Meski telah terjadi satu minggu yang lalu, momen kebersamaan dan suasana Aksi 212 tetap membekas di dalam hati umat muslim yang ikut hadir ke Jakarta. Salah satunya yang dialami oleh seorang muslim bernama Dedi Said.
Warga Batam tersebut bahkan memiliki kenangan yang terus membekas di sajadah yang ia bawa. Keajaiban tersebut bermula ketika dirinya hendak melaksanakan sholat subuh. Karena tikar belum digelar dan sajadah yang ia bawa cukup kecil, ia pun mengambil sajadah berukuran besar yang disediakan GNPF MUI.
Ketika dibuka, langsung tercium aroma wangi non alkohol dengan aroma bunga melati. Yang mengejutkan adalah meski melaksanakan shalat di lapangan Monas dan belum mandi karena pukul 3 dini hari harus sudah ada di Monas, suasana saat sujud serasa seperti berada di masjid yang ber-AC dan berbau wangi.
Ketika akan mendekati shalat Jumat pada Aksi 212, Dedi pun menggelar sajadah tersebut sekitar 100 meter dekat panggung utama. Sudah diketahui bahwa saat itu hujan cukup deras sehingga membuat sajadahnya basah. Bukannya hilang, justru aroma melati dari sajadah tersebut semakin tercium.
Setelah Aksi 212, Dedi pun berinisiatif membawa pulang sajadah tersebut ke hotel lantaran penuh dengan sejarah. Karena tiket pulangnya hari minggu sore, Dedi kemudian menyimpan semua pakaian basah dan sajadah tersebut dalam satu plastik dan tidak dicuci karena takut tidak kering.
Tentu bisa dibayangkan bagaimana aroma baju beserta sajadah basah yang disimpan dalam plastik selama beberapa hari. Setelah pulang pada minggu tengah malam ke Batam, Dedi pun mencuci sajadah tersebut pada senin pagi harinya.
Yang mengejutkan dan menjadi keajaiban adalah ketika Selasa (7/12/2016) malam ia hendak mengambil sarung untuk shalat maghrib, seketika itu juga aroma wangi bunga melati langsung tercium kuat olehnya. Padahal di rumahnya tidak ada yang menggunakan parfum wangi tersebut. Setelah dicek ternyata sarung tersebut disimpan tepat diatas sajadah yang ia bawa pada aksi 212. Subhanallah
Baca juga:
Warga Batam tersebut bahkan memiliki kenangan yang terus membekas di sajadah yang ia bawa. Keajaiban tersebut bermula ketika dirinya hendak melaksanakan sholat subuh. Karena tikar belum digelar dan sajadah yang ia bawa cukup kecil, ia pun mengambil sajadah berukuran besar yang disediakan GNPF MUI.
Ketika dibuka, langsung tercium aroma wangi non alkohol dengan aroma bunga melati. Yang mengejutkan adalah meski melaksanakan shalat di lapangan Monas dan belum mandi karena pukul 3 dini hari harus sudah ada di Monas, suasana saat sujud serasa seperti berada di masjid yang ber-AC dan berbau wangi.
Ketika akan mendekati shalat Jumat pada Aksi 212, Dedi pun menggelar sajadah tersebut sekitar 100 meter dekat panggung utama. Sudah diketahui bahwa saat itu hujan cukup deras sehingga membuat sajadahnya basah. Bukannya hilang, justru aroma melati dari sajadah tersebut semakin tercium.
Setelah Aksi 212, Dedi pun berinisiatif membawa pulang sajadah tersebut ke hotel lantaran penuh dengan sejarah. Karena tiket pulangnya hari minggu sore, Dedi kemudian menyimpan semua pakaian basah dan sajadah tersebut dalam satu plastik dan tidak dicuci karena takut tidak kering.
Tentu bisa dibayangkan bagaimana aroma baju beserta sajadah basah yang disimpan dalam plastik selama beberapa hari. Setelah pulang pada minggu tengah malam ke Batam, Dedi pun mencuci sajadah tersebut pada senin pagi harinya.
Yang mengejutkan dan menjadi keajaiban adalah ketika Selasa (7/12/2016) malam ia hendak mengambil sarung untuk shalat maghrib, seketika itu juga aroma wangi bunga melati langsung tercium kuat olehnya. Padahal di rumahnya tidak ada yang menggunakan parfum wangi tersebut. Setelah dicek ternyata sarung tersebut disimpan tepat diatas sajadah yang ia bawa pada aksi 212. Subhanallah
Baca juga:
- Momen Mengharukan! Mujahid Papua Bagikan Sajadah Saat Aksi 212
- Karena Melihat Video Ini, Ustadz Arifin Ilham Tak Mampu Menahan Air Matanya
- Ketua GNPF MUI Ustadz Bachtiar Nasir Ungkap Tanda Keberkahan Allah Saat Aksi 212