Di negara Eropa, agaknya istilah polwan berhijab terdengar begitu ganjil. Terlebih di negara minoritas muslim seperti Inggris. Kendati demikian, wanita ini tetap kokoh dalam pendiriannya, ia membuktikan kecintaannya pada Islam dalam hal berbusana. Ialah Jayne Kemp, seorang mualaaf yang resmi menjadi muslimah pada April 2012 silam.
Kepada salah satu portal berita Inggris, The Sun ia menuturkan bahwa ia memeluk Islam bukan karena ia tertarik atau hendak mengorek – orek agama lantas membanding – bandingkannya. Ia milih islam karena begitu menyukainya serta kagum terhadap ajaran – ajaran yang berada di dalamnya. Salah satu ajaran yang paling ia sukai yakni islam begitu memuliakan orang serta menempatkan setiap anak secara terhormat dan bermartabat.
“Islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi. Kepada tetangga, kawan maupun orang yang membenci kita sekalipun,” ungkapnya kepada The Sun.
Di samping itu, islam juga sarat akan nilai – nilai luhur seperti menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, hingga berbuat baik kepada tetangga. Bahkan Jayne semula mengira bahwa islam sama sekali tidak menghargai kaum wanita, wanita tidak pernah mendapat tempat terhormat dan begitu teraniaya.
Namun ia pun menyadari bahwa dugannya selama ini ternyata salah. Sebaliknya, islam justru mengangkat tinggi – tinggi harkat dan martabat wanita, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya menempatkan penghormatan seorang anak kepada ibu tiga kali lipatnya dari penempatan penghormatan kepada ayah.
Ajaran islam juga menyerukan anjuran berhijab bagi kaum wanita bukan untuk menghalang – halangi gerak – geriknya atau membatasinya untuk berkarya melainkan untuk menjaga kerhormatan dan martabatnya.
Dengan berpakaian tertutup, maka wanita akan terjaga dan jauh dari mata liar kaum laki – laki. Wanita yang berpenampilan seksi tentu akan menjadi obyek kriminalitas, sebaliknya wanita yang keindahan tubuhnya di balut dengan hijab, maka ia akan terlindungi dan tentunya terjaga dari pelecehan seksual baik verbal maupun nonverbal.
Jayne menuturkan bahwa perkenalannya dengan islam di mulai tatkala ia menghadapi sebuah kasus kekerasan rumah tangga seorang muslimah di Eccles, Salford. Dengan kasus yang di hadapinya itu mau tak mau mengharuskan dirinya mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan islam.
Untuk membantu mengungkap kasus wanita yang sedang ia tangani itu, Jayne perlu mengetahui pemecahan dan solusinya dalam islam. Hai itu kemudian membuatnya harus berdiskusi dengan komunitas muslimah di akun jejaring sosial twitter.
Seolah kurang cukup dengan segenap diskusinya di dunia maya, Jayne pun semakin tertarik mengetahui lebih jauh tentang islam,
“Di tempat saya bekerja di Eccles, di sana ada sebuah masjid besar dan populasi muslim besar, jadi saya pikir saya harus mencari lebih banyak tentang kasus yang membelit wanita itu” ujarnya.
Dari diskusi – diskusi itulah kemudian ia menemukan cahaya terang, secara perlahan ia mulai memahami islam. Padahal ketika itu, ia hanya berniat untuk menangani satu kasus pelik yang di hadapinya akan tetapi lambat laun, ia justru kian tertarik dengan islam.
“Saya rasa saya jatuh cinta dengan islam,”
Hari demi hari di lalui Jayne dengan pengetahuan barunya mengenai ajaran Islam membuatnya semakin mengagumi agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad itu. Hingga pada akhirnya ia mengikrarkan dirinya menjadi seorang muslimah. Ia pun mulai mengenakan hijab dan mengganti namanya menjadi Aminah.
Nama tersebut tak lain adalah nama Ibu dari Muhammad, dengan nama itu ia berharap bisa menjadi seorang muslimah sejati dan melahirkan manusia hebat seperti Muhammad shalallahu ‘alaihi wassallam.
Keislaman Jayne di terima dengan baik oleh kalangan keluarganya dan rekan – rekan kerjanya. Akan tetapi ia tidak akan memaksa kedua anaknya untuk turut memeluk islam sebagaimana dirinya karena memang tak ada sedikitpun paksaan untuk masuk agama islam.
Perlu di ketahui bersama bahwa populasi muslim di Inggris terbanyak ketiga di daerah Eropa setelah Perancis dan Jerman. Terkait keinginannya untuk mengenakan jilbab dalam bertugas sebagai polwan yang selalu berpatroli, pada akhirnya mendapat respon baik dari atasan – atasannya.
Bahkan ia memperoleh tugas khusus untuk menjadi fasilisator bagi wanita muslim dalam hal berbusana. Ia kini juga begitu gencar mempromosikan Islam kepada rekan – rekannya, ia juga sering meluruskan pandangan negatif orang mengenai islam.
Menurutnya, keluarga, lingkungan, tetangga hingga pekerjaannya sangat mendukung dengan apa yang telah di putuskannya. Karena menurut mereka, selama itu pilihan dan bukan paksaan maka tidak akan menjadi suatu masalah bagi mereka.
“Adikku bahkan mengatakan diriku sangat bahagia, jauh lebih bahagia dari sebelumnya.”ungkapnya.
