Bagi jamaah haji, Arafah menjadi puncak sekaligus inti dari pelaksanaan ibadah haji. Pelaksanaannya pun dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh jamaah haji sehingga Padang Arafah menjadi lautan manusia ketika melaksanakan ibadah wukuf.
Bahkan Rasulullah menyatakan bahwa pelaksanaan wukuf di Arafah menjadi rukun haji yang paling pokok. Ketika itu Rasulullah ditanya oleh sekelompok orang dari Nejed mengenai ibadah haji. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian bersabda,
“Haji itu adalah Arafah.” (HR Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)
Dengan kata lain maksud dari hadist tersebut menyatakan betapa pentingnya pelaksanaan rukun ibadah haji ini untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Di hari dan tempat yang penuh keberkahan tersebut, Allah bahkan menurunkan sebuah ayat Al Qur’an dan bertepatan dengan haji terakhir Rasulullah.
Saat itu Rasulullah bersama dengan para sahabat yang berjumlah sekitar 100 ribu orang memadati padang Arafah sebagai penyempurna ibadah haji dan turunlah ayat dari Allah kepada Rasulullah.
Sebagian ulama menyatakan ayat tersebut merupakan ayat terakhir dan dalam hadist Bukhari Muslim disebutkan bahwa ayat tersebut juga membuat bangsa Yahudi menjadi iri.
Keterangan ini terdapat dalam riwayat dari Thariq bin Syihab yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berkata kepada Umar bin Khattab.
"Kalian membaca sebuah ayat dalam Kitab kalian (al-Qur’an). Sungguh apabila ayat itu turun kepada kami bangsa Yahudi, tentu hari turunnya ayat itu akan kami jadikan sebagai Hari Raya."
Umar bertanya, “Ayat yang mana?”
Bangsa Yahudi lantas menjawab:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS Al-Maidah: 3)
Lantas Umar berkata:
“Sesungguhnya aku betul-betul mengetahui hari apa ayat itu turun kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dan saat apa ayat itu turun. Ayat itu turun kepada Rasulullah pada sore hari Arafah, hari Jum’at.” (HR Bukhari Muslim).
Demikianlah Allah menjadikan wukuf di Arafah menjadi waktu distempelnya islam sebagai agama yang satu-satunya Allah ridhoi melalui ayat tersebut. Wallahu A’lam
Bahkan Rasulullah menyatakan bahwa pelaksanaan wukuf di Arafah menjadi rukun haji yang paling pokok. Ketika itu Rasulullah ditanya oleh sekelompok orang dari Nejed mengenai ibadah haji. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian bersabda,
“Haji itu adalah Arafah.” (HR Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)
Dengan kata lain maksud dari hadist tersebut menyatakan betapa pentingnya pelaksanaan rukun ibadah haji ini untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Di hari dan tempat yang penuh keberkahan tersebut, Allah bahkan menurunkan sebuah ayat Al Qur’an dan bertepatan dengan haji terakhir Rasulullah.
Saat itu Rasulullah bersama dengan para sahabat yang berjumlah sekitar 100 ribu orang memadati padang Arafah sebagai penyempurna ibadah haji dan turunlah ayat dari Allah kepada Rasulullah.
Sebagian ulama menyatakan ayat tersebut merupakan ayat terakhir dan dalam hadist Bukhari Muslim disebutkan bahwa ayat tersebut juga membuat bangsa Yahudi menjadi iri.
Keterangan ini terdapat dalam riwayat dari Thariq bin Syihab yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berkata kepada Umar bin Khattab.
آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا
Umar bertanya, “Ayat yang mana?”
Bangsa Yahudi lantas menjawab:
( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا )
Lantas Umar berkata:
عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ
Demikianlah Allah menjadikan wukuf di Arafah menjadi waktu distempelnya islam sebagai agama yang satu-satunya Allah ridhoi melalui ayat tersebut. Wallahu A’lam