Kantor travel umroh Al Isya yang terletak di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan mendadak ramai. Pasalnya baru-baru ini terjadi pencurian paspor milik jamaah umroh.
Sebanyak 107 jamaah terancam gagal menjalankan ibadah umroh, lantaran paspor mereka dicuri dari kantor travel, Parahnya, pelaku pencurian meminta uang tebusan sebesar Rp 75 juta jika ingin mendapatkan paspornya kembali.
Salah satu korban, Eddy Subroto (41). mengaku tak bisa berbuat apa-apa selain tawakal, ia menganggap bahwa hal ini merupakan sebuah cobaan.
“Mungkin ini cobaan untuk saya apakah masih bisa bersabar atau tidak,” katanya, Jumat (23/11) seperti dilansir dari poskotanews.
Rencana umroh yang dijadwalkan berangkat 8 Desember lalu, harus mundur tanpa keputusan yang jelas akibat kasus pencurian paspor tersebut. Ia berharap perusahaan travel umroh mau bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi.
“Harapannya ya umroh kami bisa tetap berjalan, meski jadwalnya harus dimundurkan,” ujarnya.
Pemilik Travel umroh yang bernama Alisya Fiane menjelaskan, pencurian paspor itu terjadi ketika seorang pria atas nama Andy Syamsudin mendatangi kantornya bersama ketiga rekannya. Pelaku yang sudah kenal dengan petugas kebersihan itu, awalnya dipersilakan masuk.
“Hampir seharian itu orang berada di kantor saya,” ujar Fiane.
Ketika petugas kebersihan lengah, pria itu pun mulai melancarkan aksinya. Ia mengambil 107 paspor dari dalam laci kantornya, milik calon jamaah umroh yang akan berangkat 8 Desember kemarin. “Semua paspor calon jamaah umroh dibawa kabur. Namun anehnya hanya paspor yang mereka curi,” ungkap Fiane.
Besoknya, lanjut Fiane, Andy mulai meneror dirinya. Bermodalkan 107 paspor yang dicuri, pencuri tersebut minta tebusan sebanyak Rp 75 juta. “Karena hal tersebut, saya akhirnya lapor polisi. Dan hingga sekarang, si pelaku sudah tak bisa dihubungi dan paspor para calon jamaah belum dikembalikan,” ungkapnya.
Itikad baik yang dilakukan Fiane untuk membayar tebusan itu, tak membuahkan hasil. Nomor kontak Andy, hingga kini tak bisa dihubungi dan keberadaan pelaku tak bisa dilacak.
“Kami juga berharap bila ada yang melihat pelaku, agar segera melaporkan ke pihak kepolisian,” tambah Fiane.
Akibat pencurian itu pun, Fiane mengaku mengalami kerugian yang cukup besar yang nilainya mencapai ratusan juta. Pasalnya, 107 tiket pesawat dan booking hotel yang sudah dipesannya hangus, Pihaknya juga harus membayar uang ganti rugi dengan jumlah utuh kepada para calon jamaah. “Kami berharap polisi bisa segera meringkus pelaku yang hingga kini masih berkeliaran,” ungkapnya.
Sebanyak 107 jamaah terancam gagal menjalankan ibadah umroh, lantaran paspor mereka dicuri dari kantor travel, Parahnya, pelaku pencurian meminta uang tebusan sebesar Rp 75 juta jika ingin mendapatkan paspornya kembali.
Salah satu korban, Eddy Subroto (41). mengaku tak bisa berbuat apa-apa selain tawakal, ia menganggap bahwa hal ini merupakan sebuah cobaan.
“Mungkin ini cobaan untuk saya apakah masih bisa bersabar atau tidak,” katanya, Jumat (23/11) seperti dilansir dari poskotanews.
Rencana umroh yang dijadwalkan berangkat 8 Desember lalu, harus mundur tanpa keputusan yang jelas akibat kasus pencurian paspor tersebut. Ia berharap perusahaan travel umroh mau bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi.
“Harapannya ya umroh kami bisa tetap berjalan, meski jadwalnya harus dimundurkan,” ujarnya.
Pemilik Travel umroh yang bernama Alisya Fiane menjelaskan, pencurian paspor itu terjadi ketika seorang pria atas nama Andy Syamsudin mendatangi kantornya bersama ketiga rekannya. Pelaku yang sudah kenal dengan petugas kebersihan itu, awalnya dipersilakan masuk.
“Hampir seharian itu orang berada di kantor saya,” ujar Fiane.
Ketika petugas kebersihan lengah, pria itu pun mulai melancarkan aksinya. Ia mengambil 107 paspor dari dalam laci kantornya, milik calon jamaah umroh yang akan berangkat 8 Desember kemarin. “Semua paspor calon jamaah umroh dibawa kabur. Namun anehnya hanya paspor yang mereka curi,” ungkap Fiane.
Besoknya, lanjut Fiane, Andy mulai meneror dirinya. Bermodalkan 107 paspor yang dicuri, pencuri tersebut minta tebusan sebanyak Rp 75 juta. “Karena hal tersebut, saya akhirnya lapor polisi. Dan hingga sekarang, si pelaku sudah tak bisa dihubungi dan paspor para calon jamaah belum dikembalikan,” ungkapnya.
Itikad baik yang dilakukan Fiane untuk membayar tebusan itu, tak membuahkan hasil. Nomor kontak Andy, hingga kini tak bisa dihubungi dan keberadaan pelaku tak bisa dilacak.
“Kami juga berharap bila ada yang melihat pelaku, agar segera melaporkan ke pihak kepolisian,” tambah Fiane.
Akibat pencurian itu pun, Fiane mengaku mengalami kerugian yang cukup besar yang nilainya mencapai ratusan juta. Pasalnya, 107 tiket pesawat dan booking hotel yang sudah dipesannya hangus, Pihaknya juga harus membayar uang ganti rugi dengan jumlah utuh kepada para calon jamaah. “Kami berharap polisi bisa segera meringkus pelaku yang hingga kini masih berkeliaran,” ungkapnya.