Jika Anda sedang berada di padang Arafah, di tengah dataran rendah tampak menjulang sebuah bukit kecil yang di puncaknya terdapat sebuah tugu berwarna putih. Bukit kecil yang berada di sisi timur padang Arafah inilah yang disebut jabal rahmah. Bukit ini menjadi saksi sejarah pertemuan antara Nabi Adam dan Bunda Hawa setelah berpisah selama lebih dari 300 tahun.
Di telinga umat Islam yang sudah pernah melaksanakan haji atau umroh, Jabal Rahmah sangat familiar. Di tempat ini, konon merupakan tempat pertemuan Nabi Adam dan Bunda Hawa setelah diturunkan ke dunia dari surga akibat memakan buah khuldi. Tempat pertemuan keduanya ini lalu ditandai dengan dibangunnya sebuah tugu berwarna putih setinggi kurang lebih 7 meter.
Dari segi bahasa, jabal berarti gunung atau bukit, sementara rahmah artinya kasih sayang. Mungkin lantaran nama inilah, orang mengait-ngaitkan Jabal Rahmah sebagai tempat mustajab untuk berdoa mencari jodoh ataupun berdoa agar pasangan langgeng dunia akhirat.
Ketika saya mengunjungi Jabal Rahmah beberapa hari lalu untuk survei persiapan terakhir pelaksanaan wukuf Arafah, Jabal Rahmah masih belum terlihat ramai. Terlihat beberapa orang masih dengan leluasa dan bebas naik bukit yang tingginya tak lebih dari 60 meter tersebut.
Di kanan kiri bebatuan menuju Jabal Rahmah, tampak penuh dengan coretan para jamaah, yang bertuliskan nama-nama si penulis, termasuk harapan dan doa-doa mereka. Tak sedikit pula tulisan tersebut berbahasa Indonesia, serta nama-nama Indonesia.
Untuk sampai ke puncak Jabal Rahmah, jika tidak ramai hanya membutuhkan waktu sekira 10-15 menit saja. Ada dua cara untuk menaiki Jabal Rahmah, lewat tangga yang agak berkelok, atau lewat jalan pintas yang lebih curam, tapi memakan waktu lebih singkat.
Di puncak jabal Rahmah, kita akan disuguhi oleh sebuah tugu putih, yang penuh dengan coretan-coretan tangan manusia. Tak cuma coretan tangan, di sekitar tugu segi empat itu terlihat puluhan foto baik ukuran kecil atau ukuran besar disebar di sana.
Yang mencengangkan, ternyata foto-foto tersebut sebagian besar adalah foto-foto jamaah haji atau jamaah umroh dari Indonesia. Biasanya di balik foto tersebut dituliskan nama, atau harapan-harapan. Misalnya ada foto pasangan suami istri, di baliknya ditulis harapan-harapan agar hubungan mereka langgeng. Bahkan ada salah foto seseorang yang sedang memakai seragam PNS lengkap. Mungkin dia ingin naik jabatan.
Sebenarnya pemerintah Arab Saudi telah berusaha agar para jamaah haji dan umroh yang datang ke Jabal Rahmah tidak berdoa yang aneh-aneh. Bahkan di sekitar tugu monumen pertemuan Adam dan Hawa terpampang banyak gambar dan keterangan yang melarang jamaah untuk berdoa menghadap tugu tersebut.
Tak cuma foto-foto serta tulisan yang melarang melakukan tindakan-tindakan yang mengarah ke syirik atau menyekutukan Allah, di lokasi Jabal Rahmah juga diputar terus menerus rekaman suara berbahasa Arab, Indonesia, Inggris dan Tamil tentang larangan meminta-minta doa di lokasi Jabal Rahmah. Dalam rekaman audio tersebut, dijelaskan bahwa Rasulullah tidak pernah ke Jabal Rahmah untuk berdoa, kecuali ketika sedang wukuf di Arafah saja.
Saat puncak haji, atau wukuf di Arafah pada 12 September nanti, para jamaah haji bakalan susah untuk mendekati Jabal Rahmah ini, apalagi naik ke puncaknya. Jutaan orang berkumpul di Arafah pada 9 Dzulhijah, dan tak sedikit di antara jumlah tersebut yang berbondong-bondong berebut memanjatkan doa dari puncak Jabal Rahmah.
Di tengah pelaksanaan Wukuf tahun 2015 lalu, para jamaah haji ramai mengunjungi Jabal Rahmah untuk memanjatkan doa, menikmati alam padang Arafah, hingga menulis nama pasangan di bebatuan puncak dengan keyakinan hubungan akan kekal seperti Adam dan Hawa. Seperti dalam foto hasil jepretan wartawan setempat beberapa waktu lalu.
Tapi Padang Arafah tak setandus dulu. Kini tempat yang didiami oleh umat Islam di seluruh dunia di tanggal 9 Dzulhijjah tersebut telah dipenuhi pepohonan rimbun, yang oleh orang setempat disebut Pohon Soekarno. Disebut pohon Soekarno lantaran presiden pertama RI tersebut yang dulu menanamnya.
Kisahnya, ketika presiden Soekarno berkunjung ke Arafah, memberikan hadiah pohon kepada raja Arab Saudi untuk ditanam di Arafah. Uniknya pohon tersebut ternyata bisa tumbuh subur di tengah suasana tandus dan cuaca panas Arafah. Saat itulah orang menyebutnya dengan pohon Soekarno.
Dalam buku 'Soekarno, Sejarah yang Tercecer', Rosa Daros menuliskan, pohon di Arafah dinamakan Pohon Soekarno sebagai penghargaan bangsa Arab kepada Presiden pertama Republik Indonesia atas idenya menanam pohon tersebut di Arafah.
Jenis pohon yang ditanam di Arafah jika di Indonesia disebut pohon mimba. Tak cuma rindang, daunnya pun berguna untuk mengobati diare. Pohon mimba juga bisa tahan hidup di daerah tandus, bahkan dalam suhu udara yang ekstrem.
Semoga pelaksanaan wukuf di Arafah tahun 2016 ini lancar, amin!
Jabal Rahmah 2016 |
Di telinga umat Islam yang sudah pernah melaksanakan haji atau umroh, Jabal Rahmah sangat familiar. Di tempat ini, konon merupakan tempat pertemuan Nabi Adam dan Bunda Hawa setelah diturunkan ke dunia dari surga akibat memakan buah khuldi. Tempat pertemuan keduanya ini lalu ditandai dengan dibangunnya sebuah tugu berwarna putih setinggi kurang lebih 7 meter.
Dari segi bahasa, jabal berarti gunung atau bukit, sementara rahmah artinya kasih sayang. Mungkin lantaran nama inilah, orang mengait-ngaitkan Jabal Rahmah sebagai tempat mustajab untuk berdoa mencari jodoh ataupun berdoa agar pasangan langgeng dunia akhirat.
Ketika saya mengunjungi Jabal Rahmah beberapa hari lalu untuk survei persiapan terakhir pelaksanaan wukuf Arafah, Jabal Rahmah masih belum terlihat ramai. Terlihat beberapa orang masih dengan leluasa dan bebas naik bukit yang tingginya tak lebih dari 60 meter tersebut.
Di kanan kiri bebatuan menuju Jabal Rahmah, tampak penuh dengan coretan para jamaah, yang bertuliskan nama-nama si penulis, termasuk harapan dan doa-doa mereka. Tak sedikit pula tulisan tersebut berbahasa Indonesia, serta nama-nama Indonesia.
Untuk sampai ke puncak Jabal Rahmah, jika tidak ramai hanya membutuhkan waktu sekira 10-15 menit saja. Ada dua cara untuk menaiki Jabal Rahmah, lewat tangga yang agak berkelok, atau lewat jalan pintas yang lebih curam, tapi memakan waktu lebih singkat.
