Pekerjaan istri di rumah seperti mencuci, menyapu, memasak, mengepel sampai merawat dan mendidik anak terkadang dianggap enteng oleh suami. Padahal pekerjaan tersebut sangat berat, dikerjakan 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Di pagi hari, istri harus bergegas bangun menyiapkan sarapan untuk suami juga anaknya. Setelah suami dan anak meninggalkan rumah untuk beraktivitas istri harus membersihkan rumah sampai bersih, mencuci semua baju suami dan anak dan seabrek pekerjaan rumah lainnya.
Sore hari istri senantiasa menemani anaknya mengerjakan PR sekolah. Menyiapkan makan malam dan belum lagi melayani suami. Pekerjaan ini dilakukan setiap hari 24 jam. Terkadang kejenuhan sering menghinggapi para istri. Belum lagi jika uang belanja yang dikasih suami tidak mencukupi dalam sebulan dan ada kebutuhan mendadak yang sangat penting.
Seorang istri selalu dituntut untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah hingga bersih dan rapi. Bahkan kita sering melihat para istri harus tidur larut malam dan bangun lebih awal supaya pekerjaannya bisa cepat selesai.
Lalu bagaimana jika suami mengeluhkan tentang pekerjaan istri dirumah?
Jika ada suami bertanya, "Ma, ini rumah kok bau apek sih, nggak pernah dibersihin ya?" atau "dirumah gak ngapa-ngapain kok rumah masih berantakan sih?".
Pertanyaan seperti diatas kerap dilontarkan suami saat bercanda atau serius. Padahal realitanya pekerjaan rumah istri lebih berat daripada pekerjaan suami.
Suami bekerja pagi hingga sore. Setelah itu para suami pulang dan beristirahat dirumah. sedangkan istri bekerja dari pagi sampai pagi lagi, belum lagi jika anak sedang rewel atau sakit pasti tidur tidak akan nyenyak.
Selain itu istri juga harus membagi waktu agar pekerjaan rumah bisa selesai tepat pada waktunya. Belanja ke pasar, memasak, menyapu, mengepel, mencuci, Itu semua belum selesai harus melakukan pekerjaan rumah lain yang tak bisa disebutkan satu persatu. Setelah itu menyiapkan makanan, sungguh pekerjaan istri it sangat berat dan tak bisa disepelekan.
Lalu bagaimana jika suami masih menanyakan pertanyaan seperti diatas?
Ketahuilah wahai para suami, sesungguhnya istrimu sudah berbaik hati membantu pekerjaanmu di rumah. Memasak, mengepel, mencuci, menyetrika bahkan mendidik anakmu tanpa kenal lelah. Dan mereka pun tidak pernah meremehkan pekerjaanmu di kantor.
Bahkan istrimu dengan sabar berusaha untuk membantu menyelesaikan pekerjaan kantormu. Jadi sudah semestinya kamu sebagai kepala keluarga berlaku adil dan bijak.
Bagaimana caranya? Salah satunya dengan memahami segala keterbatasan istri dalam mengurus rumah. Berusahalah untuk membantu pekerjaan istrimu. Dan jangan lupa ucapkan terima kasih karena sudah meringankan pekerjaanmu.
Ingatlah, Bahwa istrimu tak pernah meminta imbalan apapun darimu. Yang diharapkan hanya kebahagiaan dalam rumah tangga meskipun untuk mengurus suami dan anaknya dia sampai lupa merawat diri sendiri.
Semoga para suami bisa memahami dan tidak lagi memandang sebelah mata pekerjaan istri di rumah.
Di pagi hari, istri harus bergegas bangun menyiapkan sarapan untuk suami juga anaknya. Setelah suami dan anak meninggalkan rumah untuk beraktivitas istri harus membersihkan rumah sampai bersih, mencuci semua baju suami dan anak dan seabrek pekerjaan rumah lainnya.
Sore hari istri senantiasa menemani anaknya mengerjakan PR sekolah. Menyiapkan makan malam dan belum lagi melayani suami. Pekerjaan ini dilakukan setiap hari 24 jam. Terkadang kejenuhan sering menghinggapi para istri. Belum lagi jika uang belanja yang dikasih suami tidak mencukupi dalam sebulan dan ada kebutuhan mendadak yang sangat penting.
Seorang istri selalu dituntut untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah hingga bersih dan rapi. Bahkan kita sering melihat para istri harus tidur larut malam dan bangun lebih awal supaya pekerjaannya bisa cepat selesai.
Lalu bagaimana jika suami mengeluhkan tentang pekerjaan istri dirumah?
Jika ada suami bertanya, "Ma, ini rumah kok bau apek sih, nggak pernah dibersihin ya?" atau "dirumah gak ngapa-ngapain kok rumah masih berantakan sih?".
Pertanyaan seperti diatas kerap dilontarkan suami saat bercanda atau serius. Padahal realitanya pekerjaan rumah istri lebih berat daripada pekerjaan suami.
Suami bekerja pagi hingga sore. Setelah itu para suami pulang dan beristirahat dirumah. sedangkan istri bekerja dari pagi sampai pagi lagi, belum lagi jika anak sedang rewel atau sakit pasti tidur tidak akan nyenyak.
Selain itu istri juga harus membagi waktu agar pekerjaan rumah bisa selesai tepat pada waktunya. Belanja ke pasar, memasak, menyapu, mengepel, mencuci, Itu semua belum selesai harus melakukan pekerjaan rumah lain yang tak bisa disebutkan satu persatu. Setelah itu menyiapkan makanan, sungguh pekerjaan istri it sangat berat dan tak bisa disepelekan.
Lalu bagaimana jika suami masih menanyakan pertanyaan seperti diatas?
Ketahuilah wahai para suami, sesungguhnya istrimu sudah berbaik hati membantu pekerjaanmu di rumah. Memasak, mengepel, mencuci, menyetrika bahkan mendidik anakmu tanpa kenal lelah. Dan mereka pun tidak pernah meremehkan pekerjaanmu di kantor.
Bahkan istrimu dengan sabar berusaha untuk membantu menyelesaikan pekerjaan kantormu. Jadi sudah semestinya kamu sebagai kepala keluarga berlaku adil dan bijak.
Bagaimana caranya? Salah satunya dengan memahami segala keterbatasan istri dalam mengurus rumah. Berusahalah untuk membantu pekerjaan istrimu. Dan jangan lupa ucapkan terima kasih karena sudah meringankan pekerjaanmu.
Ingatlah, Bahwa istrimu tak pernah meminta imbalan apapun darimu. Yang diharapkan hanya kebahagiaan dalam rumah tangga meskipun untuk mengurus suami dan anaknya dia sampai lupa merawat diri sendiri.
Semoga para suami bisa memahami dan tidak lagi memandang sebelah mata pekerjaan istri di rumah.