 tahun) yang tetap ceria saat bermain layaknya anak-anak seusianya. Selain itu ia juga sesekali tersenyum kepada setiap orang yang ditemuinya di rumah.
Memang Amanda sedang berusaha menjalani kehidupan normal seperti layaknya anak-anak lain. Ini karena bocah tersebut menderita kelainan kulit sejak lahir. Hal itu pun membuat kondisi fisik Amanda berbeda dengan anak-anak lainnya. Penyakit tersebut telah membuat kulitnya mengeras, pecah-pecah dan mengelupas hingga tampak bersisik layaknya kulit ular.
Penyakit itu menjalar di seluruh bagian tubuhnya mulai dari wajah, tangan, badan hingga telapak kaki. Selain itu matanya pun memerah dan rambutnya mengalami kerontokan.
Amanda awalnya malu jika ada orang lain yang ingin bertemu dengannya. Namun dengan bujukan dari sang nenek, akhirnya ia mau menemui orang-orang yang ingin melihat kondisinya.
Kondisi yang diderita Amanda juga membuatnya merasa kepanasan dan gatal di seluruh tubuh. Amanda yang awalnya diam kemudian berusaha mengipaskan jaketnya perlahan-lahan dengan dibantu oleh sang nenek.
"Amanda adalah putri dari anak angkat saya. Amanda sudah tinggal bersama saya sejak usia 1 tahun, sekarang ibunya tidak tahu di mana. Tidak ada kabar, pernah sih pulang sekali waktu Amanda usia 2 tahun, sedangkan ayahnya sudah meninggal," kata nenek Amanda, Rohana, seperti yang dikutip dari Tribun, Rabu (7/12/2016).
Dituturkan oleh Rohana bahwa penyakit misterius tersebut sudah dialami oleh Amanda sejak bayi. Kulitnya akan langsung mengelupas, mengeras dan ketika cuaca panas, tubuhnya akan merasa gatal.
Dari keterangan dokter, penyakit yang dialami oleh Amanda merupakan kelainan genetik atau penyakit bawaan. Rohana yang merawat Amanda pun hanya bisa pasrah dengan kondisi cucunya tersebut.
Diketahui bahwa saat Amanda lahir, ia langsung mendapatkan perawatan lantaran kulitnya memerah dan terbungkus selaput. Karena kondisinya itu, Amanda harus menjalani perawatan selama satu bulan. Setelah itu ia harus menjalani rawat jalan setiap bulannya.
Meski sudah mendapatkan penanganan dari dokter spesialis kulit, belum ada obat yang bisa membantu kesembuhan sang cucu.
"Lama lama saya capek juga, obat selalu diambil setiap bulan, Dinas Kesehatan juga sudah pernah ke sini. Bahkan ada dokter Jepang yang datang ke sini, tapi tidak ada perubahan juga, malah tambah parah. Saya lakukan saat ini hanya melakukan perawatan seadanya, setiap hari diolesi minyak zaitun," ungkap Rohana.
Namun Rohana cukup bahagia karena Amanda tidak rewel dan tidak minder atau rendah diri, meski sering dijauhi oleh anak-anak seumurannya.
"Ia berkeinginan keras tetap sekolah, tidak minder, sekarang kegiatannya sekolah dan mengaji, bahkan mengajinya sudah hampir khatam, tinggal dua juz lagi," katanya.
Melihat kondisi Amanda yang memprihatinkan, Direktur RSUD Balikpapan drg Dyah Muryani mengangkat Amanda sebagai anaknya.
"Saya sudah kenal Amanda sejak masih balita, saat itu saya masih di DKK Kota Balikpapan," katanya.
Ia pun sesekali mengunjungi Amanda dan neneknya saat libur sekolah, puasa ataupun lebaran.
Menurut drg Dyah, penyakit yang diderita Amanda bukanlah penyakit menular karena merupakan bawaan genetik saja. Selain itu penyakit tersebut juga tidak mempengaruhi usia harapan hidup.
Namun hal itu hanya mengganggu hubungan Amanda dengan orang-orang di sekitarnya sehingga dukungan orang-orang sekitarnya sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang Amanda.
