Terkait beredarnya produk ‘Sari Roti’ yang diberikan secara gratis kepada peserta aksi 212, membuat pihak perusahaan menyatakan klarifikasi secara resmi. Dalam klarifikasinya, perusahaan roti tersebut menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam urusan politik dan mendukung kebhinekaan serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pernyataan itu langsung membuat masyarakat yang juga konsumen ‘Sari Roti’ menyayangkannya. Ini karena ada begitu banyak produk nasional yang digunakan dalam aksi 212 dan diberikan secara percuma. Masyarakat pun paham bahwa produk tersebut tidak mendukung aksi 212 secara kelembagaan.
Dengan adanya sikap dari ‘Sari Roti’ justru menjadi blunder lantaran netizen di media sosial ramai membahas pernyataan tersebut.
Sikap untuk tidak lagi mengkonsumsi produk Sari Roti pun disampaikan oleh netizen. Salah satunya seperti Asa Mulchias yang berkomentar, “Saya memutuskan tidak akan lagi beli SR. Tidak sekarang. Tidak esok, tidak selamanya. Tidak buat saya. Tidak buat keluarga saya. Tidak buat teman-teman saya. So, bye bye Sari Roti. Situ pikir produsen sari roti satu-satunya di negeri ini.”
Sementara akun Indra Rantisi Pratama mengungkapkan, “Padahal enak rotinya dan pasti beli kalau mau jalan-jalan. Cari merk lain aja sekarang.”
Terkait hal ini seorang netizen bernama Setiyardi memiliki seorang teman satu kuliah di UGM bernama Engelin Wijaya yang pernah menjadi Direktur Sari Roti se-Indonesia. Ia menyatakan bahwa sistem Sari Roti adalah beli putus, bukan konsinyasi kepada pengecernya. Sehingga ia pun mempertanyakan apa dasar kegiatan bagi-bagi roti itu harus ada izin resmi.
Setiyardi sendiri merupakan teman orang yang bersedekah roti saat itu dan menyatakan bahwa temannya tersebut murni bersedekah beberapa gerobak tanpa mengaitkan atas nama produk tertentu.
Baca Juga:
Pernyataan itu langsung membuat masyarakat yang juga konsumen ‘Sari Roti’ menyayangkannya. Ini karena ada begitu banyak produk nasional yang digunakan dalam aksi 212 dan diberikan secara percuma. Masyarakat pun paham bahwa produk tersebut tidak mendukung aksi 212 secara kelembagaan.
Dengan adanya sikap dari ‘Sari Roti’ justru menjadi blunder lantaran netizen di media sosial ramai membahas pernyataan tersebut.
Sikap untuk tidak lagi mengkonsumsi produk Sari Roti pun disampaikan oleh netizen. Salah satunya seperti Asa Mulchias yang berkomentar, “Saya memutuskan tidak akan lagi beli SR. Tidak sekarang. Tidak esok, tidak selamanya. Tidak buat saya. Tidak buat keluarga saya. Tidak buat teman-teman saya. So, bye bye Sari Roti. Situ pikir produsen sari roti satu-satunya di negeri ini.”
Sementara akun Indra Rantisi Pratama mengungkapkan, “Padahal enak rotinya dan pasti beli kalau mau jalan-jalan. Cari merk lain aja sekarang.”
Terkait hal ini seorang netizen bernama Setiyardi memiliki seorang teman satu kuliah di UGM bernama Engelin Wijaya yang pernah menjadi Direktur Sari Roti se-Indonesia. Ia menyatakan bahwa sistem Sari Roti adalah beli putus, bukan konsinyasi kepada pengecernya. Sehingga ia pun mempertanyakan apa dasar kegiatan bagi-bagi roti itu harus ada izin resmi.
Setiyardi sendiri merupakan teman orang yang bersedekah roti saat itu dan menyatakan bahwa temannya tersebut murni bersedekah beberapa gerobak tanpa mengaitkan atas nama produk tertentu.
Baca Juga:
- Pengusaha Asal Riau Ini Wakafkan Rumah Makannya Untuk Santri Cilik Ciamis Yang Ikut Aksi Jalan Kaki
- Sedekah 6 Roti Untuk Peserta Aksi 212, Pedagang Ini Dibalas Allah Duit Satu Juta!