Salah satu bagian di dinding Ka’bah yang menjadi tempat diijabahnya doa adalah Multazam. Letaknya berada diantara Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah. Sementara itu asal kata dari Multazam sendiri adalah Iltizamuhu yang artinya merapatkan. Maksudnya Rasulullah senantiasa merapatkan tubuhnya ke dinding diantara pintu Ka’bah dan Hajar Aswad tersebut.
Keterangan ini terdapat dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya yang berkata, “Saya thawaf bersama Abdullah ketika sampai di belakang Ka’bah, saya berkata ‘Apakah kita tidak berlindung?’ Abdullah berkata, ‘Kita berlindung kepada Allah dari neraka.’ Ketika telah lewat saya menyentuh hajar dan berdiri diantara rukun (Hajar Aswad) dan pintu (Ka’bah) maka (beliau) menaruh dada, wajah, lengan dan kedua tangannya begini dan membentangkan lebar keduanya. Kemudian berkata, ‘Beginilah saya melihat Rasulullah SAW melakukannya.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Namun tidak semua jamaah berkesempatan melakukan hal tersebut mengingat begitu banyaknya muslim yang berada di sekitar Ka’bah. Maka para ulama membolehkan berdoa di belakangnya saja dan tidak harus menempel serta tidak memaksakan diri karena bukan merupakan rukun atau bagian dari pelaksanaan haji maupun umroh.
Lantas bagaimana tata cara berdoa di multazam agar cepat diijabah oleh Allah?
Ketahuilah bahwa cepat atau tidaknya terkabul sebuah doa merupakan hak Allah Ta’ala dan hanya Allah saja yang mengetahui apa yang baik untuk hamba-Nya. Meski begitu selaku makhluk, kita dianjurkan untuk berikhtiar semaksimal mungkin dan memenuhi adab-adab dalam berdoa.
Pertama, awalilah segala sesuatu yang baik dengan bismilah, kemudian ikuti dengan bacaan memuji Allah, sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat An Nashr ayat 3.
“Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.”
Setelah itu bacalah shalawat serta salam kepada Rasulullah, sebagaimana yang diriwayatkan sahabat Anas bin Malik.
“Tidaklah seseorang berdoa kecuali antara dia dan langit ada hijab, sampai dia bershalawat kepada Nabi.”
Selanjutnya meyebutkan asma Allah yang baik (Asmaul Husna) seperti Ya Mujiib atau Ya Razzaq. Dengan menyebutkan Asma-Nya terlebih dahulu juga akan membuka kedekatan kepada Allah sehingga doa pun lebih mudah diijabah karena Allah sendiri yang menganjurkannya.
“Dan Allah memiliki Asmaul Husna, maka berdoalah dengan menyebut Asmaul Husna itu.” (QS Al Arof 180)
Cara berdoa di multazam selanjutnya adalah menyampaikan apa yang diinginkan, baik menggunakan bahasa sendiri ataupun menggunakan doa-doa yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Salah satu doa yang dipanjatkan Rasulullah adalah sebagai berikut:
“Ya Allah yang memelihara Al Bait al Atieq (Ka’bah) merdekakanlah kami, bapak kami, ibu kami, saudara kami dan anak-anak kami dari belenggu api neraka Wahai Yang Maha Murah, Yang Maha Mulia, Yang Maha Utama, Yang Maha Pengarunia, Yang Maha Pemberi Kebaikan. Ya Allah jadikanlah segala urusan kami mendatangkan kebajikan, jauh dari segala kehinaan dunia dan siksa akhirat.”
