Kebakaran terjadi di salah satu kamar jamaah haji akibat salah satu jamaah melakukan kelalaian memasak di dalam kamar hotel. Kebakaran ini terjadi di salah satu pemondokan jamaah haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, pada Rabu, peristiwa sama yang pernah terjadi pada musim haji tahun 2015 lalu.
"Kebetulan kamar ini dihuni lima orang ibu-ibu dari kelompok terbang 9 embarkasi Batam (BTH 09). Setelah ibu-ibu memasak nasi tadi pagi ditinggal pergi karena ada kegiatan pembinaan jamaah haji huna menghadapi Arafah jadi kamar ini dalam keadaan kosong," kata Kepala Sektor Enam Mazdjad Mohammad Syah di kamar 215 hotel Syisyah Tower 45, kawasan Syisyah, Makkah, Arab Saudi, lokasi di mana kebakaran itu terjadi.
Tampak sisa-sisa tempat tidur yang terbakar, rice cooker dengan nasi di dalamnya, serta kabel pengisi daya telepon genggam di kamar yang sudah tertutup abu sisa pemadaman.
"Kebakaran terjadi sekitar pukul 10.15. Ada salah satu jamaah haji yang kebetulan izin masuk kamar melihat ada asap di lantai dua. Langsung diinformasikan kepada ketua kloter. Alhamdulillah dalam 30 menit selamat," katanya.
Seluruh jamaah haji telah dievakuasi ke lobi dan tidak ada yang menjadi korban. Api, kata dia, dipadamkan oleh petugas pemondokan.
Ia menyebutkan bahwa api ditengarai akibat satu stop kontak digunakan bersama-sama untuk memasak nasi dengan rice cooker dan mengisi daya telepon genggam. Panas dari rice cooker diduga membuat kabel pengisi daya baterai ponsel terbakar dan merambat ke tempat tidur yang terletak di dekat rice cooker.
Kelima jamaah hai Indonesia penghuni kamar tersebut, menurut dia, telah dipindahkan ke kamar cadangan di lantai yang berbeda.
Sementara itu Nasraini binti Maksudin (65), salah satu penghuni kamar, mengakui jika ia dan teman-temannya lalai mencabut kabel rice cooker ketika meninggalkan kamar.
Mereka memasak nasi untuk satu regu yang terdiri dari 11 orang pada subuh.
Ia mengatakan tidak mengetahui jika dianjurkan untuk tidak memasak di hotel.
"Tidak ada barang yang rusak," katanya.
Sementara itu kejadian kebakaran akibat lalai memasak di dalam kamar juga terjadi pada tahun lalu. Untuk tahun ini di lobi hotel telah dipasang pengumuman dilarang memasak.
Selama di Makkah, menjelang puncak haji pemberian makan kepada jamaah haji Indonesia memang telah dihentikan. Sebagai gantinya, jamaah haji akan memperoleh uang kebutuhan hidup atau "living cost" sebesar 1.500 riyal.
Sejumlah insiden yang terjadi di pemondokan sebagian besar adalah peristiwa yang selalu terjadi setiap tahunnya, misalnya asap rokok yang memicu alarm dan kasus sprinkle atau penyemprot air yang menyertai detektor asap yang dijadikan gantungan baju.
Penampakan Kamar Jamaah Haji Yang Terbakar (Saifulloh/Okezone) |
"Kebetulan kamar ini dihuni lima orang ibu-ibu dari kelompok terbang 9 embarkasi Batam (BTH 09). Setelah ibu-ibu memasak nasi tadi pagi ditinggal pergi karena ada kegiatan pembinaan jamaah haji huna menghadapi Arafah jadi kamar ini dalam keadaan kosong," kata Kepala Sektor Enam Mazdjad Mohammad Syah di kamar 215 hotel Syisyah Tower 45, kawasan Syisyah, Makkah, Arab Saudi, lokasi di mana kebakaran itu terjadi.
Tampak sisa-sisa tempat tidur yang terbakar, rice cooker dengan nasi di dalamnya, serta kabel pengisi daya telepon genggam di kamar yang sudah tertutup abu sisa pemadaman.
"Kebakaran terjadi sekitar pukul 10.15. Ada salah satu jamaah haji yang kebetulan izin masuk kamar melihat ada asap di lantai dua. Langsung diinformasikan kepada ketua kloter. Alhamdulillah dalam 30 menit selamat," katanya.
Seluruh jamaah haji telah dievakuasi ke lobi dan tidak ada yang menjadi korban. Api, kata dia, dipadamkan oleh petugas pemondokan.
Ia menyebutkan bahwa api ditengarai akibat satu stop kontak digunakan bersama-sama untuk memasak nasi dengan rice cooker dan mengisi daya telepon genggam. Panas dari rice cooker diduga membuat kabel pengisi daya baterai ponsel terbakar dan merambat ke tempat tidur yang terletak di dekat rice cooker.
Kelima jamaah hai Indonesia penghuni kamar tersebut, menurut dia, telah dipindahkan ke kamar cadangan di lantai yang berbeda.
Sementara itu Nasraini binti Maksudin (65), salah satu penghuni kamar, mengakui jika ia dan teman-temannya lalai mencabut kabel rice cooker ketika meninggalkan kamar.
Mereka memasak nasi untuk satu regu yang terdiri dari 11 orang pada subuh.
Ia mengatakan tidak mengetahui jika dianjurkan untuk tidak memasak di hotel.
"Tidak ada barang yang rusak," katanya.
Sementara itu kejadian kebakaran akibat lalai memasak di dalam kamar juga terjadi pada tahun lalu. Untuk tahun ini di lobi hotel telah dipasang pengumuman dilarang memasak.
Selama di Makkah, menjelang puncak haji pemberian makan kepada jamaah haji Indonesia memang telah dihentikan. Sebagai gantinya, jamaah haji akan memperoleh uang kebutuhan hidup atau "living cost" sebesar 1.500 riyal.
Sejumlah insiden yang terjadi di pemondokan sebagian besar adalah peristiwa yang selalu terjadi setiap tahunnya, misalnya asap rokok yang memicu alarm dan kasus sprinkle atau penyemprot air yang menyertai detektor asap yang dijadikan gantungan baju.