Maraknya aksi pungutan liar (pungli) di berbagai daerah seakan kian tak terbendung, mulai dari dinas perhubungan hingga pihak kepolisian. Hal ini pula yang membuat Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Djoko Prastowo mencoba mengungkapnya sendiri dengan cara menyamar sebagai warga biasa.
Kala itu agar ditertibkan oleh Polantas (Polisi Lalu Lintas), Djoko melakukan pelanggaran lalu lintas tepat di depannya. Sontak sang polisi yang sedang bertugas di jalanan tersebut memintanya untuk menepi dan meminta sejumlah uang damai.
Saat itu Djoko hanya beraksi sendirian dan setelah menepi, Djoko kemudian diminta untuk masuk ke dalam pos polisi. Di sana polisi berpangkat tertinggi di wilayah Sumsel tersebut diminta uang damai yang telah ditentukan. Namun tentu saja Djoko menolaknya dan minta tindakan surat tilang saja. Ternyata polisi tersebut terus mendesak dengan beragam cara seperti menakut-nakuti prosesnya akan sulit ataupun biaya yang lebih besar.
Karena merasa terdesak, Djoko pun mengeluarkan sejumlah uang yang diminta oleh Polantas tersebut. Namun setelah memberikan uang itu, Djoko kemudian membuka identitasnya bahwa ia merupakan Kapolda Sumatera Selatan. Polisi yang tertangkap basah itu pun digiring oleh Propam Polda Sumsel Kombes Pol Hendro setelah dihubungi oleh Djoko.
“Ya, memang begitu salah satu caranya (menyamar). Anggota itu tetap memaksa minta duit damai, padahal waktu saya pura-pura minta ditilang saja. Dia (polisi pungli) saya tanya mana surat tugas, malah tidak bisa menunjukkan,” ucap Djoko sebagaimana dikutip dari Merdeka (18/10/2016).
Kapolda tersebut menyesalkan anggotanya masih ada yang melakukan pungutan liar atau uang damai kepada masyarakat. Karena hal tersebut, dirinya pun tak segan untuk menindak para pelakunya sebagai bentuk pelanggaran kode etik dan disiplin.
“Genderang pungli ini sudah ditabuh Presiden, Kapolri juga sudah. Kita juga tabuh tapi tidak bikin kaget orang. Tapi saya tak mau tinggal diam urusi pungli, pasti saya tindak,” pungkasnya.
Kala itu agar ditertibkan oleh Polantas (Polisi Lalu Lintas), Djoko melakukan pelanggaran lalu lintas tepat di depannya. Sontak sang polisi yang sedang bertugas di jalanan tersebut memintanya untuk menepi dan meminta sejumlah uang damai.
Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Djoko Prastowo (Tribratanews.com) |
Karena merasa terdesak, Djoko pun mengeluarkan sejumlah uang yang diminta oleh Polantas tersebut. Namun setelah memberikan uang itu, Djoko kemudian membuka identitasnya bahwa ia merupakan Kapolda Sumatera Selatan. Polisi yang tertangkap basah itu pun digiring oleh Propam Polda Sumsel Kombes Pol Hendro setelah dihubungi oleh Djoko.
“Ya, memang begitu salah satu caranya (menyamar). Anggota itu tetap memaksa minta duit damai, padahal waktu saya pura-pura minta ditilang saja. Dia (polisi pungli) saya tanya mana surat tugas, malah tidak bisa menunjukkan,” ucap Djoko sebagaimana dikutip dari Merdeka (18/10/2016).
Kapolda tersebut menyesalkan anggotanya masih ada yang melakukan pungutan liar atau uang damai kepada masyarakat. Karena hal tersebut, dirinya pun tak segan untuk menindak para pelakunya sebagai bentuk pelanggaran kode etik dan disiplin.
“Genderang pungli ini sudah ditabuh Presiden, Kapolri juga sudah. Kita juga tabuh tapi tidak bikin kaget orang. Tapi saya tak mau tinggal diam urusi pungli, pasti saya tindak,” pungkasnya.
Baca Juga: Salut! Kapolda Ini Menyamar Dan Tangkap Polisi Yang Lagi Tilang Damai