Hanya Allah yang mengetahui nasib kesudahan manusia di dunia dan hanya Allah saja yang berhak menentukan hal tersebut. Namun sebagai seorang hamba, manusia harus terus berusaha memperbaiki diri dan menebus kesalahannya di dunia sebelum ajal menjemput.
Itu juga yang dialami oleh Tatang Suryana (51 tahun), seorang napi penghuni Lapas Kelas II Sorong yang ditemukan meninggal di atas sajadah usai melaksanakan sholat Dzuhur di masjid lapas, Senin (17/10/2016).
Dari hasil visum, pihak Lapas Kelas II B Sorong yang diwakili Kepala Lapas Maliki menyatakan bahwa tidak ada tanda kekerasan pada tubuh Tatang. Berdasarkan keterangan napi lain diketahui bahwa Tatang sebelumnya berbincang dengan yang lainnya dan tidak mengeluhkan sakit apapun.
“Jadi sebelum ditemukan meninggal, dia tidak mengeluh sakit atau pusing. Biasa saja,” ucap Maliki, sebagaimana dikutip dari Radar Sorong (18/10/2016).
Saat itu Tatang bersama napi lainnya melaksanakan makan siang bersama, apel siang dan shalat Dzuhur berjamaah di masjid. Setelah itu mereka berbincang-bincang dan kemudian tiduran di dalam masjid.
Ketika pukul 15.30 waktu setempat, Tatang masih tampak tidur pulas dengan posisi miring. Namun ketika dibangunkan untuk melaksanakan shalat Ashar, mereka terkejut lantaran Tatang tidak bergerak sama sekali dan matanya tetap terpejam.
Sebagian napi kemudian memanggil pihak medis guna dilakukan pemeriksaan. Lantaran tak ada reaksi dari Tatang, pihak medis lantas membawanya ke RSUD Sele be Solu.
Ketika sudah berada di RSUD, petugas medis menyatakan bahwa Tatang telah meninggal. Pihak Lapas pun menghubungi keluarga Tatang serta meminta perawat untuk melakukan visum.
“Jadi hasil visum tidak ditemukan adanya penyebab kematian. Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh napi,” lanjut Maliki.
Dituturkan oleh Maliki bahwa Tatang merupakan seorang napi dengan kepribadian yang baik. Tak hanya rajin beribadah, ia juga patuh pada aturan Lapas. Diketahui bahwa Tatang sudah menghuni lapas setahun lalu karena kasus perlindungan anak. Ia dinyatakan harus menjalani masa tahanan selama 8 tahun oleh pengadilan.
“Dia sangat baik, rajin ibadah. Saya sangat berduka, selama saya tugas ini yang pertama ada napi yang meninggal,” pungkasnya.
Baca Juga:
Itu juga yang dialami oleh Tatang Suryana (51 tahun), seorang napi penghuni Lapas Kelas II Sorong yang ditemukan meninggal di atas sajadah usai melaksanakan sholat Dzuhur di masjid lapas, Senin (17/10/2016).
Dari hasil visum, pihak Lapas Kelas II B Sorong yang diwakili Kepala Lapas Maliki menyatakan bahwa tidak ada tanda kekerasan pada tubuh Tatang. Berdasarkan keterangan napi lain diketahui bahwa Tatang sebelumnya berbincang dengan yang lainnya dan tidak mengeluhkan sakit apapun.
“Jadi sebelum ditemukan meninggal, dia tidak mengeluh sakit atau pusing. Biasa saja,” ucap Maliki, sebagaimana dikutip dari Radar Sorong (18/10/2016).
Saat itu Tatang bersama napi lainnya melaksanakan makan siang bersama, apel siang dan shalat Dzuhur berjamaah di masjid. Setelah itu mereka berbincang-bincang dan kemudian tiduran di dalam masjid.
Ketika pukul 15.30 waktu setempat, Tatang masih tampak tidur pulas dengan posisi miring. Namun ketika dibangunkan untuk melaksanakan shalat Ashar, mereka terkejut lantaran Tatang tidak bergerak sama sekali dan matanya tetap terpejam.
Sebagian napi kemudian memanggil pihak medis guna dilakukan pemeriksaan. Lantaran tak ada reaksi dari Tatang, pihak medis lantas membawanya ke RSUD Sele be Solu.
Ketika sudah berada di RSUD, petugas medis menyatakan bahwa Tatang telah meninggal. Pihak Lapas pun menghubungi keluarga Tatang serta meminta perawat untuk melakukan visum.
“Jadi hasil visum tidak ditemukan adanya penyebab kematian. Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh napi,” lanjut Maliki.
Dituturkan oleh Maliki bahwa Tatang merupakan seorang napi dengan kepribadian yang baik. Tak hanya rajin beribadah, ia juga patuh pada aturan Lapas. Diketahui bahwa Tatang sudah menghuni lapas setahun lalu karena kasus perlindungan anak. Ia dinyatakan harus menjalani masa tahanan selama 8 tahun oleh pengadilan.
“Dia sangat baik, rajin ibadah. Saya sangat berduka, selama saya tugas ini yang pertama ada napi yang meninggal,” pungkasnya.
Baca Juga:
- Kisah Para Malaikat Yang Berselisih Gara-Gara Pembunuh Sadis Hendak Bertaubat
- Lelaki Ini Meninggal Sambil Tersenyum Setelah Melaksanakan Shalat Isya Di Masjid
- Tukang Becak Ini Meninggal Dunia Di Masjid Usai Laksanakan Shalat