Jelasnya, bagi Jayne Kemp, pilihan menjadi seorang muslimah dan menjadi polwan yang berani mengenakan hijab merupakan bentuk pengabdian dirinya terhadap Allah, agama dan manusia.
Jayne Kemp, Polisi Inggris Yang Jatuh Cinta kepada Islam, Begini Kisah Spiritualnya |
Kepada salah satu portal berita Inggris, The Sun ia menuturkan bahwa ia memeluk Islam bukan karena ia tertarik atau hendak mengorek – orek agama lantas membanding – bandingkannya. Ia milih islam karena begitu menyukainya serta kagum terhadap ajaran – ajaran yang berada di dalamnya. Salah satu ajaran yang paling ia sukai yakni islam begitu memuliakan orang serta menempatkan setiap anak secara terhormat dan bermartabat.
“Islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi. Kepada tetangga, kawan maupun orang yang membenci kita sekalipun,” ungkapnya kepada The Sun.
Di samping itu, islam juga sarat akan nilai – nilai luhur seperti menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, hingga berbuat baik kepada tetangga. Bahkan Jayne semula mengira bahwa islam sama sekali tidak menghargai kaum wanita, wanita tidak pernah mendapat tempat terhormat dan begitu teraniaya.
Namun ia pun menyadari bahwa dugannya selama ini ternyata salah. Sebaliknya, islam justru mengangkat tinggi – tinggi harkat dan martabat wanita, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya menempatkan penghormatan seorang anak kepada ibu tiga kali lipatnya dari penempatan penghormatan kepada ayah.
Ajaran islam juga menyerukan anjuran berhijab bagi kaum wanita bukan untuk menghalang – halangi gerak – geriknya atau membatasinya untuk berkarya melainkan untuk menjaga kerhormatan dan martabatnya.
Dengan berpakaian tertutup, maka wanita akan terjaga dan jauh dari mata liar kaum laki – laki. Wanita yang berpenampilan seksi tentu akan menjadi obyek kriminalitas, sebaliknya wanita yang keindahan tubuhnya di balut dengan hijab, maka ia akan terlindungi dan tentunya terjaga dari pelecehan seksual baik verbal maupun nonverbal.
Jayne menuturkan bahwa perkenalannya dengan islam di mulai tatkala ia menghadapi sebuah kasus kekerasan rumah tangga seorang muslimah di Eccles, Salford. Dengan kasus yang di hadapinya itu mau tak mau mengharuskan dirinya mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan islam.
Untuk membantu mengungkap kasus wanita yang sedang ia tangani itu, Jayne perlu mengetahui pemecahan dan solusinya dalam islam. Hai itu kemudian membuatnya harus berdiskusi dengan komunitas muslimah di akun jejaring sosial twitter.
Seolah kurang cukup dengan segenap diskusinya di dunia maya, Jayne pun semakin tertarik mengetahui lebih jauh tentang islam,
“Di tempat saya bekerja di Eccles, di sana ada sebuah masjid besar dan populasi muslim besar, jadi saya pikir saya harus mencari lebih banyak tentang kasus yang membelit wanita itu” ujarnya.
Dari diskusi – diskusi itulah kemudian ia menemukan cahaya terang, secara perlahan ia mulai memahami islam. Padahal ketika itu, ia hanya berniat untuk menangani satu kasus pelik yang di hadapinya akan tetapi lambat laun, ia justru kian tertarik dengan islam.
“Saya rasa saya jatuh cinta dengan islam,”
Hari demi hari di lalui Jayne dengan pengetahuan barunya mengenai ajaran Islam membuatnya semakin mengagumi agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad itu. Hingga pada akhirnya ia mengikrarkan dirinya menjadi seorang muslimah. Ia pun mulai mengenakan hijab dan mengganti namanya menjadi Aminah.
Nama tersebut tak lain adalah nama Ibu dari Muhammad, dengan nama itu ia berharap bisa menjadi seorang muslimah sejati dan melahirkan manusia hebat seperti Muhammad shalallahu ‘alaihi wassallam.
Keislaman Jayne di terima dengan baik oleh kalangan keluarganya dan rekan – rekan kerjanya. Akan tetapi ia tidak akan memaksa kedua anaknya untuk turut memeluk islam sebagaimana dirinya karena memang tak ada sedikitpun paksaan untuk masuk agama islam.
Perlu di ketahui bersama bahwa populasi muslim di Inggris terbanyak ketiga di daerah Eropa setelah Perancis dan Jerman. Terkait keinginannya untuk mengenakan jilbab dalam bertugas sebagai polwan yang selalu berpatroli, pada akhirnya mendapat respon baik dari atasan – atasannya.
Bahkan ia memperoleh tugas khusus untuk menjadi fasilisator bagi wanita muslim dalam hal berbusana. Ia kini juga begitu gencar mempromosikan Islam kepada rekan – rekannya, ia juga sering meluruskan pandangan negatif orang mengenai islam.
Menurutnya, keluarga, lingkungan, tetangga hingga pekerjaannya sangat mendukung dengan apa yang telah di putuskannya. Karena menurut mereka, selama itu pilihan dan bukan paksaan maka tidak akan menjadi suatu masalah bagi mereka.
“Adikku bahkan mengatakan diriku sangat bahagia, jauh lebih bahagia dari sebelumnya.”ungkapnya.
Jelasnya, bagi Jayne Kemp, pilihan menjadi seorang muslimah dan menjadi polwan yang berani mengenakan hijab merupakan bentuk pengabdian dirinya terhadap Allah, agama dan manusia.