Jika mayoritas umat islam melaksanakan Idul Adha pada hari Senin (12/9/2016) lalu, maka jamaah islam Aboge (Alif Rebo Wage) yang berjumlah 200 orang melaksanakan Idul Adha pada hari Ini, Rabu (14/9/2016).
Bertempat di Masjid Sayyed Kuning di Desa Onje Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, acara dimulai dengan pemberian ceramah kemudian diikuti sholat Ied berjamaah.
Dengan dipimpin oleh Kiai Maksudi sebagai khatib sekaligus imam sholat, ceramah yang disampaikan menggunakan bahasa Jawa dan mengajak umat agar berlomba-lomba dalam kebajikan.
Khatib juga menyampaikan untuk senantiasa meneladani pribadi Nabi Ismail yang mau berkorban sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah. Setelah sholat, acara pun diakhiri dengan saling bersalam-salaman sembari melantunkan shalawat.
Dari keterangan Kiai Maksudi, penetapan tanggal 14 September sebagai hari Idul Adha didasarkan pada perhitungan jaman dahulu.
“Hal ini berdasarkan hitungan yang telah ditetapkan sejak zaman Sultan Agung dari kerajaan Mataram sekitar tahun 1288 dan masih diyakini hingga sekarang karena Aboge merupakan suatu akidah,” ucapnya sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (14/9/2016).
Dikatakannya pula bahwa 1 Dzulhijah jatuh pada hari Senin (5/9/2016).
“Oleh karena Hari Raya Idul Adha dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijah, berarti Aboge merayakannya pada tanggal 14 September,” tuturnya.
Selain melaksanakan sholat Ied, warga Aboge kemudian melakukan pemotongan 9 ekor kambing yang nantinya akan dibagikan kepada warga yang kurang mampu.
Sementara itu menurut seorang generasi muda Aboge Lutfilatul Aziz, Ajaran Aboge merupakan keyakinan yang tumbuh dari masyarakat kejawen sehingga tidak melakukan perekrutan dalam meluaskan ajarannya.
“Ini keyakinan pribadi masing-masing. Biasanya kalau kejawennya kuat akan ikut Aboge,” ucap Aziz yang ternyata merupakan putra Kiai Maksudi.
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga ini juga mengaku biasa saja dalam menerapkan ajaran yang ia yakini lantaran para dosen dan mahasiswa lain sudah mengetahui tentang Aboge. Mereka pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Bertempat di Masjid Sayyed Kuning di Desa Onje Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, acara dimulai dengan pemberian ceramah kemudian diikuti sholat Ied berjamaah.
Dengan dipimpin oleh Kiai Maksudi sebagai khatib sekaligus imam sholat, ceramah yang disampaikan menggunakan bahasa Jawa dan mengajak umat agar berlomba-lomba dalam kebajikan.
Khatib juga menyampaikan untuk senantiasa meneladani pribadi Nabi Ismail yang mau berkorban sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah. Setelah sholat, acara pun diakhiri dengan saling bersalam-salaman sembari melantunkan shalawat.
Dari keterangan Kiai Maksudi, penetapan tanggal 14 September sebagai hari Idul Adha didasarkan pada perhitungan jaman dahulu.
“Hal ini berdasarkan hitungan yang telah ditetapkan sejak zaman Sultan Agung dari kerajaan Mataram sekitar tahun 1288 dan masih diyakini hingga sekarang karena Aboge merupakan suatu akidah,” ucapnya sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (14/9/2016).
Dikatakannya pula bahwa 1 Dzulhijah jatuh pada hari Senin (5/9/2016).
“Oleh karena Hari Raya Idul Adha dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijah, berarti Aboge merayakannya pada tanggal 14 September,” tuturnya.
Selain melaksanakan sholat Ied, warga Aboge kemudian melakukan pemotongan 9 ekor kambing yang nantinya akan dibagikan kepada warga yang kurang mampu.
Sementara itu menurut seorang generasi muda Aboge Lutfilatul Aziz, Ajaran Aboge merupakan keyakinan yang tumbuh dari masyarakat kejawen sehingga tidak melakukan perekrutan dalam meluaskan ajarannya.
“Ini keyakinan pribadi masing-masing. Biasanya kalau kejawennya kuat akan ikut Aboge,” ucap Aziz yang ternyata merupakan putra Kiai Maksudi.
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga ini juga mengaku biasa saja dalam menerapkan ajaran yang ia yakini lantaran para dosen dan mahasiswa lain sudah mengetahui tentang Aboge. Mereka pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.