Aksi demo untuk menuntut Ahok telah dilakukan oleh ribuan umat Islam dari berbagai lapisan masyarakat pada hari Jum’at (14/10/2016) kemarin. Tentu saja hal ini berkaitan ucapan Ahok yang telah memasuki ranah agama orang lain tanpa dasar ilmu pengetahuan dengan mengutip surat Al Maidah ayat 51 saat berpidato di Kepulauan Seribu.
Aksi demo pun berlangsung diawali dengan longmarch dari Masjid Istiqlal menuju Kantor Balaikota Jakarta dan Bareskrim Polri.
Namun selain umat Islam, ternyata ada pemandangan yang begitu menunjukkan rasa toleransi dalam aksi tersebut. Beberapa wanita dari kalangan etnis Tionghoa memberikan bantuan logistik sebagai bentuk dukungan atas aksi umat Islam tersebut.
“Bantuan logistik kepada para peserta aksi #TangkapAhok dari katedral ini tentu membuat Ahokers semakin geger otak,” tulis @SibonekaKayu dalam media sosial Twitter.
Tentu pemandangan yang sangat mengagumkan tersebut menunjukkan wujud dari toleransi yang sebenarnya. Sehingga sangat jelas bahwa tuntutan tersebut bukan karena suatu etnis atau agama tertentu, melainkan pihak perseorangan yang berani menistakan agama lain lewat penghinaan atas kitab sucinya.
Warga etnis Tionghoa pun sangat paham dengan apa yang diaspirasikan oleh masyarakat muslim dalam aksi tersebut. Umat Islam juga menghargai agama lain dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap tempat ibadah seperti Gereja Katedral yang saat itu mereka lalui.
Aksi dari para wanita etnis Tionghoa ini pun mendapatkan simpati dan pujian dari netizen.
Salah satunya seperti disampaikan akun @Subadi_Sigit_W yang menulis,”Beginilah seharusnya umat beragama itu saling bantu kalau ada yang menghina salah 1 agama.”
Sementara akun @tatahudaya8 berkomentar, “Ini perlu ditiru, sebenarnya yang buat rusuh itu intinya dari personil seseorang bukan agamanya. Allah menciptakan agama untuk kerukunan.”
Baca Juga:
Semoga kerukunan beragama di Indonesia terus terjaga dan menghargai batasan setiap toleransi layaknya Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral.
Aksi demo pun berlangsung diawali dengan longmarch dari Masjid Istiqlal menuju Kantor Balaikota Jakarta dan Bareskrim Polri.
Namun selain umat Islam, ternyata ada pemandangan yang begitu menunjukkan rasa toleransi dalam aksi tersebut. Beberapa wanita dari kalangan etnis Tionghoa memberikan bantuan logistik sebagai bentuk dukungan atas aksi umat Islam tersebut.
“Bantuan logistik kepada para peserta aksi #TangkapAhok dari katedral ini tentu membuat Ahokers semakin geger otak,” tulis @SibonekaKayu dalam media sosial Twitter.
Tentu pemandangan yang sangat mengagumkan tersebut menunjukkan wujud dari toleransi yang sebenarnya. Sehingga sangat jelas bahwa tuntutan tersebut bukan karena suatu etnis atau agama tertentu, melainkan pihak perseorangan yang berani menistakan agama lain lewat penghinaan atas kitab sucinya.
Warga etnis Tionghoa pun sangat paham dengan apa yang diaspirasikan oleh masyarakat muslim dalam aksi tersebut. Umat Islam juga menghargai agama lain dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap tempat ibadah seperti Gereja Katedral yang saat itu mereka lalui.
Aksi dari para wanita etnis Tionghoa ini pun mendapatkan simpati dan pujian dari netizen.
Salah satunya seperti disampaikan akun @Subadi_Sigit_W yang menulis,”Beginilah seharusnya umat beragama itu saling bantu kalau ada yang menghina salah 1 agama.”
Sementara akun @tatahudaya8 berkomentar, “Ini perlu ditiru, sebenarnya yang buat rusuh itu intinya dari personil seseorang bukan agamanya. Allah menciptakan agama untuk kerukunan.”
Baca Juga:
- Ahok Lecehkan Al Qur’an, DPR Minta Panwaslu Mengambil Sikap
- Fahira: Bukan Ahok Yang Tentukan Dirinya Tidak Menistakan Agama, Tapi Pengadilan
- Akhirnya, MUI Laporkan Ahok Ke Polisi
Semoga kerukunan beragama di Indonesia terus terjaga dan menghargai batasan setiap toleransi layaknya Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral.