Daripada diperkosa secara keji oleh tentara Suriah pro pemerintah Bashar al-Assad, banyak ibu dan anak-anak perempuan di Aleppo yang mengambil jalan pintas, yakni bunuh diri.
Sebagaimana dilansir dari The Sun, pemimpin pemberontak, Abdullah Othman mengatakan perempuan-perempuan di Aleppo takut tentara pemerintah Suriah mendulang kemenangan setelah konflik kembali pecah.
Ketakutan para perempuan di Aleppo lantaran tindak pemerkosaan yang dikhawatirkan akan dilakukan tentara Suriah. "Pagi ini dua puluh perempuan memutuskan bunuh diri daripada diperkosa," ucap Abdullah, seperti dimuat express.co.uk.
Terdapat pula kabar perawat yang bunuh diri dengan meninggalkan catatan 'aku tak ingin beberapa anggota Assad menikmati memerkosaku'.
Berdasarkan keterangan salah satu jurnalis internasional, Blilal Abdul Kareem, yang saat itu sedang berada di lokasi kejadian, tentara Suriah melepaskan serangan udara dan sekaligus menargetkan serangan pada penyelamat yang bergegas menolong. "Serangan udara itu sungguh tanpa belas kasih," tuturnya seperti dilansir Al Jazeera.
Pada akhirnya, seperti diwartakan Daily Mail, mengambil alih Aleppo adalah kemenangan terbesar yang bisa diraih Presiden Suriah Bashar al-Assad setelah konflik tak kurang dari enam tahun. Menurut keterangan aktivis Suriah, serangan udara yang datang bertubi-tubi berpusat di timur Aleppo.
Seorang perawat yang ikut terjebak di Aleppo menuliskan sebuah surat memilukan. Isi tulisan itu menjelaskan alasannya memilih untuk mengakhiri hidup daripada diperkosa secara keji oleh tentara Suriah pro Assad yang dia sebut 'buas'.
Bersama surat tersebut, laporan dari pasukan pemberontak di Aleppo mengabarkan bahwa para perempuan yang selamat sangat beresiko dianiaya secara se*sual. Beberapa dari mereka memilih untuk bunuh diri daripada menghadapi kekerasan s*ksual yang dilakukan tentara Suriah.
Surat tersebut dibagikan dalam video yang dibagikan di Facebook oleh pekerja kemanusiaan Abdullateef Khaled. Meskipun Metro.co.uk berhasil menghubungi Khaled tapi identitas perawat yang menulis surat tersebut hingga kini belum diketahui.
Begini bunyi surat yang sangat memilukan tersebut:
"Aku salah satu wanita di Aleppo yang akan segera diperkosa sebentar lagi.. sudah tidak ada senjata atau laki-laki yang bisa berdiri di antara kami dan binatang yang akan datang yang disebut 'tentara nasional'. Aku tidak ingin apa-apa dari kalian.. aku bahkan tidak ingin doa kalian ... karena aku masih bisa berbicara, aku pikir kata-kataku lebih jujur dari apa yang kalian katakan! Aku melakukan bunuh diri.. dan aku tidak peduli jika kalian mengatakan aku terbakar di neraka!
Aku bunuh diri karena aku tidak bisa tinggal menetap di rumah almarhum ayahku selama bertahun-tahun karena hatinya terluka saat melihat semua orang meninggalkan Aleppo.
Aku bunuh diri bukan karena tanpa alasan, tapi karena aku tidak ingin tentara rezim Assad memperkosaku sementara baru kemarin mereka takut untuk mengatakan kata Aleppo. Aku bunuh diri karena hari kiamat telah terjadi di Aleppo dan aku tidak berpikir neraka akan lebih buruk dari ini.
Aku melakukan bunuh diri dan aku tahu kalian semua akan senang saat aku masuk neraka, dan yang akan membuat kalian senang, seorang wanita bunuh diri. Bukan ibu atau saudara perempuan atau istri, tapi seorang wanita yang kalian tidak peduli. Aku akan menyimpulkan dengan mengatakan bahwa fatwa kalian menjadi tidak berarti bagiku sehingga simpan fatwa itu untuk kalian dan keluarga kalian sendiri. Aku melakukan bunuh diri."
