Pengajaran kepada anak tidak sepatutnya mendahulukan kekerasan dan lebih mengedepankan rasa kasih sayang. Terlebih usia anak yang belum paham membuat orang tua atau guru harus sabar dalam mendidik mereka.
Jangan sampai terjadi kasus seperti di daerah Tegowanu Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dimana seorang anak SD berinisial Ed (11 tahun) enggan masuk sekolah lagi dan mengalami trauma. Ini karena Ed mengalami penamparan dan tendangan oleh gurunya sendiri lantaran tak hafal adzan.
“Saya nggak mau masuk sekolah sana lagi. Saya maunya dipindahkan. Pak guru galak, saya ditampar dan ditendang,” ucap Ed sambil menangis, sebagaimana dikutip dari Tribun Jateng, Selasa (22/11/2016).
Sementara menurut penuturan ibu Ed bahwa guru berinisial Y tersebut terakhir kali melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya pada hari Jumat (16/11/2016). Saat itu ia diminta maju ke depan dan disuruh menghafal bacaan adzan seperti halnya teman-teman Ed yang lain.
Lantaran belum fasih, Ed pun disuruh untuk duduk kembali ke bangkunya sembari mendapatkan penganiayaan.
“Bukannya dinasehati, anak saya malah ditendang dan dipukul oleh Pak Y. Anak saya yang ketakutan langsung berlari pulang ke rumah dan mengadu kepada saya. Penganiayaan itu sudah yang ketiga kalinya dilakukan Pak Y kepada anak saya. Saya kemudian melaporkan ke Polsek Tegowanu,” tutur ibu Ed yang bernama Bariyah.
Saat ditemui nampak Ed begitu takut dan menangis di pelukan ibunya. Dengan masih mengenakan baju seragam, Ed pun meminta pindah ke sekolah lain dan ibunya pun telah mengurus kepindahannya.
“Sudah saya urus kepindahan anak saya hari ini. Tapi anak saya masih syok. Semoga tidak ada guru yang menyakiti anak saya. Anak saya itu pendiam dan baik. Kami orang kecil, suami saya hanya bekerja serabutan,” ungkap Bariyah.
Terkait kasus tersebut, Kapolsek Tegowanu AKP Bambang Warno membenarkan bahwa ada informasi tentang penganiayaan yang dilakukan oleh seorang oknum guru terhadap muridnya. Namun kasus tersebut akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan, sebagaimana hasil kesepakatan bersama.
"Pak Y sudah meminta maaf dan membuat surat pernyataan. Pihak keluarga korban akhirnya menginginkan kasus diselesaikan secara damai. Tadi sudah kami mediasikan dengan Bapak korban," terang Kapolsek.
Baca Juga:
Jangan sampai terjadi kasus seperti di daerah Tegowanu Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dimana seorang anak SD berinisial Ed (11 tahun) enggan masuk sekolah lagi dan mengalami trauma. Ini karena Ed mengalami penamparan dan tendangan oleh gurunya sendiri lantaran tak hafal adzan.
Ed (11 tahun), siswa SD yang mengalami kekerasan fisik oleh gurunya (Putut Dwi Putranto/Tribunjateng.com) |
Sementara menurut penuturan ibu Ed bahwa guru berinisial Y tersebut terakhir kali melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya pada hari Jumat (16/11/2016). Saat itu ia diminta maju ke depan dan disuruh menghafal bacaan adzan seperti halnya teman-teman Ed yang lain.
Lantaran belum fasih, Ed pun disuruh untuk duduk kembali ke bangkunya sembari mendapatkan penganiayaan.
“Bukannya dinasehati, anak saya malah ditendang dan dipukul oleh Pak Y. Anak saya yang ketakutan langsung berlari pulang ke rumah dan mengadu kepada saya. Penganiayaan itu sudah yang ketiga kalinya dilakukan Pak Y kepada anak saya. Saya kemudian melaporkan ke Polsek Tegowanu,” tutur ibu Ed yang bernama Bariyah.
Saat ditemui nampak Ed begitu takut dan menangis di pelukan ibunya. Dengan masih mengenakan baju seragam, Ed pun meminta pindah ke sekolah lain dan ibunya pun telah mengurus kepindahannya.
“Sudah saya urus kepindahan anak saya hari ini. Tapi anak saya masih syok. Semoga tidak ada guru yang menyakiti anak saya. Anak saya itu pendiam dan baik. Kami orang kecil, suami saya hanya bekerja serabutan,” ungkap Bariyah.
Terkait kasus tersebut, Kapolsek Tegowanu AKP Bambang Warno membenarkan bahwa ada informasi tentang penganiayaan yang dilakukan oleh seorang oknum guru terhadap muridnya. Namun kasus tersebut akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan, sebagaimana hasil kesepakatan bersama.
"Pak Y sudah meminta maaf dan membuat surat pernyataan. Pihak keluarga korban akhirnya menginginkan kasus diselesaikan secara damai. Tadi sudah kami mediasikan dengan Bapak korban," terang Kapolsek.
Baca Juga:
- Sadis! Bocah Ini Kerap Dipukuli Mantan Pacar Ibunya Dan Dipaksa Makan Kotorannya Sendiri
- Gara-Gara Jualan Tissue, Bocah Malang Ini Dihajar Manajer Restoran
- Diingatkan Guru, Bocah SD Ini Justru Melawan Dan Tantang Adu Jotos