Salah satunya adalah seorang bocah perempuan bernama Amanda Syaharani (11 tahun) yang tetap ceria saat bermain layaknya anak-anak seusianya. Selain itu ia juga sesekali tersenyum kepada setiap orang yang ditemuinya di rumah.
Amanda bersama dengan neneknya (Tribun Kaltim) |
Penyakit itu menjalar di seluruh bagian tubuhnya mulai dari wajah, tangan, badan hingga telapak kaki. Selain itu matanya pun memerah dan rambutnya mengalami kerontokan.
Amanda awalnya malu jika ada orang lain yang ingin bertemu dengannya. Namun dengan bujukan dari sang nenek, akhirnya ia mau menemui orang-orang yang ingin melihat kondisinya.
Kondisi yang diderita Amanda juga membuatnya merasa kepanasan dan gatal di seluruh tubuh. Amanda yang awalnya diam kemudian berusaha mengipaskan jaketnya perlahan-lahan dengan dibantu oleh sang nenek.
"Amanda adalah putri dari anak angkat saya. Amanda sudah tinggal bersama saya sejak usia 1 tahun, sekarang ibunya tidak tahu di mana. Tidak ada kabar, pernah sih pulang sekali waktu Amanda usia 2 tahun, sedangkan ayahnya sudah meninggal," kata nenek Amanda, Rohana, seperti yang dikutip dari Tribun, Rabu (7/12/2016).
Dituturkan oleh Rohana bahwa penyakit misterius tersebut sudah dialami oleh Amanda sejak bayi. Kulitnya akan langsung mengelupas, mengeras dan ketika cuaca panas, tubuhnya akan merasa gatal.
Dari keterangan dokter, penyakit yang dialami oleh Amanda merupakan kelainan genetik atau penyakit bawaan. Rohana yang merawat Amanda pun hanya bisa pasrah dengan kondisi cucunya tersebut.
Diketahui bahwa saat Amanda lahir, ia langsung mendapatkan perawatan lantaran kulitnya memerah dan terbungkus selaput. Karena kondisinya itu, Amanda harus menjalani perawatan selama satu bulan. Setelah itu ia harus menjalani rawat jalan setiap bulannya.
Meski sudah mendapatkan penanganan dari dokter spesialis kulit, belum ada obat yang bisa membantu kesembuhan sang cucu.
"Lama lama saya capek juga, obat selalu diambil setiap bulan, Dinas Kesehatan juga sudah pernah ke sini. Bahkan ada dokter Jepang yang datang ke sini, tapi tidak ada perubahan juga, malah tambah parah. Saya lakukan saat ini hanya melakukan perawatan seadanya, setiap hari diolesi minyak zaitun," ungkap Rohana.
Namun Rohana cukup bahagia karena Amanda tidak rewel dan tidak minder atau rendah diri, meski sering dijauhi oleh anak-anak seumurannya.
"Ia berkeinginan keras tetap sekolah, tidak minder, sekarang kegiatannya sekolah dan mengaji, bahkan mengajinya sudah hampir khatam, tinggal dua juz lagi," katanya.
Melihat kondisi Amanda yang memprihatinkan, Direktur RSUD Balikpapan drg Dyah Muryani mengangkat Amanda sebagai anaknya.
"Saya sudah kenal Amanda sejak masih balita, saat itu saya masih di DKK Kota Balikpapan," katanya.
Ia pun sesekali mengunjungi Amanda dan neneknya saat libur sekolah, puasa ataupun lebaran.
Menurut drg Dyah, penyakit yang diderita Amanda bukanlah penyakit menular karena merupakan bawaan genetik saja. Selain itu penyakit tersebut juga tidak mempengaruhi usia harapan hidup.
Namun hal itu hanya mengganggu hubungan Amanda dengan orang-orang di sekitarnya sehingga dukungan orang-orang sekitarnya sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang Amanda.
Baca Juga: Meski Memiliki Kelainan Kulit, Pria Ini Tetap Bersyukur Dan Rajin Sholat