Kehidupan memang terkadang membutuhkan perjuangan. Bukan hanya oleh mereka yang dewasa, namun seorang anak pun harus merelakan masa kecilnya untuk bisa bertahan dalam kehidupan yang susah.
Salah satunya adalah sosok bocah berumur 7 tahun bernama Siti. Setiap hari tangannya yang mungil harus membawa termos berisi bakso yang sudah bercampur kuah. Selain itu, bocah Desa Karangkamulyan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Banten ini juga harus membawa ember berisi air dan mangkok.
Dalam sebuah video yang diunggah di situs YouTube, tampak Siti menjalani rutinitasnya setelah pulang sekolah yakni menjajakan baksonya berkeliling kampung. Siti sendiri hidup bersama dengan ibunya saja yang hanya buruh cangkul dengan upah tak seberapa. Sementara sang ayah sudah lama meninggal.
Meski kondisi hidupnya sangat sulit, Siti bukanlah bocah yang cengeng. Ia menjalani kehidupannya yang sulit tersebut dengan tabah.
Bakso yang dijual Siti merupakan usaha milik orang lain. Siti hanya menjualnya saja dan hanya mendapatkan upah 2000 rupiah. Upah itu pun diberikan jika semua bakso yang ia jual habis. Sementara jika masih tersisa, Siti hanya mendapatkan upah setengahnya saja.
Dengan suara mungilnya, Siti kerap kali meneriakkan jualannya berharap ada yang membeli. Siti juga kerap kali ingin mencicipi baso tersebut, namun ia jelas tak mampu menebus bakso yang nanti ia makan. Akhirnya Siti hanya bisa menelan ludahnya sendiri di tengah perut yang begitu lapar dan aroma bakso yang menggoda.
Simak videonya yang mengharukan tersebut
Salah satunya adalah sosok bocah berumur 7 tahun bernama Siti. Setiap hari tangannya yang mungil harus membawa termos berisi bakso yang sudah bercampur kuah. Selain itu, bocah Desa Karangkamulyan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Banten ini juga harus membawa ember berisi air dan mangkok.
Dalam sebuah video yang diunggah di situs YouTube, tampak Siti menjalani rutinitasnya setelah pulang sekolah yakni menjajakan baksonya berkeliling kampung. Siti sendiri hidup bersama dengan ibunya saja yang hanya buruh cangkul dengan upah tak seberapa. Sementara sang ayah sudah lama meninggal.
Meski kondisi hidupnya sangat sulit, Siti bukanlah bocah yang cengeng. Ia menjalani kehidupannya yang sulit tersebut dengan tabah.
Bakso yang dijual Siti merupakan usaha milik orang lain. Siti hanya menjualnya saja dan hanya mendapatkan upah 2000 rupiah. Upah itu pun diberikan jika semua bakso yang ia jual habis. Sementara jika masih tersisa, Siti hanya mendapatkan upah setengahnya saja.
Dengan suara mungilnya, Siti kerap kali meneriakkan jualannya berharap ada yang membeli. Siti juga kerap kali ingin mencicipi baso tersebut, namun ia jelas tak mampu menebus bakso yang nanti ia makan. Akhirnya Siti hanya bisa menelan ludahnya sendiri di tengah perut yang begitu lapar dan aroma bakso yang menggoda.
Simak videonya yang mengharukan tersebut