Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah menjadi puncak ibadah haji yang dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan dan introspeksi diri. Tak hanya diisi dengan dzikir, di waktu tersebut juga KH Miftahul Akhyar selaku Khatib Wukuf Arafah bagi jamaah haji Indonesia memberikan beberapa pesan penting.
Beberapa pesan yang disampaikan oleh KH Miftah antara lain mengajak untuk sama-sama menghilangkan sifat ego, menghilangkan perpecahan, menumbuhkan kebersamaan dan mempererat rasa persatuan umat islam.
“Biarlah egomu hangus terbakar oleh matahari Arafah yang terik. Wahai manusia! Pada hari ini hendaklah kalian menjadi sebuah pelita yang sedang mengisi bahan bakar guna menerangi hatimu dan hati umat manusia,” ucapnya, sebagaimana dilansir dari Antara, Minggu (11/9/2016).
Wakil Amirul Hajj Indonesia ini juga mengingatkan agar para jamaah haji hendaknya menghilangkan pikiran tentang usaha, posisi, ras dan kelas sosial selama berihram. Pakaian ihram juga dituturkannya sebagai pakaian yang menghapus segala perbedaan dan menyatukan seluruh umat Islam di seluruh dunia.
“Di sinilah sang aktor manusia harus berganti pakaian. Mengapa demikian? Karena pakaian akan menutupi diri dan watak manusia,” lanjutnya.
Menurut Miftah, pakaian juga menjadikan perbedaan yang signifikan di dunia ini. Sehingga dengan melaksanakan ibadah haji dan berpakaian ihram, maka umat islam akan menjadi pribadi yang baru dan memiliki semangat persaudaraan yang kuat.
Miftah juga mengatakan bahwa setiap manusia memang sudah terbagi menjadi berbangsa-bangsa, kelompok maupun keluarga sejak dilahirkan. Tentunya hal ini pun berkaitan erat dengan status dan kehormatannya sendiri.
“Namun apa gunanya semua itu dimiliki? Yang tidak lain jika hanya untuk menonjolkan diri sendiri yang tertutup oleh lapisan bedak yang amat tebal itu. Kini lepaskanlah pakaianmu dan tanggalkan di miqat! Gantilah dengan kain putih yang sederhana (saat wukuf),” tuturnya.
Ia pun mengajak jamaah haji Indonesia untuk merendahkan hati di tanah suci dan senantiasa menyadari akan keberadaan Allah.
“Hendaklah kalian semua menjadi manusia yang menyadari kefanaan atau menjadi manusia fana yang menyadari keberadaan Allah SWT,” ungkapnya.
Terakhir, Miftah mengajak agar jamaah haji Indonesia melakukan sejumlah tindakan nyata selepas berhaji dan pulang ke tanah air.
“Apabila kita pulang ke tanah air hendaklah mengambil pengalaman dari pada haji ini yaitu semangat fastabiqul khairat dan bersemangat dalam ibadah sebagai titik nol perubahan dalam kehidupan kita dengan mengoptimalkan segala perintah Allah dalam kesatuan iman, ibadah, pergaulan dan bermuamalah vertikal maupun horizontal,” pungkasnya sebagai akhir dari khutbah.
Baca Juga:
Beberapa pesan yang disampaikan oleh KH Miftah antara lain mengajak untuk sama-sama menghilangkan sifat ego, menghilangkan perpecahan, menumbuhkan kebersamaan dan mempererat rasa persatuan umat islam.
“Biarlah egomu hangus terbakar oleh matahari Arafah yang terik. Wahai manusia! Pada hari ini hendaklah kalian menjadi sebuah pelita yang sedang mengisi bahan bakar guna menerangi hatimu dan hati umat manusia,” ucapnya, sebagaimana dilansir dari Antara, Minggu (11/9/2016).
Wakil Amirul Hajj Indonesia ini juga mengingatkan agar para jamaah haji hendaknya menghilangkan pikiran tentang usaha, posisi, ras dan kelas sosial selama berihram. Pakaian ihram juga dituturkannya sebagai pakaian yang menghapus segala perbedaan dan menyatukan seluruh umat Islam di seluruh dunia.
“Di sinilah sang aktor manusia harus berganti pakaian. Mengapa demikian? Karena pakaian akan menutupi diri dan watak manusia,” lanjutnya.
Menurut Miftah, pakaian juga menjadikan perbedaan yang signifikan di dunia ini. Sehingga dengan melaksanakan ibadah haji dan berpakaian ihram, maka umat islam akan menjadi pribadi yang baru dan memiliki semangat persaudaraan yang kuat.
Miftah juga mengatakan bahwa setiap manusia memang sudah terbagi menjadi berbangsa-bangsa, kelompok maupun keluarga sejak dilahirkan. Tentunya hal ini pun berkaitan erat dengan status dan kehormatannya sendiri.
“Namun apa gunanya semua itu dimiliki? Yang tidak lain jika hanya untuk menonjolkan diri sendiri yang tertutup oleh lapisan bedak yang amat tebal itu. Kini lepaskanlah pakaianmu dan tanggalkan di miqat! Gantilah dengan kain putih yang sederhana (saat wukuf),” tuturnya.
Ia pun mengajak jamaah haji Indonesia untuk merendahkan hati di tanah suci dan senantiasa menyadari akan keberadaan Allah.
“Hendaklah kalian semua menjadi manusia yang menyadari kefanaan atau menjadi manusia fana yang menyadari keberadaan Allah SWT,” ungkapnya.
Terakhir, Miftah mengajak agar jamaah haji Indonesia melakukan sejumlah tindakan nyata selepas berhaji dan pulang ke tanah air.
“Apabila kita pulang ke tanah air hendaklah mengambil pengalaman dari pada haji ini yaitu semangat fastabiqul khairat dan bersemangat dalam ibadah sebagai titik nol perubahan dalam kehidupan kita dengan mengoptimalkan segala perintah Allah dalam kesatuan iman, ibadah, pergaulan dan bermuamalah vertikal maupun horizontal,” pungkasnya sebagai akhir dari khutbah.
Baca Juga:
- 127 Jamaah Haji Disafari Wukufkan, Begini Rangkaian Acara Jamaah Haji Indonesia Saat Dan Sebelum Wukuf
- Yang Sedang Tidak Wukuf Di Arafah, Cobalah ‘Berwukuf’ Sejenak Dan Bacalah!
- Inilah Ayat Yang Turun Di Hari Arafah Dan Membuat Bangsa Yahudi Menjadi Iri