Melakukan sholat Jum’at merupakan kewajiban bagi umat muslim, terutama para lelakinya. Meski begitu banyak dari mereka yang enggan dan malas-malasan melaksanakan sholat yang hanya dilakukan sekali pada hari Jum’at tersebut dan sedikit saja orang yang berani mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya melaksanakan sholat Jum’at.
Salah satu yang berani mengingatkan pentingnya ibadah di hari Jum’at adalah Dede Siti Hindun. Warga Kampung Empangsari Kecamatan Plered Purwakarta Jawa Barat ini memang dikenal oleh masyarakatnya karena selalu melakukan patroli setiap hari Jum’at layaknya seorang petugas keamanan.
Bukan untuk menangkap pencuri, melainkan untuk mengingatkan agar para laki-laki muslim yang sudah baligh mau melaksanakan sholat Jum’at.
Berbekal sapu hingga rotan, nenek berumur 63 tahun yang kerap disapa Mak Gober ini akan siap menghajar laki-laki yang kedapatan masih nongkrong dan berkeliaran ketika waktu sholat Jum’at.
Dahulu Mak Gober dibantu oleh sembilan orang temannya yang kesemuanya mengenakan jubah berwarna hitam. Mereka tanpa ampun dan pandang bulu akan menghajar siapa saja yang malas melaksanakan sholat Jum’at, entah pedagang, tukang ojek hingga pegawai negeri sekalipun.
“Saya pastikan Kecamatan Plered tidak ada yang berkeliaran saat jam sholat Jum’at. Kalau ada, siap-siap mendapat pukulan dari saya,” ucap Mak Gober, sebagaimana dikutip dari Radar Karawang, Selasa (11/10/2016).
Apa yang dilakukan oleh Mak Gober bukan tanpa alasan. Selain karena bertujuan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, hal itu juga karena bentuk tindakan dari keluhan para pemilik toko yang tempatnya digunakan untuk bersantai-santai saat Sholat Jum’at.
“Udah lama sih dari 2007 kalau tidak salah. Makanya sekarang hanya 3 orang. Soalnya teman-teman sudah banyak yang meninggal,” tuturnya.
Sementara itu lokasi yang sering dijadikan tempat patroli Mak Gober diantaranya gang pertokoan, jalan raya hingga jalan tikus. Meski kadang mendapatkan bermacam-macam respon atau perlawanan, Mak Gober tetap melaksanakan tugasnya tanpa kenal takut.
“Dulu pernah saya pas ngusir supaya sholat ternyata dia non muslim. Kita berantem di situ, karena saya tidak tahu,” kenangnya.
Meski beresiko, apa yang dilakukannya juga mendapatkan respon positif dari tokoh setempat. Bahkan salah seorang donatur memberikan hadiah umroh ke tanah suci.
“Alhamdulillah saya tahun 2013 pergi umroh, ada donatur yang ngasih tiket pergi ke sana dan semua gratis,” pungkasnya.
Baca Juga:
Salah satu yang berani mengingatkan pentingnya ibadah di hari Jum’at adalah Dede Siti Hindun. Warga Kampung Empangsari Kecamatan Plered Purwakarta Jawa Barat ini memang dikenal oleh masyarakatnya karena selalu melakukan patroli setiap hari Jum’at layaknya seorang petugas keamanan.
Mak Gober (Radar Karawang) |
Berbekal sapu hingga rotan, nenek berumur 63 tahun yang kerap disapa Mak Gober ini akan siap menghajar laki-laki yang kedapatan masih nongkrong dan berkeliaran ketika waktu sholat Jum’at.
Dahulu Mak Gober dibantu oleh sembilan orang temannya yang kesemuanya mengenakan jubah berwarna hitam. Mereka tanpa ampun dan pandang bulu akan menghajar siapa saja yang malas melaksanakan sholat Jum’at, entah pedagang, tukang ojek hingga pegawai negeri sekalipun.
“Saya pastikan Kecamatan Plered tidak ada yang berkeliaran saat jam sholat Jum’at. Kalau ada, siap-siap mendapat pukulan dari saya,” ucap Mak Gober, sebagaimana dikutip dari Radar Karawang, Selasa (11/10/2016).
Apa yang dilakukan oleh Mak Gober bukan tanpa alasan. Selain karena bertujuan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, hal itu juga karena bentuk tindakan dari keluhan para pemilik toko yang tempatnya digunakan untuk bersantai-santai saat Sholat Jum’at.
“Udah lama sih dari 2007 kalau tidak salah. Makanya sekarang hanya 3 orang. Soalnya teman-teman sudah banyak yang meninggal,” tuturnya.
Sementara itu lokasi yang sering dijadikan tempat patroli Mak Gober diantaranya gang pertokoan, jalan raya hingga jalan tikus. Meski kadang mendapatkan bermacam-macam respon atau perlawanan, Mak Gober tetap melaksanakan tugasnya tanpa kenal takut.
“Dulu pernah saya pas ngusir supaya sholat ternyata dia non muslim. Kita berantem di situ, karena saya tidak tahu,” kenangnya.
Meski beresiko, apa yang dilakukannya juga mendapatkan respon positif dari tokoh setempat. Bahkan salah seorang donatur memberikan hadiah umroh ke tanah suci.
“Alhamdulillah saya tahun 2013 pergi umroh, ada donatur yang ngasih tiket pergi ke sana dan semua gratis,” pungkasnya.
Baca Juga:
- Amalan Istimewa Di Hari Jumat Yang Sering Terlupakan
- Mandi Jumat Sebelum Berangkat Kerja Pagi, Haruskah Diulang Lagi Sebagai Syarat Shalat Jum’at?