Ulama merupakan pewaris Nabi yang mengemban amanat untuk menyampaikan risalah, baik Al Qur’an maupun Assunnah. Meski demikian, saat ini umat Islam perlu waspada akan banyaknya ulama dunia yang justru jauh dari apa yang dicontohkan oleh para sahabat maupun kalangan ulama terdahulu.
Tak hanya itu saja, keberadaan ulama akhirat juga kini semakin langka dan tergerus oleh mereka yang seakan berpenampilan layaknya ulama, namun begitu haus akan pujian dan kehidupan duniawi.
Imam Ibnul Jauzi dalam Shaid Al Khatir menjelaskan bahwa ulama dunia adalah sosok yang menginginkan duniawi, cinta akan pujian manusia dan senang dengan banyaknya pengikut.
Jika kita melihat kenyataan yang ada sekarang ini seperti di media televisi maupun media siar lainnya, tentu kita bisa mengenali siapa saja yang termasuk ulama dunia dan sudah semestinya bagi kita untuk tidak mengikuti mereka.
Sementara itu yang termasuk ulama akhirat menurut Imam Ibnul Jauzi adalah mereka yang bersih akan niat duniawi, takut terjerumus dalam godaannya dan merasa kasihan dengan mereka yang condong kepada dunia.
Dikatakan pula bahwa ulama akhirat adalah seperti sahabat Rasulullah yakni Abu Darda Radhiyallahu ‘Anhu yang terus menerus mendoakan rekan-rekannya tanpa diketahui siapapun.
Ulama akhirat memang memiliki kecintaan kepada sesamanya sama seperti kepada dirinya sendiri, bahkan lebih. Tak ada waktu yang kosong dalam kehidupan mereka, melainkan untuk mendoakan umat manusia lainnya.
Ulama akhirat pun layaknya Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta’ala yang berkata kepada anaknya Imam Syafii Rahimahullahu Ta’ala.
“Bapakmu termasuk enam orang yang senantiasa aku doakan setiap malam pada waktu sahur.”
Lantas bagaimanakah dengan kita? Adakah kita mendoakan orang lain seperti ulama, kyai, ustad, ataupun sahabat-sahabat kita agar tetap berada dalam ridho Allah?
Demikianlah sosok ulama akhirat yang meski telah tiada, mereka tetap menerangi dunia dengan amal shaleh dan karya-karyanya. Mereka pun bukan sosok yang senang dengan pencitraan dan enggan mempromosikan dirinya.
Sama halnya seperti seorang sahabat Rasulullah yakni Alqamah yang berkata:
“Saya tidak suka ada orang yang mengenaliku dan mengatakan, ‘Ini Alqamah’”.
Karenanya mari kita mengintrospeksi diri untuk mengikuti teladan dari para ulama terdahulu yang mendoakan sesamanya serta mengenali karakter ulama dunia agar tidak terbawa oleh ajakannya yang semu. Wallahu A’lam
Baca Juga:
Tak hanya itu saja, keberadaan ulama akhirat juga kini semakin langka dan tergerus oleh mereka yang seakan berpenampilan layaknya ulama, namun begitu haus akan pujian dan kehidupan duniawi.
Imam Ibnul Jauzi dalam Shaid Al Khatir menjelaskan bahwa ulama dunia adalah sosok yang menginginkan duniawi, cinta akan pujian manusia dan senang dengan banyaknya pengikut.
Jika kita melihat kenyataan yang ada sekarang ini seperti di media televisi maupun media siar lainnya, tentu kita bisa mengenali siapa saja yang termasuk ulama dunia dan sudah semestinya bagi kita untuk tidak mengikuti mereka.
Sementara itu yang termasuk ulama akhirat menurut Imam Ibnul Jauzi adalah mereka yang bersih akan niat duniawi, takut terjerumus dalam godaannya dan merasa kasihan dengan mereka yang condong kepada dunia.
Dikatakan pula bahwa ulama akhirat adalah seperti sahabat Rasulullah yakni Abu Darda Radhiyallahu ‘Anhu yang terus menerus mendoakan rekan-rekannya tanpa diketahui siapapun.
Ulama akhirat memang memiliki kecintaan kepada sesamanya sama seperti kepada dirinya sendiri, bahkan lebih. Tak ada waktu yang kosong dalam kehidupan mereka, melainkan untuk mendoakan umat manusia lainnya.
Ulama akhirat pun layaknya Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta’ala yang berkata kepada anaknya Imam Syafii Rahimahullahu Ta’ala.
“Bapakmu termasuk enam orang yang senantiasa aku doakan setiap malam pada waktu sahur.”
Lantas bagaimanakah dengan kita? Adakah kita mendoakan orang lain seperti ulama, kyai, ustad, ataupun sahabat-sahabat kita agar tetap berada dalam ridho Allah?
Demikianlah sosok ulama akhirat yang meski telah tiada, mereka tetap menerangi dunia dengan amal shaleh dan karya-karyanya. Mereka pun bukan sosok yang senang dengan pencitraan dan enggan mempromosikan dirinya.
Sama halnya seperti seorang sahabat Rasulullah yakni Alqamah yang berkata:
“Saya tidak suka ada orang yang mengenaliku dan mengatakan, ‘Ini Alqamah’”.
Karenanya mari kita mengintrospeksi diri untuk mengikuti teladan dari para ulama terdahulu yang mendoakan sesamanya serta mengenali karakter ulama dunia agar tidak terbawa oleh ajakannya yang semu. Wallahu A’lam
Baca Juga:
- Inilah 7 Ulama Hebat Asal Indonesia Yang Mendunia
- Waspadalah Terhadap Ulama Yang Lebih Berbahaya Dari Dajjal Ini
- Ustadz Tukang Pacaran Dan Kyai Tukang Gosip