Setelah Melarang Adzan Di Masjidil Aqsha, Israel Dilanda Kebakaran Dahsyat, sejak Selasa dan hingga hari ini (25/11/2016), kebakaran di ISrael belum berhasil dipadamkan. Pesawat pemadam dari tiga negara telah dikerahkan untuk membantu Israel mengatasi kebakaran.
Kantor Pers Luar Negeri dari Kepolisian Israel mengatakan titik api baru telah muncul di Modiin. pusat Israel. Empat mobil polisi, delapan truk pemadam kebakaran, dan dua pesawat telah dikirim untuk memadamkan kobaran api dan mencegah korban jiwa dan luka.
Api diketahui telah menyebar lebih dari tiga hari. Petugas pemadam kebakaran dan militer sudah dikerahkan, namun nyalanya tetap membara. Alhasil, enam negara turun tangan membantu pemadaman.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Washington Post, Jumat (25/11/2016), sedikitnya 10 pesawat pemadam kebakaran diterbangkan dari Rusia, Turki, Kroasia, Yunani, Italia dan Siprus ke pangkalan udara Israel untuk memadamkan api.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis 24 November pagi waktu setempat untuk meminta bantuan.
Selain keenam negara tersebut di atas, media lokal menghembuskan kabar bahwa sebuah pesawat supertanker dari Amerika Serikat juga akan segera mengudara di atas Haifa dalam waktu 24 jam dari sekarang.
Di sisi lain, petugas pemadam kebakaran Israel juga disibukkan dengan proses evakuasi warga setempat. Otoritas di Haifa menyatakan, sudah 10 kawasan yang dikosongkan terkait insiden kebakaran yang diyakini ada unsur kesengajaan tersebut.
Netanyahu memastikan orang yang bertanggung jawab akan dihukum seberat-beratnya, jika benar kebakaran besar di Haifa terjadi karena ulah manusia.
Sebelumnya Ahad (13/11/2016), Netanyahu mendukung usul yang dimaksudkan agar suara azan di negara tersebut tidak terlalu keras.
PM Netanyahu mengatakan pihaknya menerima keberatan akibat suara azan yang terlalu keras.
"Sudah sering sekali warga datang kepada saya, mereka berasal dari berbagai kalangan, dari berbagai agama, yang keberatan dengan kerasnya suara yang disiarkan dari rumah-rumah ibadah," kata PM Netanyahu ketika menyampaikan sambutan di rapat kabinet.
Ia menambahkan pemerintah Israel akan melindungi siapa pun 'yang menderita' akibat kerasnya suara dari rumah-rumah ibadah.
Aturan soal azan ini tercantum dalam rancangan undang-undang yang tengah digodok oleh satu komite pemerintah Israel.
Media di Israel memberitakan jika nantinya aturan ini disahkan, maka seluruh masjid di Israel tidak dibolehkan menyiarkan azan melalui alat pengeras suara.
Pembatasan volume ini sebenarnya ditujukan kepada semua pemeluk agama, namun banyak yang memperkirakan komunitas Muslim akan menjadi pihak yang terkena dampak paling besar.
Sekitar 17,5% warga Israel beretnis Arab dan sebagian besar memeluk Islam.
Mereka yang menentang rancangan peraturan tersebut mengatakan bahwa pembatasan volume ini tak diperlukan dan berpotensi memecah belah masyarakat.
Nasreen Hadad Haj-Yahya, pegiat di lembaga kajian Institut Demokrasi Israel melalui kolom di surat kabar setempat menulis bahwa 'aturan ini mengganggu upaya mewujudkan hubungan yang baik antara warga Arab dan Yahudi.'
Sebuah pesawat melakukan pemadaman kebakaran hutan di Haifa, Israel (AP/Ariel Schalit) |
Kantor Pers Luar Negeri dari Kepolisian Israel mengatakan titik api baru telah muncul di Modiin. pusat Israel. Empat mobil polisi, delapan truk pemadam kebakaran, dan dua pesawat telah dikirim untuk memadamkan kobaran api dan mencegah korban jiwa dan luka.
Api diketahui telah menyebar lebih dari tiga hari. Petugas pemadam kebakaran dan militer sudah dikerahkan, namun nyalanya tetap membara. Alhasil, enam negara turun tangan membantu pemadaman.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Washington Post, Jumat (25/11/2016), sedikitnya 10 pesawat pemadam kebakaran diterbangkan dari Rusia, Turki, Kroasia, Yunani, Italia dan Siprus ke pangkalan udara Israel untuk memadamkan api.
Pesawat pemadam kebakaran bekerja di atas Nataf. (Foto: Ronen Zvulun/Reuters) |
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis 24 November pagi waktu setempat untuk meminta bantuan.
Selain keenam negara tersebut di atas, media lokal menghembuskan kabar bahwa sebuah pesawat supertanker dari Amerika Serikat juga akan segera mengudara di atas Haifa dalam waktu 24 jam dari sekarang.
Di sisi lain, petugas pemadam kebakaran Israel juga disibukkan dengan proses evakuasi warga setempat. Otoritas di Haifa menyatakan, sudah 10 kawasan yang dikosongkan terkait insiden kebakaran yang diyakini ada unsur kesengajaan tersebut.
Netanyahu memastikan orang yang bertanggung jawab akan dihukum seberat-beratnya, jika benar kebakaran besar di Haifa terjadi karena ulah manusia.
Foto: ZION BITON/KKL |
Sebelumnya Ahad (13/11/2016), Netanyahu mendukung usul yang dimaksudkan agar suara azan di negara tersebut tidak terlalu keras.
PM Netanyahu mengatakan pihaknya menerima keberatan akibat suara azan yang terlalu keras.
"Sudah sering sekali warga datang kepada saya, mereka berasal dari berbagai kalangan, dari berbagai agama, yang keberatan dengan kerasnya suara yang disiarkan dari rumah-rumah ibadah," kata PM Netanyahu ketika menyampaikan sambutan di rapat kabinet.
Ia menambahkan pemerintah Israel akan melindungi siapa pun 'yang menderita' akibat kerasnya suara dari rumah-rumah ibadah.
Aturan soal azan ini tercantum dalam rancangan undang-undang yang tengah digodok oleh satu komite pemerintah Israel.
Media di Israel memberitakan jika nantinya aturan ini disahkan, maka seluruh masjid di Israel tidak dibolehkan menyiarkan azan melalui alat pengeras suara.
Pembatasan volume ini sebenarnya ditujukan kepada semua pemeluk agama, namun banyak yang memperkirakan komunitas Muslim akan menjadi pihak yang terkena dampak paling besar.
Sekitar 17,5% warga Israel beretnis Arab dan sebagian besar memeluk Islam.
Mereka yang menentang rancangan peraturan tersebut mengatakan bahwa pembatasan volume ini tak diperlukan dan berpotensi memecah belah masyarakat.
Nasreen Hadad Haj-Yahya, pegiat di lembaga kajian Institut Demokrasi Israel melalui kolom di surat kabar setempat menulis bahwa 'aturan ini mengganggu upaya mewujudkan hubungan yang baik antara warga Arab dan Yahudi.'