Hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya. Tak peduli siapapun orang tersebut dan bagaimana latar belakangnya. Namun, yang pasti, ketika hidayah Allah telah tiba, dan ia menerimanya dengan baik, maka sikap keras akan berubah menjadi lembut. Seperti inilah yang terjadi pada salah satu sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu dulunya adalah orang yang paling menentang ajaran kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Ketika itu, ia menjadi orang yang paling disegani oleh seluruh kaum Quraisy. Pernah, terpikir olehnya untuk membunuh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Bahkan, ia juga melakukan penguburan kepada putrinya secara hidup-hidup demi mengikuti tradisi bangsa Arab saat itu.
Hanya saja, kebencian dan keyakinannya pada tradisi yang salah itu berubah ketika dia mendengar saudara perempuan Umar dan suaminya telah masuk islam. Lalu dia bergegas pergi ke rumah saudara perempuannya itu padahal pada awalnya dia hendak pergi ke kediaman Rasulullah untuk membunuhnya, tak sengaja dia mendengar Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan Al-Quran kepada keduanya.
Ketika Umar masuk rumah mereka, Umar sangat marah namun karena melihat saudara perempuannya terluka akibat perbuatannya maka dia berdiam sejenak. Tanpa sengaja dia melihat kertas yang berisi surat Al-Quran, dia hendak melihat surat itu namun tidak diizinkan oleh adiknya sebelum ia berwudhu. Kemudian setelah berwudhu, Umar membaca surat tersebut yaitu penggalan surat Thaha. Hingga hatinya menjadi lembut dan tumbuhlah keyakinan bahwa Allah lah yang patut disembah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Sebelum kejadian tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah meminta kepada Allah,
“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”.
Tak menunggu waktu lama, hatinya meleleh bagaikan lilin yang menyala oleh api. Umar memutuskan untuk memeluk agama Islam. Ia menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan menyatakan ke-Islamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Setelah memeluk Islam, Umar menjadi orang yang paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Ia menjadi salah satu sahabat dekat Rasulullah ﷺ. Ia menjadi orang yang paling perduli terhadap perkembangan agama Islam. Bahkan, karena rasa cintanya terhadap Islam yang begitu besar, membuatnya dipercaya untuk menjadi orang pertama, memimpin kaum Muslimin, yakni menjadi khalifah kedua, sepeninggal Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Subhanallah, ternyata manusia yang paling menentang Islam pun bisa menjadi pembela Islam ketika hidayah itu telah tiba. Jadi, kita tak perlu khawatir menghadapi orang-orang yang menentang Islam. Sebab, boleh jadi Allah memiliki kehendak lain padanya. Dan tentu, Allah akan senantiasa menolong hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya.
Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu dulunya adalah orang yang paling menentang ajaran kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Ketika itu, ia menjadi orang yang paling disegani oleh seluruh kaum Quraisy. Pernah, terpikir olehnya untuk membunuh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Bahkan, ia juga melakukan penguburan kepada putrinya secara hidup-hidup demi mengikuti tradisi bangsa Arab saat itu.
Hanya saja, kebencian dan keyakinannya pada tradisi yang salah itu berubah ketika dia mendengar saudara perempuan Umar dan suaminya telah masuk islam. Lalu dia bergegas pergi ke rumah saudara perempuannya itu padahal pada awalnya dia hendak pergi ke kediaman Rasulullah untuk membunuhnya, tak sengaja dia mendengar Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan Al-Quran kepada keduanya.
Ketika Umar masuk rumah mereka, Umar sangat marah namun karena melihat saudara perempuannya terluka akibat perbuatannya maka dia berdiam sejenak. Tanpa sengaja dia melihat kertas yang berisi surat Al-Quran, dia hendak melihat surat itu namun tidak diizinkan oleh adiknya sebelum ia berwudhu. Kemudian setelah berwudhu, Umar membaca surat tersebut yaitu penggalan surat Thaha. Hingga hatinya menjadi lembut dan tumbuhlah keyakinan bahwa Allah lah yang patut disembah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Sebelum kejadian tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah meminta kepada Allah,
“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”.
Tak menunggu waktu lama, hatinya meleleh bagaikan lilin yang menyala oleh api. Umar memutuskan untuk memeluk agama Islam. Ia menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan menyatakan ke-Islamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Setelah memeluk Islam, Umar menjadi orang yang paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Ia menjadi salah satu sahabat dekat Rasulullah ﷺ. Ia menjadi orang yang paling perduli terhadap perkembangan agama Islam. Bahkan, karena rasa cintanya terhadap Islam yang begitu besar, membuatnya dipercaya untuk menjadi orang pertama, memimpin kaum Muslimin, yakni menjadi khalifah kedua, sepeninggal Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Subhanallah, ternyata manusia yang paling menentang Islam pun bisa menjadi pembela Islam ketika hidayah itu telah tiba. Jadi, kita tak perlu khawatir menghadapi orang-orang yang menentang Islam. Sebab, boleh jadi Allah memiliki kehendak lain padanya. Dan tentu, Allah akan senantiasa menolong hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya.