Mungkin ada di antara pembaca yang pernah bahkan sering mendengar kalimat 'Surga untuk Ayah', entah itu dari teman dekat atau saudara kita.
Meski sudah sangat jelas sekali perintah yang Allah SWT berikan untuk kita sebagai seorang muslimah agar senantiasa menutup aurat, Namun masih saja banyak muslimah yang tak mau melaksanakannya.
Sebagian diantara mereka merasa bahwa memakai jilbab harus siap dengan segala resiko yang akan mereka dapatkan dan tidak mau menggadaikan masa muda mereka yang penuh dengan kebebasan dan menunggu sampai menikah. Dengan dalih ketika mereka menikah mereka ingin benar- benar menjadi istri sholehah bagi suami mereka.
Padahal perintah Allah untuk menutup aurat ini tidak hanya berlaku setelah menikah, Namun wajib dimulai sejak akil baligh dengan ditandai keluarnya darah haidh.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri engkau, anak-anak perempuan engkau dan isteri-isteri orang mu’min, supaya mereka menutup kepala dan badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka dapat dikenal orang, maka tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat. Allah pengampun lagi pengasih” (QS. Al Ahzab : 59)
Duhai Saudariku....
Tak ingatkah engkau kepada sesosok lelaki yang selama ini memperjuangkanmu, membesarkanmu, dan mengkhawatirkanmu ketika kau belum juga kembali ke rumahmu padahal hari sudah malam, dan engkau malah mementingkan perasaan dan ingin melindungi orang asing yang belum pasti dari siksa api neraka.
Duhai Saudariku....
Tahukah engkau bahwa ketika kau melangkahkan kakimu selangkah dari rumahmu dengan membuka aurat, itu sama saja engkau selangkah menarik ayahmu menuju nerakaNya, sosok yang yang begitu sabar menunggumu siap untuk berhijab dan mampu menuntunnya menuju surgaNya malah engkau abaikan.
Duhai Saudariku.....
Ayahmu memang tak pernah senantiasa bersamamu, tak sedekat engkau dengan ibumu, tapi perjuangannya selama ini cukup menggambarkan betapa cintanya ia terhadapmu, betapa sayangnya ia padamu, maka janganlah engkau balas kasih sayangnya dengan sepercik api dari nerakaNya.
Duhai Saudariku....
Mari hadiahkan surga buat ayah kita dengan tidak melukai hatinya dan tidak menunda menutup aurat kita.
Meski sudah sangat jelas sekali perintah yang Allah SWT berikan untuk kita sebagai seorang muslimah agar senantiasa menutup aurat, Namun masih saja banyak muslimah yang tak mau melaksanakannya.
Sebagian diantara mereka merasa bahwa memakai jilbab harus siap dengan segala resiko yang akan mereka dapatkan dan tidak mau menggadaikan masa muda mereka yang penuh dengan kebebasan dan menunggu sampai menikah. Dengan dalih ketika mereka menikah mereka ingin benar- benar menjadi istri sholehah bagi suami mereka.
Padahal perintah Allah untuk menutup aurat ini tidak hanya berlaku setelah menikah, Namun wajib dimulai sejak akil baligh dengan ditandai keluarnya darah haidh.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri engkau, anak-anak perempuan engkau dan isteri-isteri orang mu’min, supaya mereka menutup kepala dan badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka dapat dikenal orang, maka tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat. Allah pengampun lagi pengasih” (QS. Al Ahzab : 59)
Duhai Saudariku....
Tak ingatkah engkau kepada sesosok lelaki yang selama ini memperjuangkanmu, membesarkanmu, dan mengkhawatirkanmu ketika kau belum juga kembali ke rumahmu padahal hari sudah malam, dan engkau malah mementingkan perasaan dan ingin melindungi orang asing yang belum pasti dari siksa api neraka.
Duhai Saudariku....
Tahukah engkau bahwa ketika kau melangkahkan kakimu selangkah dari rumahmu dengan membuka aurat, itu sama saja engkau selangkah menarik ayahmu menuju nerakaNya, sosok yang yang begitu sabar menunggumu siap untuk berhijab dan mampu menuntunnya menuju surgaNya malah engkau abaikan.
Duhai Saudariku.....
Ayahmu memang tak pernah senantiasa bersamamu, tak sedekat engkau dengan ibumu, tapi perjuangannya selama ini cukup menggambarkan betapa cintanya ia terhadapmu, betapa sayangnya ia padamu, maka janganlah engkau balas kasih sayangnya dengan sepercik api dari nerakaNya.
Duhai Saudariku....
Mari hadiahkan surga buat ayah kita dengan tidak melukai hatinya dan tidak menunda menutup aurat kita.