Tangis Pilu Perempuan Suriah |
Sebagaimana dilansir dari The Sun, pemimpin pemberontak, Abdullah Othman mengatakan perempuan-perempuan di Aleppo takut tentara pemerintah Suriah mendulang kemenangan setelah konflik kembali pecah.
Ketakutan para perempuan di Aleppo lantaran tindak pemerkosaan yang dikhawatirkan akan dilakukan tentara Suriah. "Pagi ini dua puluh perempuan memutuskan bunuh diri daripada diperkosa," ucap Abdullah, seperti dimuat express.co.uk.
Terdapat pula kabar perawat yang bunuh diri dengan meninggalkan catatan 'aku tak ingin beberapa anggota Assad menikmati memerkosaku'.
Berdasarkan keterangan salah satu jurnalis internasional, Blilal Abdul Kareem, yang saat itu sedang berada di lokasi kejadian, tentara Suriah melepaskan serangan udara dan sekaligus menargetkan serangan pada penyelamat yang bergegas menolong. "Serangan udara itu sungguh tanpa belas kasih," tuturnya seperti dilansir Al Jazeera.
Pada akhirnya, seperti diwartakan Daily Mail, mengambil alih Aleppo adalah kemenangan terbesar yang bisa diraih Presiden Suriah Bashar al-Assad setelah konflik tak kurang dari enam tahun. Menurut keterangan aktivis Suriah, serangan udara yang datang bertubi-tubi berpusat di timur Aleppo.
Seorang perawat yang ikut terjebak di Aleppo menuliskan sebuah surat memilukan. Isi tulisan itu menjelaskan alasannya memilih untuk mengakhiri hidup daripada diperkosa secara keji oleh tentara Suriah pro Assad yang dia sebut 'buas'.
Bersama surat tersebut, laporan dari pasukan pemberontak di Aleppo mengabarkan bahwa para perempuan yang selamat sangat beresiko dianiaya secara se*sual. Beberapa dari mereka memilih untuk bunuh diri daripada menghadapi kekerasan s*ksual yang dilakukan tentara Suriah.
Surat tersebut dibagikan dalam video yang dibagikan di Facebook oleh pekerja kemanusiaan Abdullateef Khaled. Meskipun Metro.co.uk berhasil menghubungi Khaled tapi identitas perawat yang menulis surat tersebut hingga kini belum diketahui.
Begini bunyi surat yang sangat memilukan tersebut:
"Aku salah satu wanita di Aleppo yang akan segera diperkosa sebentar lagi.. sudah tidak ada senjata atau laki-laki yang bisa berdiri di antara kami dan binatang yang akan datang yang disebut 'tentara nasional'. Aku tidak ingin apa-apa dari kalian.. aku bahkan tidak ingin doa kalian ... karena aku masih bisa berbicara, aku pikir kata-kataku lebih jujur dari apa yang kalian katakan! Aku melakukan bunuh diri.. dan aku tidak peduli jika kalian mengatakan aku terbakar di neraka!
Aku bunuh diri karena aku tidak bisa tinggal menetap di rumah almarhum ayahku selama bertahun-tahun karena hatinya terluka saat melihat semua orang meninggalkan Aleppo.
Aku bunuh diri bukan karena tanpa alasan, tapi karena aku tidak ingin tentara rezim Assad memperkosaku sementara baru kemarin mereka takut untuk mengatakan kata Aleppo. Aku bunuh diri karena hari kiamat telah terjadi di Aleppo dan aku tidak berpikir neraka akan lebih buruk dari ini.
Aku melakukan bunuh diri dan aku tahu kalian semua akan senang saat aku masuk neraka, dan yang akan membuat kalian senang, seorang wanita bunuh diri. Bukan ibu atau saudara perempuan atau istri, tapi seorang wanita yang kalian tidak peduli. Aku akan menyimpulkan dengan mengatakan bahwa fatwa kalian menjadi tidak berarti bagiku sehingga simpan fatwa itu untuk kalian dan keluarga kalian sendiri. Aku melakukan bunuh diri."
Baca Juga: Tragedi Aleppo Ternyata Pernah Dijelaskan Dalam Hadits Rasulullah