Berziarah ke kota Makkah untuk menyempurnakan rukun Islam kelima: ibadah haji merupakan dambaan setiap Muslim, namun tidak semua bisa mewujudkan dambaannya. Seorang ahli hikmah di zaman tabi'in pernah mengatakan: Jika Anda tak mampu bekunjung ke rumah kekasih, maka undanglah kekasih ke rumah Anda. Yakni jika Anda oleh satu dan lain hal tidak bisa berhaji, maka hadirkanlah Allah dalam hati sanubari Anda. Ketika itu jiwa Anda akan lebih berbahagia daripada mereka yang berkunjung ke rumah kekasih namun ditolak, dianggap tidak menemui kekasih.
Baginda Nabi pernah bersabda bahwa inti ibadah haji adalah wukuf di Arafah . 'al Hajj 'arafah,'. Wukuf dalam bahasa Arab berarti 'berhenti' meski sejenak. Dari segi istilah, wukuf merupakan aktivitas berhenti walau sejenak di Padang Arafah setelah tergelincirnya matahari di tanggal 9 Dzulhijjah, Jika telah melakukan wukuf di Arafah maka seorang jamaah haji telah melakukan inti utama dari ibadah haji.
Dalam sebuah hadits Nabi pernah berpesan: “Ada saat–saat tertentu dalam perjalanan masa ini di mana Allah menganugerahkan bermacam-macam anugerah, maka berusahalah menemukan saat-saat itu.”
Salah satu saat itu adalah ketika sedang wukuf di Arafah. Karena itu, sekali lagi kita garis bawahi apa yang dikemukakan di atas, bahwa wukuf telah sah walau sejenak, karena sejenak pada saat datangnya anugerah Allah itu – jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik – sudah cukup untuk merubah hidup kita menjadi jauh lebih baik.
Di tempat wukuf, Allah menyiapkan situasi dan kondisi yang mampu mengantar pikiran dan jiwa agar lebih terarah kepada pencapaian kesempurnaan kita sebagai makhluk dwi dimensi; Makhluk yang diciptakan Allah dari tanah sekaligus Ruh Ilahi, namun bukan untuk menetap selamanya di dunia, melainkan membangun di dunia demi mengekalkannya di akhirat.
Padang Arafah yang terbentang luas di mana berkumpul jutaan manusia dari segala suku, bangsa, latar belakang kedudukan sosial dan taraf hidup, seharusnya menyadarkan pada segenap jamaah haji tentang Padang Mahsyar di mana semua manusia akan berkumpul di hadapan Allah di hari kiamat itu.
Pakaian yang dipakai jamaah haji berupa dua helai kain tanpa jahitan. Itu sama persis dengan yang akan membungkus jasad ketika meninggalkan dunia yang fana ini. Lantunan Talbiyah yang menyatakan kehadiran ke Baitullah demi karena Allah sambil mengakui nikmat dan kebesaran-Nya, bertujuan menimbulkan suasana ilahiyah yang mengantar seseorang berusaha mengenal diri dan dosa-dosanya serta menyadari kehadiran Allah serta keharusan mendekat kepada-Nya.
Nah, Bagi Anda yang sedang tidak wukuf di Arafah, cobalah 'berwukuf', yakni menghentikan meski sejenak dari hiruk-pikuk kesibukan duniawi. Tenangkan jiwa, merenunglah. Insya Allah ketika itu Anda akan mendengar suara yang mengantar Anda merasakan kehadiran Allah subhanahu wa ta'ala. dan dorongan untuk berinteraksi dengan-Nya.
Bila saat merenung Anda menemukan kegelapan di hati Anda akibat banyaknya dosa yang telah diperbuat, maka janganlah cemas, bahkan optimis dan yakinlah bahwa Allah Maha Pengampun, Yakinlah dengan merasakan kegelapan ini maka pada hakikatnya terdapat cahaya di hati Anda, karena tanpa cahaya itu Anda tidak menyadari kegelapan. Pada saat itu berusahalah menemukan cahaya itu serta menemukan apa yang didambakan oleh jiwa, karena tidak ada gunanya menemukan cahaya tanpa menemukan apa yang dicari.
Interaksi dengan Allah itulah yang bisa menjadi pembuka hati dan kebahagiaan hidup sehingga seseorang akan selalu merasa tenang meski sendirian, berani meski tanpa kawan, dan kaya walau hampa tangan.
Sedang yang tidak memiliki jalinan hubungan akan selalu merasa berkekurangan kendati hartanya bergelimangan, akan selalu khawatir walau dijaga pengaman, dan jiwanya akan selalu gersang meski berada dalam keramaian.
Semoga kita semua berhasil bertemu dengan kekasih, karena tanpa 'bertemu' dan 'menemukan cahaya itu', maka substansi wukuf belum lagi diraih. Demikian, Wallahu A’lam.