“Ya Allah aku ini hamba-Mu dan anak hamba-Mu yang sedang berdiri di bawah rumah-Mu di Multazam, aku menghadap dan bersimpuh di hadapan-Mu. Aku mengharapkan rahmat-Mu, takut akan siksa-Mu, wahai pemberi Kebajikan. Ya Allah aku memohon kepada-Mu terimalah zikirku, hilangkan dosaku, lancarkan urusanku, sucikanlah hatiku, sinarilah kuburku, ampunilah dosaku dan aku mohon pada-Mu berikanlah derajat tinggi di surga.” (HR Ahmad bin Hanbal)
Hal yang terakhir adalah senantiasa berprasangka baik bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita ataupun menggantinya dengan yang lebih baik. Tak lupa juga untuk senantiasa beramal shaleh serta menjauhi perbuatan buruk. Wallahu A’lam
Baca Juga:
Keterangan ini terdapat dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya yang berkata, “Saya thawaf bersama Abdullah ketika sampai di belakang Ka’bah, saya berkata ‘Apakah kita tidak berlindung?’ Abdullah berkata, ‘Kita berlindung kepada Allah dari neraka.’ Ketika telah lewat saya menyentuh hajar dan berdiri diantara rukun (Hajar Aswad) dan pintu (Ka’bah) maka (beliau) menaruh dada, wajah, lengan dan kedua tangannya begini dan membentangkan lebar keduanya. Kemudian berkata, ‘Beginilah saya melihat Rasulullah SAW melakukannya.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Namun tidak semua jamaah berkesempatan melakukan hal tersebut mengingat begitu banyaknya muslim yang berada di sekitar Ka’bah. Maka para ulama membolehkan berdoa di belakangnya saja dan tidak harus menempel serta tidak memaksakan diri karena bukan merupakan rukun atau bagian dari pelaksanaan haji maupun umroh.
Lantas bagaimana tata cara berdoa di multazam agar cepat diijabah oleh Allah?
Ketahuilah bahwa cepat atau tidaknya terkabul sebuah doa merupakan hak Allah Ta’ala dan hanya Allah saja yang mengetahui apa yang baik untuk hamba-Nya. Meski begitu selaku makhluk, kita dianjurkan untuk berikhtiar semaksimal mungkin dan memenuhi adab-adab dalam berdoa.
Pertama, awalilah segala sesuatu yang baik dengan bismilah, kemudian ikuti dengan bacaan memuji Allah, sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat An Nashr ayat 3.
“Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.”
Setelah itu bacalah shalawat serta salam kepada Rasulullah, sebagaimana yang diriwayatkan sahabat Anas bin Malik.
“Tidaklah seseorang berdoa kecuali antara dia dan langit ada hijab, sampai dia bershalawat kepada Nabi.”
Selanjutnya meyebutkan asma Allah yang baik (Asmaul Husna) seperti Ya Mujiib atau Ya Razzaq. Dengan menyebutkan Asma-Nya terlebih dahulu juga akan membuka kedekatan kepada Allah sehingga doa pun lebih mudah diijabah karena Allah sendiri yang menganjurkannya.
“Dan Allah memiliki Asmaul Husna, maka berdoalah dengan menyebut Asmaul Husna itu.” (QS Al Arof 180)
Cara berdoa di multazam selanjutnya adalah menyampaikan apa yang diinginkan, baik menggunakan bahasa sendiri ataupun menggunakan doa-doa yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Salah satu doa yang dipanjatkan Rasulullah adalah sebagai berikut:
“Ya Allah yang memelihara Al Bait al Atieq (Ka’bah) merdekakanlah kami, bapak kami, ibu kami, saudara kami dan anak-anak kami dari belenggu api neraka Wahai Yang Maha Murah, Yang Maha Mulia, Yang Maha Utama, Yang Maha Pengarunia, Yang Maha Pemberi Kebaikan. Ya Allah jadikanlah segala urusan kami mendatangkan kebajikan, jauh dari segala kehinaan dunia dan siksa akhirat.”
“Ya Allah aku ini hamba-Mu dan anak hamba-Mu yang sedang berdiri di bawah rumah-Mu di Multazam, aku menghadap dan bersimpuh di hadapan-Mu. Aku mengharapkan rahmat-Mu, takut akan siksa-Mu, wahai pemberi Kebajikan. Ya Allah aku memohon kepada-Mu terimalah zikirku, hilangkan dosaku, lancarkan urusanku, sucikanlah hatiku, sinarilah kuburku, ampunilah dosaku dan aku mohon pada-Mu berikanlah derajat tinggi di surga.” (HR Ahmad bin Hanbal)
Hal yang terakhir adalah senantiasa berprasangka baik bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita ataupun menggantinya dengan yang lebih baik. Tak lupa juga untuk senantiasa beramal shaleh serta menjauhi perbuatan buruk. Wallahu A’lam
Baca Juga:
- Ini Dia 7 Tempat Paling Mustajab Di Mekkah
- Keistimewaan 4 Sudut Ka’bah Yang Jarang Diketahui
- Sejarah Ka’bah Dan Mekkah