Sosok ibu memang tidak akan pernah tergantikan oleh apapun juga. Bahkan ia memiliki kedudukan yang sangat tinggi di hadapan Allah dan Rasul-Nya. Seperti kisah berikut ini dimana seorang pria yang tadinya berniat menikahi wanita pujaan hati, mendadak mengurungkan niatnya setelah melihat tangan sang ibu.
Kisah ini bermula ketika pria yang lahir dari keluarga miskin berangsur-angsur bisa mencapai kesuksesan saat merantau di daerah lain. Ia pun jatuh cinta kepada seorang wanita dengan paras menawan dan lahir dari keluarga berada.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar orang kaya sangat sulit untuk menerima kondisi orang yang tidak satu level dengan mereka. Alhasil ketika pria itu melamar sang wanita, keluarga wanita lantas membuat kesepakatan. Kesepakatannya adalah ketika acara resepsi dilangsungkan, si pria tidak boleh membawa ibunya.
Mengapa demikian? Ternyata pria tersebut mengatakan secara jujur kepada pasangannya bahwa ia memiliki ibu seorang tukang cuci pakaian dan karena tidak ingin dipermalukan di hadapan tamu undangan, maka pihak keluarga wanita pun mengajukan syarat demikian.
Pria yang sudah jatuh cinta pada wanita pujaan hatinya itu pun mengiyakan meski dalam hatinya terpaksa melakukan hal tersebut. Hingga akhirnya ia mencoba mendatangi seorang guru spiritual dan menanyakan perihal persyaratan dari calon istrinya tersebut.
Sang guru kemudian bertanya, “Apa pekerjaan ibumu?”
Pria itu lantas menjawab, “Aku ditinggal mati ayahku saat umur 1 tahun. Akhirnya untuk membesarkan, ibuku bekerja sebagai tukang cuci pakaian dan dia berhasil mengantar saya sampai jadi orang sukses.”
Kemudian gurunya tersebut berkata, “Begini, kamu pulang dan kau cuci kedua tangan ibumu, besok kau pergi lagi kesini, aku akan kasih pendapatku.”
Sepulangnya ke rumah, pria itu lantas mendatangi ibunya dan melakukan apa yang disuruh oleh guru spiritualnya. Ketika melihat tangan sang ibu, tampak tangannya begitu kasar dan sebagian terdapat bekas luka dan kulit yang mengelupas. Sontak pria itu pun menangis tak tertahankan di hadapan ibunya.
Tak perlu menunggu esok hari, pria itu langsung mendatangi guru spiritualnya dan berkata, “Demi Allah, aku tidak akan korbankan ibuku untuk siapapun.”
Hari itu juga ia mendatangi rumah kediaman calon istrinya dan mengatakan di hadapan keluarganya bahwa ia membatalkan pernikahan tersebut dan tidak akan mengikuti persyaratan yang diberikan karena ia lebih memilih ibunya.
***
Kisah tersebut mengingatkan kepada kita bahwa seburuk apapun seorang ibu, ia tetap adalah orang yang telah melahirkan dan merawat kita. Dari tangannyalah kita bisa tumbuh dan mampu meraih kesuksesan di dunia.
Karenanya janganlah berkata-kata yang kasar ataupun berbuat tidak baik kepada orangtua, terutama ibu. Apalagi jika harus menyingkirkan atau meniadakan kehadiran mereka hanya demi mendapatkan pengakuan dari orang lain. Naudzubillah
Baca Juga:
Semoga kita semua bisa menjadi anak yang berbakti dan tercatat sebagai pribadi yang shaleh shalehah dalam pandangan Allah Ta’ala. Aamiin
Kisah ini bermula ketika pria yang lahir dari keluarga miskin berangsur-angsur bisa mencapai kesuksesan saat merantau di daerah lain. Ia pun jatuh cinta kepada seorang wanita dengan paras menawan dan lahir dari keluarga berada.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar orang kaya sangat sulit untuk menerima kondisi orang yang tidak satu level dengan mereka. Alhasil ketika pria itu melamar sang wanita, keluarga wanita lantas membuat kesepakatan. Kesepakatannya adalah ketika acara resepsi dilangsungkan, si pria tidak boleh membawa ibunya.
Mengapa demikian? Ternyata pria tersebut mengatakan secara jujur kepada pasangannya bahwa ia memiliki ibu seorang tukang cuci pakaian dan karena tidak ingin dipermalukan di hadapan tamu undangan, maka pihak keluarga wanita pun mengajukan syarat demikian.
Pria yang sudah jatuh cinta pada wanita pujaan hatinya itu pun mengiyakan meski dalam hatinya terpaksa melakukan hal tersebut. Hingga akhirnya ia mencoba mendatangi seorang guru spiritual dan menanyakan perihal persyaratan dari calon istrinya tersebut.
Sang guru kemudian bertanya, “Apa pekerjaan ibumu?”
Pria itu lantas menjawab, “Aku ditinggal mati ayahku saat umur 1 tahun. Akhirnya untuk membesarkan, ibuku bekerja sebagai tukang cuci pakaian dan dia berhasil mengantar saya sampai jadi orang sukses.”
Kemudian gurunya tersebut berkata, “Begini, kamu pulang dan kau cuci kedua tangan ibumu, besok kau pergi lagi kesini, aku akan kasih pendapatku.”
Sepulangnya ke rumah, pria itu lantas mendatangi ibunya dan melakukan apa yang disuruh oleh guru spiritualnya. Ketika melihat tangan sang ibu, tampak tangannya begitu kasar dan sebagian terdapat bekas luka dan kulit yang mengelupas. Sontak pria itu pun menangis tak tertahankan di hadapan ibunya.
Tak perlu menunggu esok hari, pria itu langsung mendatangi guru spiritualnya dan berkata, “Demi Allah, aku tidak akan korbankan ibuku untuk siapapun.”
Hari itu juga ia mendatangi rumah kediaman calon istrinya dan mengatakan di hadapan keluarganya bahwa ia membatalkan pernikahan tersebut dan tidak akan mengikuti persyaratan yang diberikan karena ia lebih memilih ibunya.
***
Kisah tersebut mengingatkan kepada kita bahwa seburuk apapun seorang ibu, ia tetap adalah orang yang telah melahirkan dan merawat kita. Dari tangannyalah kita bisa tumbuh dan mampu meraih kesuksesan di dunia.
Karenanya janganlah berkata-kata yang kasar ataupun berbuat tidak baik kepada orangtua, terutama ibu. Apalagi jika harus menyingkirkan atau meniadakan kehadiran mereka hanya demi mendapatkan pengakuan dari orang lain. Naudzubillah
Baca Juga:
- Surat Dari Seorang Ibu Yang Terkoyak Hatinya
- Masih Mengutamakan Istri Daripada Ibu? Bacalah Kisah Nyata Ini!!!
- Jangan Sepelekan Perkara Penting Ini Ketika Memilih Pasangan Hidup
Semoga kita semua bisa menjadi anak yang berbakti dan tercatat sebagai pribadi yang shaleh shalehah dalam pandangan Allah Ta’ala. Aamiin