Di puncak jabal Rahmah, kita akan disuguhi oleh sebuah tugu putih, yang penuh dengan coretan-coretan tangan manusia. Tak cuma coretan tangan, di sekitar tugu segi empat itu terlihat puluhan foto baik ukuran kecil atau ukuran besar disebar di sana.
Yang mencengangkan, ternyata foto-foto tersebut sebagian besar adalah foto-foto jamaah haji atau jamaah umroh dari Indonesia. Biasanya di balik foto tersebut dituliskan nama, atau harapan-harapan. Misalnya ada foto pasangan suami istri, di baliknya ditulis harapan-harapan agar hubungan mereka langgeng. Bahkan ada salah foto seseorang yang sedang memakai seragam PNS lengkap. Mungkin dia ingin naik jabatan.
Sebenarnya pemerintah Arab Saudi telah berusaha agar para jamaah haji dan umroh yang datang ke Jabal Rahmah tidak berdoa yang aneh-aneh. Bahkan di sekitar tugu monumen pertemuan Adam dan Hawa terpampang banyak gambar dan keterangan yang melarang jamaah untuk berdoa menghadap tugu tersebut.
Tak cuma foto-foto serta tulisan yang melarang melakukan tindakan-tindakan yang mengarah ke syirik atau menyekutukan Allah, di lokasi Jabal Rahmah juga diputar terus menerus rekaman suara berbahasa Arab, Indonesia, Inggris dan Tamil tentang larangan meminta-minta doa di lokasi Jabal Rahmah. Dalam rekaman audio tersebut, dijelaskan bahwa Rasulullah tidak pernah ke Jabal Rahmah untuk berdoa, kecuali ketika sedang wukuf di Arafah saja.
Saat puncak haji, atau wukuf di Arafah pada 12 September nanti, para jamaah haji bakalan susah untuk mendekati Jabal Rahmah ini, apalagi naik ke puncaknya. Jutaan orang berkumpul di Arafah pada 9 Dzulhijah, dan tak sedikit di antara jumlah tersebut yang berbondong-bondong berebut memanjatkan doa dari puncak Jabal Rahmah.
Di tengah pelaksanaan Wukuf tahun 2015 lalu, para jamaah haji ramai mengunjungi Jabal Rahmah untuk memanjatkan doa, menikmati alam padang Arafah, hingga menulis nama pasangan di bebatuan puncak dengan keyakinan hubungan akan kekal seperti Adam dan Hawa. Seperti dalam foto hasil jepretan wartawan setempat beberapa waktu lalu.
Tapi Padang Arafah tak setandus dulu. Kini tempat yang didiami oleh umat Islam di seluruh dunia di tanggal 9 Dzulhijjah tersebut telah dipenuhi pepohonan rimbun, yang oleh orang setempat disebut Pohon Soekarno. Disebut pohon Soekarno lantaran presiden pertama RI tersebut yang dulu menanamnya.
Kisahnya, ketika presiden Soekarno berkunjung ke Arafah, memberikan hadiah pohon kepada raja Arab Saudi untuk ditanam di Arafah. Uniknya pohon tersebut ternyata bisa tumbuh subur di tengah suasana tandus dan cuaca panas Arafah. Saat itulah orang menyebutnya dengan pohon Soekarno.
Dalam buku 'Soekarno, Sejarah yang Tercecer', Rosa Daros menuliskan, pohon di Arafah dinamakan Pohon Soekarno sebagai penghargaan bangsa Arab kepada Presiden pertama Republik Indonesia atas idenya menanam pohon tersebut di Arafah.
Jenis pohon yang ditanam di Arafah jika di Indonesia disebut pohon mimba. Tak cuma rindang, daunnya pun berguna untuk mengobati diare. Pohon mimba juga bisa tahan hidup di daerah tandus, bahkan dalam suhu udara yang ekstrem.
Semoga pelaksanaan wukuf di Arafah tahun 2016 ini lancar, amin!