Hubungan dan interaksi suami istri tidaklah segampang yang dibaca dalam buku-buku pernikahan. Namun juga tak serumit kisah-kisah murahan yang dipertontonkan di sinetron-sinetron.
Semuanya tergantung pada kualitas ilmu suami dan istri yang terlibat dalam interaksi sakral yang bernama pernikahan.
Diantara salah satu hal yang sering diadukan oleh pasangan suami istri adalah terkait hubungan paling rahasia antara suami dan istri. Dalam ilmu ranah syariat hubungan ini disebut jima’.
Jima’ secara bahasa artinya berkumpul, sedangkan secara istilah maksudnya adalah masuknya zakar ke dalam farji wanita.
Banyak istri mengeluhkan suaminya yang sudah tidak ‘mendatangi’ istrinya dalam waktu yang lama. Meski terkesan aneh sebab si suami dan istrinya dalam kondisi fit bahkan prima, namun kasus ini benar-benar ada.
Para suami yang dingin atau memang bersengaja tidak ‘mendatangi’ istrinya dalam waktu yang lama, mungkin ia tidak menyadari ancaman besar yang akan menyergapnya. Hal ini pernah dijelaskan oleh Imam Ibnul Jauzi.
“Salah satu tujuan pernikahan adalah mengeluarkan air mani sampai habis, (sebab jika tidak dikeluarkan dalam waktu yang lama) akan menimbulkan bahaya,” tulis Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir.
Di sinilah terletak keindahan Islam. Hubungan suami istri bukan hanya sebagai ajang pelampiasan syahwat, namun terdapat dimensi kesehatan yang lebih suci dan berharga, tidak terkesan tabu.
“Air mani yang berkumpul terlalu banyak akan akan menimbulkan kegelisahan, seperti kegelisahan yang dirasakan oleh seseorang yang menahan air kencing, bahkan lebih parah dari menahan air kencing meski air kencing lebih banyak jumlahnya,” lanjut Imam Ibnul Jauzi.
Bukankah menahan air kencing itu sangat susah jika kondisinya sudah mendesak? Bukankah kita merasa sangat sakit ketika menahan air kencing? Siapa yang suka menahan air kencing, ada bahaya penyakit batu ginjal yang mengincarnya.
Demikian pula jika seorang laki-laki sengaja tidak ‘mendatangi’ istrinya, padahal ia dan istrinya mampu untuk melakukannya.
“Banyaknya air mani yang terkumpul dan masa penahanannya yang lama akan menyebabkan berbagai jenis penyakit yang sukar diobati seperti kanker. Karena uapnya akan membumbung tinggi ke otak dan menimbulkan gangguan padanya, dan kadang menyebabkan keracunan otak.” sambung sang imam yang juga menulis kitab Talbis al-Iblis.
“Air mani yang tertahan,” kata sang imam, “bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, memunculkan beragam pikiran negatif serta menimbulkan cinta buta, was-was, dan gangguan jiwa lainnya.”
Wallahu A'lam.
Semuanya tergantung pada kualitas ilmu suami dan istri yang terlibat dalam interaksi sakral yang bernama pernikahan.
Diantara salah satu hal yang sering diadukan oleh pasangan suami istri adalah terkait hubungan paling rahasia antara suami dan istri. Dalam ilmu ranah syariat hubungan ini disebut jima’.
Jima’ secara bahasa artinya berkumpul, sedangkan secara istilah maksudnya adalah masuknya zakar ke dalam farji wanita.
Banyak istri mengeluhkan suaminya yang sudah tidak ‘mendatangi’ istrinya dalam waktu yang lama. Meski terkesan aneh sebab si suami dan istrinya dalam kondisi fit bahkan prima, namun kasus ini benar-benar ada.
Para suami yang dingin atau memang bersengaja tidak ‘mendatangi’ istrinya dalam waktu yang lama, mungkin ia tidak menyadari ancaman besar yang akan menyergapnya. Hal ini pernah dijelaskan oleh Imam Ibnul Jauzi.
“Salah satu tujuan pernikahan adalah mengeluarkan air mani sampai habis, (sebab jika tidak dikeluarkan dalam waktu yang lama) akan menimbulkan bahaya,” tulis Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir.
Di sinilah terletak keindahan Islam. Hubungan suami istri bukan hanya sebagai ajang pelampiasan syahwat, namun terdapat dimensi kesehatan yang lebih suci dan berharga, tidak terkesan tabu.
“Air mani yang berkumpul terlalu banyak akan akan menimbulkan kegelisahan, seperti kegelisahan yang dirasakan oleh seseorang yang menahan air kencing, bahkan lebih parah dari menahan air kencing meski air kencing lebih banyak jumlahnya,” lanjut Imam Ibnul Jauzi.
Bukankah menahan air kencing itu sangat susah jika kondisinya sudah mendesak? Bukankah kita merasa sangat sakit ketika menahan air kencing? Siapa yang suka menahan air kencing, ada bahaya penyakit batu ginjal yang mengincarnya.
Demikian pula jika seorang laki-laki sengaja tidak ‘mendatangi’ istrinya, padahal ia dan istrinya mampu untuk melakukannya.
“Banyaknya air mani yang terkumpul dan masa penahanannya yang lama akan menyebabkan berbagai jenis penyakit yang sukar diobati seperti kanker. Karena uapnya akan membumbung tinggi ke otak dan menimbulkan gangguan padanya, dan kadang menyebabkan keracunan otak.” sambung sang imam yang juga menulis kitab Talbis al-Iblis.
“Air mani yang tertahan,” kata sang imam, “bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, memunculkan beragam pikiran negatif serta menimbulkan cinta buta, was-was, dan gangguan jiwa lainnya.”
Wallahu A'lam.