Sungguh Islam adalah seindah-indahnya agama yang ada di muka bumi ini. Membuat siapa saja yang ditunjukkanNya jatuh cinta sedalam-dalamnya pada agama yang menebarkan kedamaian ini. Ajarannya yang membawa pada kebaikan, akan menuntun siapa saja yang beriman dan bertakwa ke dalam surgaNya.
Adalah Theresa, seorang gadis ABG berusia 13 tahun yang merasakan kedamaian sesungguhnya setelah jatuh cinta pada Islam. Hatinya bagaikan sebuah ladang bunga luas menghampar. Hatinya jatuh cinta pada Islam karena keadamaian yang dirasakan dalam hatinya.
Beberapa tahun kemudian, Ia mantap menjadikan Islam sebagai identitas barunya. Meski dirinya sempat dimarahi, disindir bahkan diusir oleh orangtua, Namun cinta dan keimanan terhadap Allah menjadikannya pantang menyerah.
Mulanya ia mengenal Islam ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia kemudian jatuh cinta dan mantap memeluk Islam di usia 13 tahun.
Mualaf kelahiran 25 Agustus 1996 ini menjatuhkan hatinya pada agama Islam. Dirinya sangat yakin bahwa Islam adalah agama yang benar sebagai jalan keluar dari setiap masalah.
Beberapa tahun kemudian sempat muncul gundah dalam hatinya. Semakin ia mempelajari ajaran Islam, semakin pula orang-orang sekitar memusuhinya, bahkan orang tua kandungnya sendiri.
Orangtua Theresa awalnya marah mengetahui sang anak menjadi muslimah. Kata-kata kasar dan sindiran sempat dilontarkan, bahkan dirinya sempat diusir dari rumah. Hal tersebut tak meruntuhkan semangat There untuk memperjuangkan cintanya kepada Sang Illahi, ia pantang menyerah.
Ia sadar bahwa Allah dan Islam adalah pilihan yang benar dan tepat. Sungguh Allah Maha memberi petunjuk. Dengan hati yang mantap dan niat yang lurus, serta bantuan dari saudara seiman dan seislam.
Dan alhamdulillah, Kini mereka mulai mengerti dan menerima pilihan Theresa sebagai muslimah. Penyuka kumpulan sajak “Aku” ini terus mendoakan agar sang ibu dan bapaknya juga diberi hidayah.
Cerita lain juga datang dari wanita yang hobi menulis puisi dan membaca buku psikologi ini, tenyata Theresa telah jatuh cinta pada hijab bahkan sebelum menjadi mualaf. Theresa sadar bahwa ia harus melindungi dirinya dengan hijab. Ia merasa lebih nyaman dan aman setelah menggunakan penutup aurat.
Tak hanya itu, menurutnya, wanita akan lebih terlihat cantik bila mengenakan hijab. Penyuka jus alpukat satu ini punya harapan basar ceritanya akan menginspirasi calon muslimah dan muslimah lain. Agar dirinya dan muslimah lain mencintai Islam dan terus berhijrah. Doa lain adalah agar selalu dekat dengan Allah dan diberikan jodoh yang akan menuntun ke surga kelak.
“Jika kamu merasa sulit menemukan jawaban dan kegundahan dan kegalauan, berdoalah kepada Allah. Allah selalu memiliki jawaban-jawaban yang indah.” -Theresa-
Theresa, ABG 13 Tahun Yang Diusir Orangtuanya Karena Jatuh Cinta Pada Islam |
Adalah Theresa, seorang gadis ABG berusia 13 tahun yang merasakan kedamaian sesungguhnya setelah jatuh cinta pada Islam. Hatinya bagaikan sebuah ladang bunga luas menghampar. Hatinya jatuh cinta pada Islam karena keadamaian yang dirasakan dalam hatinya.
Beberapa tahun kemudian, Ia mantap menjadikan Islam sebagai identitas barunya. Meski dirinya sempat dimarahi, disindir bahkan diusir oleh orangtua, Namun cinta dan keimanan terhadap Allah menjadikannya pantang menyerah.
Mulanya ia mengenal Islam ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia kemudian jatuh cinta dan mantap memeluk Islam di usia 13 tahun.
Mualaf kelahiran 25 Agustus 1996 ini menjatuhkan hatinya pada agama Islam. Dirinya sangat yakin bahwa Islam adalah agama yang benar sebagai jalan keluar dari setiap masalah.
Beberapa tahun kemudian sempat muncul gundah dalam hatinya. Semakin ia mempelajari ajaran Islam, semakin pula orang-orang sekitar memusuhinya, bahkan orang tua kandungnya sendiri.
Orangtua Theresa awalnya marah mengetahui sang anak menjadi muslimah. Kata-kata kasar dan sindiran sempat dilontarkan, bahkan dirinya sempat diusir dari rumah. Hal tersebut tak meruntuhkan semangat There untuk memperjuangkan cintanya kepada Sang Illahi, ia pantang menyerah.
Ia sadar bahwa Allah dan Islam adalah pilihan yang benar dan tepat. Sungguh Allah Maha memberi petunjuk. Dengan hati yang mantap dan niat yang lurus, serta bantuan dari saudara seiman dan seislam.
Dan alhamdulillah, Kini mereka mulai mengerti dan menerima pilihan Theresa sebagai muslimah. Penyuka kumpulan sajak “Aku” ini terus mendoakan agar sang ibu dan bapaknya juga diberi hidayah.
Cerita lain juga datang dari wanita yang hobi menulis puisi dan membaca buku psikologi ini, tenyata Theresa telah jatuh cinta pada hijab bahkan sebelum menjadi mualaf. Theresa sadar bahwa ia harus melindungi dirinya dengan hijab. Ia merasa lebih nyaman dan aman setelah menggunakan penutup aurat.
Tak hanya itu, menurutnya, wanita akan lebih terlihat cantik bila mengenakan hijab. Penyuka jus alpukat satu ini punya harapan basar ceritanya akan menginspirasi calon muslimah dan muslimah lain. Agar dirinya dan muslimah lain mencintai Islam dan terus berhijrah. Doa lain adalah agar selalu dekat dengan Allah dan diberikan jodoh yang akan menuntun ke surga kelak.
“Jika kamu merasa sulit menemukan jawaban dan kegundahan dan kegalauan, berdoalah kepada Allah. Allah selalu memiliki jawaban-jawaban yang indah.” -Theresa-