Di bulan haji kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia datang berduyun-duyun untuk mengunjungi tanah haram demi melangsungkan ibadah haji. Mereka memakai pakaian ihram dan menghindari larangan-larangan ihram selama pelaksanaan ibadah haji. Mereka mengikuti rangkaian ibadah haji dengan tertib.
Selagi mengikuti rangkaian manasik haji dengan tertib, insya Allah haji mereka sah. Tetapi masalah diterima atau tidaknya ibadah haji dan terkait pahala haji itu adalah urusan Allah SWT.
Karenanya selain sah, harapan semua jamaah haji tentu bisa mendapatkan predikat haji mabrur, yang tiada lain ganjarannya selain surga.
Namun di balik itu ada beberapa orang yang memipunyai motif lain ketika sedang beribadah haji. Sebagaimana pernah disebutkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang dikutip Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib sebagai berikut.
Artinya, dari sahabat Anas Radhiyallah Anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan datang suatu di mana orang kaya di zaman itu berhaji untuk tamasya, kelompok menengahnya berhaji untuk berbisnis, kebanyakan mereka berhaji untuk riya dan sum’ah, dan orang-orang fakirnya berhaji untuk mengemis,” (HR Al-Khatib).
Karenanya Dari sana Sayidina Umar RA mengatakan, “Pengunjung Masjidil Haram itu banyak, tetapi mereka yang (benar-benar) haji itu sedikit.”
Melalui hadits tersebut, Junjungan kita Baginda Rasulullah berpesan kepada semua umatnya untuk meluruskan niat dalam mengikuti rangkaian ibadah haji. Rasulullah tidak menginginkan umatnya terpedaya oleh godaan-godaan lain yang bisa membelokannya dari keikhlasan dalam menjalankan rukun Islam yang kelima ini.
Kita berdoa semoga para jamaah haji, Khususnya yang berasal dari Indonesia diterima amal ibadah hajinya oleh Allah SWT dan mampu meraih predikat mabrur. Semoga mereka termasuk orang yang berhaji karena mengagungkan syiar Allah SWT dengan ikhlas. Aamiin.
Selagi mengikuti rangkaian manasik haji dengan tertib, insya Allah haji mereka sah. Tetapi masalah diterima atau tidaknya ibadah haji dan terkait pahala haji itu adalah urusan Allah SWT.
Karenanya selain sah, harapan semua jamaah haji tentu bisa mendapatkan predikat haji mabrur, yang tiada lain ganjarannya selain surga.
Namun di balik itu ada beberapa orang yang memipunyai motif lain ketika sedang beribadah haji. Sebagaimana pernah disebutkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang dikutip Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib sebagai berikut.
روى الخطيب البغدادي عن أنس قال : قال رسول الله يَأْتِي على النَّاسِ زَمَانٌ يحجُّ أغنياؤهُم للنّزْهَةِ وَأَوْسَاطُهُمْ للتّجَارَةِ وَأَغْلَبُهُمْ للرِّيَاءِ والسُّمْعَةِ وفُقَرَاؤُهُمْ للمَسْأَلَةِ ولهذا كان عمر يقول : الوفد كثير والحاجّ قليل
Artinya, dari sahabat Anas Radhiyallah Anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan datang suatu di mana orang kaya di zaman itu berhaji untuk tamasya, kelompok menengahnya berhaji untuk berbisnis, kebanyakan mereka berhaji untuk riya dan sum’ah, dan orang-orang fakirnya berhaji untuk mengemis,” (HR Al-Khatib).
Karenanya Dari sana Sayidina Umar RA mengatakan, “Pengunjung Masjidil Haram itu banyak, tetapi mereka yang (benar-benar) haji itu sedikit.”
Melalui hadits tersebut, Junjungan kita Baginda Rasulullah berpesan kepada semua umatnya untuk meluruskan niat dalam mengikuti rangkaian ibadah haji. Rasulullah tidak menginginkan umatnya terpedaya oleh godaan-godaan lain yang bisa membelokannya dari keikhlasan dalam menjalankan rukun Islam yang kelima ini.
Kita berdoa semoga para jamaah haji, Khususnya yang berasal dari Indonesia diterima amal ibadah hajinya oleh Allah SWT dan mampu meraih predikat mabrur. Semoga mereka termasuk orang yang berhaji karena mengagungkan syiar Allah SWT dengan ikhlas. Aamiin.