Jika di belahan dunia yang lain, masjid dibangun megah, dengan hiasan menara berlapiskan emas serta ornamen dinding bermotif kaligrafi, maka lain halnya dengan masjid yang berada di Asaita, Danakil, Ethiopia ini.
Di masjid ini, tidak ada hiasan kaligrafi, juga tidak pula berdinding tembok megah. Tidak ada menara yang menjulang tinggi dengan puncak yang berdiri kokoh, bahkan tidak dilengkapi pula dengan daun pintu.
Melainkan dibangun dengan bahan kayu secara keseluruhan.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com, Masjid tanpa nama ini dibangun dengan mengunakan kayu, Namun kayu yang digunakan pun bukanlah kayu yang sudah melewati tahapan finishing, sebaliknya menggunakan kayu dari batang-batang pohon yang sudah kering. Kemudian disatukan hingga menjadi dinding dengan pengikat yang terbuat dari kulit kayu pula.
Di sekelilingnya, diberikan tumpukan batu yang menandai bahwa ada bangunan di tempat ini.
Bahan dasar batang kayu juga digunakan untuk membangun menara.
Di bagian pondasi, menggunakan tumpukan batu, kemudian disusun menjadi menara dengan tumpukan batang kayu.
Terlihat sangat sederhana, namun masjid ini tentu tak kehilangan daya tarik eksotisnya.
Bagaimana dengan jamaahnya? Tidak banyak, karena sebagian besar masjid ini digunakan oleh para musafir yang kebetulan melintas menggunakan unta di daerah tersebut.
Sungguh indah bukan?
Allahu Akbar, Maha besar Allah dengan segala ciptaan-Nya.
Baca Juga:
Di masjid ini, tidak ada hiasan kaligrafi, juga tidak pula berdinding tembok megah. Tidak ada menara yang menjulang tinggi dengan puncak yang berdiri kokoh, bahkan tidak dilengkapi pula dengan daun pintu.
Melainkan dibangun dengan bahan kayu secara keseluruhan.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com, Masjid tanpa nama ini dibangun dengan mengunakan kayu, Namun kayu yang digunakan pun bukanlah kayu yang sudah melewati tahapan finishing, sebaliknya menggunakan kayu dari batang-batang pohon yang sudah kering. Kemudian disatukan hingga menjadi dinding dengan pengikat yang terbuat dari kulit kayu pula.
Di sekelilingnya, diberikan tumpukan batu yang menandai bahwa ada bangunan di tempat ini.
Bahan dasar batang kayu juga digunakan untuk membangun menara.
Di bagian pondasi, menggunakan tumpukan batu, kemudian disusun menjadi menara dengan tumpukan batang kayu.
Terlihat sangat sederhana, namun masjid ini tentu tak kehilangan daya tarik eksotisnya.
Bagaimana dengan jamaahnya? Tidak banyak, karena sebagian besar masjid ini digunakan oleh para musafir yang kebetulan melintas menggunakan unta di daerah tersebut.
Sungguh indah bukan?
Allahu Akbar, Maha besar Allah dengan segala ciptaan-Nya.
Baca Juga: