Sabtu (24/9/2016) kemarin, Tim bantuan kemanusiaan dari IslamposAid diterjunkan ke wilayah yang terkena banjir bandang Garut, Jawa Barat. tepatnya di Kampung Sindangwargi dan sekitarnya, lokasi musibah yang posisinya tepat berada di pinggir sungai Cimanuk yang tempo hari meluap.
Di sana, mereka menemukan Al-Qur’an yang agak lain dari yang lain. Cover Al-Qur’an itu sudah dipenuhi lumpur, basah, namun anehnya, kondisinya masih baik—utuh.
Al-Qur’an tersebut ditemukan pada pagar sebuah rumah yang berdiri persis di pinggir kali cimanuk. Rumah itu berdiri kokoh, seolah-olah tak tersentuh oleh ganasnya amukan air bah sungai Cimanuk Garut.
Perlu diketahui di wilayah tersebut terdapat 33 rumah yang hanyut, 72 rumah yang mengalami rusak berat dan 111 rumah terendam air banjar bandang, namun rumah itu—yang kemudian diketahui milik seorang warga bernama Pak Irin/Ibu Imas—nampaknya jadi pengecualian. Satu-satunya rumah yang tak hanyut di lokasi musibah Banjir Garut itu.
Rumah Pak Irin terletak persis di pinggir kali Cimanuk, jarak dari dasar rumah hingga ke sungai Cimanuk adalah setinggi ± 5 meter. Sementara, ketika banjir bandang menyapu rumah-rumah di pinggiran sungai Cimanuk, ketinggian air bah bahkan hampir menyentuh atap rumah yang posisinya lebih tinggi ketimbang rumah tersebut.
“Air bah kemarin tingginya hampir menyamai tinggi atap rumah itu,” kata Pak Sumantri, seorang warga setempat sambil menunjuk bekas banjir bandang yang membekas di dinding rumah tersebut.
Sayang, sang pemilik rumah sedang tak berada di tempat. Ia untuk sementara waktu tinggal di kediaman saudaranya yang lebih aman, sehingga belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut mengenai Al-Qur’an dan rumahnya itu.
Misteri Al-Qur’an dan Rumah Yang Tak Hanyut Diterjang Banjir Bandang Garut |
Di sana, mereka menemukan Al-Qur’an yang agak lain dari yang lain. Cover Al-Qur’an itu sudah dipenuhi lumpur, basah, namun anehnya, kondisinya masih baik—utuh.
Al-Qur’an tersebut ditemukan pada pagar sebuah rumah yang berdiri persis di pinggir kali cimanuk. Rumah itu berdiri kokoh, seolah-olah tak tersentuh oleh ganasnya amukan air bah sungai Cimanuk Garut.
Perlu diketahui di wilayah tersebut terdapat 33 rumah yang hanyut, 72 rumah yang mengalami rusak berat dan 111 rumah terendam air banjar bandang, namun rumah itu—yang kemudian diketahui milik seorang warga bernama Pak Irin/Ibu Imas—nampaknya jadi pengecualian. Satu-satunya rumah yang tak hanyut di lokasi musibah Banjir Garut itu.
Rumah Pak Irin terletak persis di pinggir kali Cimanuk, jarak dari dasar rumah hingga ke sungai Cimanuk adalah setinggi ± 5 meter. Sementara, ketika banjir bandang menyapu rumah-rumah di pinggiran sungai Cimanuk, ketinggian air bah bahkan hampir menyentuh atap rumah yang posisinya lebih tinggi ketimbang rumah tersebut.
“Air bah kemarin tingginya hampir menyamai tinggi atap rumah itu,” kata Pak Sumantri, seorang warga setempat sambil menunjuk bekas banjir bandang yang membekas di dinding rumah tersebut.
Sayang, sang pemilik rumah sedang tak berada di tempat. Ia untuk sementara waktu tinggal di kediaman saudaranya yang lebih aman, sehingga belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut mengenai Al-Qur’an dan rumahnya itu.