Aksi 212 telah membuat umat muslim dari berbagai daerah bersatu padu dalam tujuan mengharapkan ridho Allah. Semua perbedaan warna kulit, madzhab dan strata seakan hilang dan justru yang tampak hanyalah keindahan. Tiada kericuhan ataupun rusuh meski jumlah peserta saat itu jutaan orang.
Tidak ada rumput yang terinjak dan tidak ada sampah yang berserakan. Bahkan kawasan Monas justru lebih bersih beberapa jam setelah aksi 212.
Kontribusi umat Islam pun tak kalah mengharukan. Mereka semuanya tergerak untuk berkontribusi dalam aksi 212 tersebut, meski tidak seberapa. Seperti halnya yang dilakukan oleh ayah dan anak ini yang mampu meluluhkan air mata umat muslim Indonesia yang saat itu hadir maupun yang melihat foto mereka di media sosial.
Tampak laki-laki berbaju koko putih tersebut berdampingan dengan anak gadisnya di pinggir jalan. Terlihat tangan keduanya memegang sebungkus permen. Sementara tangan kiri sang ayah memegang kertas putih berisi tulisan.
“Silahkan Ambil, Maaf Cuma Permen”
Bagaimanakah perasaan kita yang justru memaki atau menghina aksi tersebut? Adakah kontribusi yang kita lakukan demi mencari ridho Allah? Sungguh malulah kita yang pekerja kantoran dan bergaji besar namun kalah dengan amalan ayah dan anak ini yang tulus. Meski tidak seberapa dalam pandangan manusia, namun begitu besar pahala mereka dalam pandangan Allah.
Semoga kita bisa lebih sadar untuk mau berkontribusi dalam menjemput ridho Allah. Aamiin
Baca Juga:
Tidak ada rumput yang terinjak dan tidak ada sampah yang berserakan. Bahkan kawasan Monas justru lebih bersih beberapa jam setelah aksi 212.
Kontribusi umat Islam pun tak kalah mengharukan. Mereka semuanya tergerak untuk berkontribusi dalam aksi 212 tersebut, meski tidak seberapa. Seperti halnya yang dilakukan oleh ayah dan anak ini yang mampu meluluhkan air mata umat muslim Indonesia yang saat itu hadir maupun yang melihat foto mereka di media sosial.
Tampak laki-laki berbaju koko putih tersebut berdampingan dengan anak gadisnya di pinggir jalan. Terlihat tangan keduanya memegang sebungkus permen. Sementara tangan kiri sang ayah memegang kertas putih berisi tulisan.
“Silahkan Ambil, Maaf Cuma Permen”
Bagaimanakah perasaan kita yang justru memaki atau menghina aksi tersebut? Adakah kontribusi yang kita lakukan demi mencari ridho Allah? Sungguh malulah kita yang pekerja kantoran dan bergaji besar namun kalah dengan amalan ayah dan anak ini yang tulus. Meski tidak seberapa dalam pandangan manusia, namun begitu besar pahala mereka dalam pandangan Allah.
Semoga kita bisa lebih sadar untuk mau berkontribusi dalam menjemput ridho Allah. Aamiin
Baca Juga:
- Sedekah 6 Roti Untuk Peserta Aksi 212, Pedagang Ini Dibalas Allah Duit Satu Juta
- Penjual Es Ini Minta Peserta Aksi 212 Bayar Pakai Doa, Uang Pun Serasa Tidak Laku
- Momen Mengharukan! Mujahid Papua Bagikan Sajadah Saat Aksi 212