Hidup berdampingan dengan orang yang berbeda agama bukan hanya terjadi di Indonesia yang berbhineka tunggal ika saja, namun juga telah terjadi sejak zaman Rasullah. Saat itu umat muslim dan non muslim tetap rukun dan saling menghormati. Namun dalam segi akidah maupun ibadah, maka sangat jelas perintah Allah dalam Surat Al Kafirun yang berisi tidak mencampur adukkan keyakinan yang satu dengan lainnya.
Bagi umat Islam, shalawat merupakan salah satu bagian dari ibadah yang juga Allah cantumkan dalam kitab suci-Nya. Sementara bagi nasrani, natal menjadi ibadah yang dilakukan setiap bulan Desember menurut keyakinan mereka. Lantas bagaimana jadinya jika shalawat dan lagu natal digabungkan?
Demikianlah yang terjadi di Gedung DPRD Sulawesi Utara pada hari Sabtu (10/12/2016). Dilansir dari Viva bahwa saat itu shalawat dibawakan oleh Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) Taufik Bilfalqih. Namun pada pertengahan lagu, Ketua Lesbumi tersebut menggabungkannya dengan lagu natal berjudul Gloria yang syairnya digubah dalam bahasa arab. Bahkan sebagai pengiringnya, ditabuhlah rebana oleh beberapa orang.
Apa yang dilakukan oleh Taufik Bilfalqih tersebut disambut meriah oleh mereka yang hadir saat itu di gedung DPRD. Bahkan mereka pun ikut bernyanyi sembari berdiri.
Dituturkan oleh Taufik bahwa dirinya berani melakukan hal tersebut karena berada di Sulawesi Utara yang dikenal akan kerukunan umatnya.
“Saya tahu kerukunan umat beragama di Sulut luar biasa, jadi berani membuat lagu ini. Kalau di tempat lain takut buat lagu ini," ucap Taufik seperti dikutip dari Viva, Ahad (11/12/2016).
Namun berkebalikan dengan keadaan di ruang DPRD, netizen justru mengecam tindakan tersebut dan ramai diperbincangkan di media sosial. Mereka pun menyebutkan bahwa itu merupakan toleransi yang kebablasan.
Baca Juga:
Festival keragaman digelar di Sulawesi Utara (Agustinus Hari/Viva.co.id) |
Demikianlah yang terjadi di Gedung DPRD Sulawesi Utara pada hari Sabtu (10/12/2016). Dilansir dari Viva bahwa saat itu shalawat dibawakan oleh Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) Taufik Bilfalqih. Namun pada pertengahan lagu, Ketua Lesbumi tersebut menggabungkannya dengan lagu natal berjudul Gloria yang syairnya digubah dalam bahasa arab. Bahkan sebagai pengiringnya, ditabuhlah rebana oleh beberapa orang.
Apa yang dilakukan oleh Taufik Bilfalqih tersebut disambut meriah oleh mereka yang hadir saat itu di gedung DPRD. Bahkan mereka pun ikut bernyanyi sembari berdiri.
Dituturkan oleh Taufik bahwa dirinya berani melakukan hal tersebut karena berada di Sulawesi Utara yang dikenal akan kerukunan umatnya.
“Saya tahu kerukunan umat beragama di Sulut luar biasa, jadi berani membuat lagu ini. Kalau di tempat lain takut buat lagu ini," ucap Taufik seperti dikutip dari Viva, Ahad (11/12/2016).
Namun berkebalikan dengan keadaan di ruang DPRD, netizen justru mengecam tindakan tersebut dan ramai diperbincangkan di media sosial. Mereka pun menyebutkan bahwa itu merupakan toleransi yang kebablasan.
Baca Juga:
- Setelah Adzan Diiringi Lagu Natal, Kini Muncul Tim Rebana Bersholawat Di Gereja
- Di Gereja, Mahasiswa UIN Juga Sholat, Bahkan Nangis Saat Pendeta Bersholawat
- Berdalih Mengatasnamakan Toleransi, Ustad Ini Jemput Kayu Salib Dan Bahkan Mampir Di Mushola