Bagi manusia, bumi merupakan tempat yang paling nyaman diantara semua planet yang ada dalam tata surya Bima Sakti. Ini karena di bumi terdapat sumber daya alam yang melimpah ruah sehingga manusia bisa memanfaatkannya untuk kelangsungan hidup.
Namun ternyata kegembiraan manusia terhadap bumi justru berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh bumi itu sendiri. Mengapa demikian?
Dikatakan bahwa ketika bumi mengetahui bahwa dirinya akan menjadi tempat tinggal manusia, bumi pun langsung menangis dan tidak ingin menjadi pijakan manusia. Hal ini berawal ketika Allah menciptakan Nabi adam Alaihi Salam dari tanah.
Dari hadist mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far Al Shadiq dikatakan bahwa sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah terlebih dahulu mengabarkan kepada bumi bahwa Dia akan mengambil tanah dari sana guna menciptakan manusia.
“Hai bumi, Aku akan ciptakan manusia dari saripatimu. Sebagian mereka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia ke dalam surga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia ke dalam neraka-Ku,” (Imam Ats-Tsa’labi 1).
Mendengar hal itu, bumi pun menjadi gelisah dan penuh kekhawatiran. Bahkan para malaikat pun merasakan kegelisahan bumi sehingga mempertanyakan keputusan Allah dan tertulis abadi dalam Al Qur’an.
”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”
Allah berfirman, ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (QS. Al-Baqarah [2]: 30).
Setelah itu malaikat Jibril diperintahkan Allah mengambil tanah dari bumi. Namun ternyata bumi menolaknya dan melarang malaikat Jibril mengambil tanahnya.
Diriwayatkan dari As-Suddi, dari Ibnu Masud, dari seorang sahabat Rasulullah ﷺ, mereka bercerita, “Allah mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambil tanah dari bumi, namun bumi menolaknya, bumi pun memelas dan menangis kepada Jibril. Ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia tidak sanggup menanggung beban manusia di bumi, ‘Demi Allah, aku berlindung kepada-Mu dari utusan-Mu, agar Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jika nantinya akan menjadi penghuni neraka’.”
Malaikat Jibril kemudian kembali kepada Allah dan menceritakan alasan bumi yang tidak sanggup menanggung azab Allah.
Allah kemudian mengutus malaikat Mikail dan Israfil untuk mengambil tanah dari bumi. Lagi-lagi bumi menolaknya sehingga kedua malaikat tersebut tidak membawa apapun.
Ketika Allah mengutus malaikat Izrail dan bumi menolaknya, malaikat pencabut nyawa tersebut langsung memukul bumi sehingga membuatnya bergetar ketakutan. Malaikat Izrail pun berkata, “Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, aku sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu.”
Setelah mengambil tanah secara paksa, bumi pun menangis karena kehilangan tanahnya. Namun Allah berfirman bahwa tanah yang diambil tersebut kelak akan dikembalikannya lagi ke bumi
Allah berfirman:
“Dari bumi (tanah) Kami jadikan kamu dan kepadanya Kami akan kembalikan kamu dan daripadanya Kami akan keluarkan kamu pada kali yang lain,” (QS. Thaha: 55).
Namun ternyata kegembiraan manusia terhadap bumi justru berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh bumi itu sendiri. Mengapa demikian?
Dikatakan bahwa ketika bumi mengetahui bahwa dirinya akan menjadi tempat tinggal manusia, bumi pun langsung menangis dan tidak ingin menjadi pijakan manusia. Hal ini berawal ketika Allah menciptakan Nabi adam Alaihi Salam dari tanah.
Dari hadist mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far Al Shadiq dikatakan bahwa sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah terlebih dahulu mengabarkan kepada bumi bahwa Dia akan mengambil tanah dari sana guna menciptakan manusia.
“Hai bumi, Aku akan ciptakan manusia dari saripatimu. Sebagian mereka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia ke dalam surga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia ke dalam neraka-Ku,” (Imam Ats-Tsa’labi 1).
Mendengar hal itu, bumi pun menjadi gelisah dan penuh kekhawatiran. Bahkan para malaikat pun merasakan kegelisahan bumi sehingga mempertanyakan keputusan Allah dan tertulis abadi dalam Al Qur’an.
”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”
Allah berfirman, ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (QS. Al-Baqarah [2]: 30).
Setelah itu malaikat Jibril diperintahkan Allah mengambil tanah dari bumi. Namun ternyata bumi menolaknya dan melarang malaikat Jibril mengambil tanahnya.
Diriwayatkan dari As-Suddi, dari Ibnu Masud, dari seorang sahabat Rasulullah ﷺ, mereka bercerita, “Allah mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambil tanah dari bumi, namun bumi menolaknya, bumi pun memelas dan menangis kepada Jibril. Ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia tidak sanggup menanggung beban manusia di bumi, ‘Demi Allah, aku berlindung kepada-Mu dari utusan-Mu, agar Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jika nantinya akan menjadi penghuni neraka’.”
Malaikat Jibril kemudian kembali kepada Allah dan menceritakan alasan bumi yang tidak sanggup menanggung azab Allah.
Allah kemudian mengutus malaikat Mikail dan Israfil untuk mengambil tanah dari bumi. Lagi-lagi bumi menolaknya sehingga kedua malaikat tersebut tidak membawa apapun.
Ketika Allah mengutus malaikat Izrail dan bumi menolaknya, malaikat pencabut nyawa tersebut langsung memukul bumi sehingga membuatnya bergetar ketakutan. Malaikat Izrail pun berkata, “Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, aku sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu.”
Setelah mengambil tanah secara paksa, bumi pun menangis karena kehilangan tanahnya. Namun Allah berfirman bahwa tanah yang diambil tersebut kelak akan dikembalikannya lagi ke bumi
Allah berfirman:
“Dari bumi (tanah) Kami jadikan kamu dan kepadanya Kami akan kembalikan kamu dan daripadanya Kami akan keluarkan kamu pada kali yang lain,” (QS. Thaha: 55).
Baca Juga: Kenapa Allah Iseng Bikin Alam Semesta Dan Skenario Kehidupan??Ketakutan bumi itu pun terbukti saat ini dimana manusia telah membuat kerusakan di muka bumi secara fisik. Bahkan manusia pun merusak diri dan batin mereka sendiri. Meski demikian, hanya Allah yang mengetahui apa yang telah diperbuat-Nya dan kita akan mengetahuinya kelak dari skenario Allah tersebut. Wallahu A’lam