Sebagian penjual hewan kurban sering memberikan jasa kiriman gratis ke rumah pembelinya sebagai bentuk promosi. Itu juga yang dilakukan oleh pedagang hewan kurban yang memberangkatkan sekitar 19 kambing dari daerah Karanganyar Jawa Tengah menuju SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta.
Ternyata setelah sampai di tempat yang dituju dengan menggunakan sebuah truk, semua kambing tersebut mati tanpa ada yang tersisa. Setelah dilihat kondisi bagian dalam truk, ternyata 19 kambing tersebut dibawa secara bertumpuk layaknya sepeda motor yang diantar ke dealer. Jadi wajar jika semua kambing mati karena sirkulasi udara yang kurang baik selama perjalanan.
Info ini pun diunggah oleh akun Rahmat Nastion dalam media sosial Facebook. Berikut ungkapannya memberitakan kejadian tersebut.
"Info lur, 19 ekor kambing SD muh sapen yang dikirim dari karanganyar mati semua karena kepanasan.. Pesen mawon, nek ngirim hewan sirkulasi udaranya diperhatikan lur.. Ojo di tutup rapet.. Matur nuwun,"
Sementara itu ada netizen yang menyebutkan jika kambing yang mati tersebut berjumlah 15 ekor dari 103 kambing. Penjual sepertinya berharap dengan mengirimkan kambing-kambing tersebut sekaligus dan memadatkannya di truk akan menghemat biaya transportasi, sebagaimana yang ditulis oleh Putri Andini mengomentari unggahan tersebut.
“Maksud hati untuk penghematan di ongkos, para kambing diangkut truk dengan dua tingkat. Para kambing yang meninggal kesemuanya terletak di bagian bawah. Mungkin yang mengantarkannya lupa hak para kambing juga seperti manusia yang membutuhkan oksigen. Hewan kurban tidak dimuliakan,” ucapnya.
Meski begitu, pihak penjual dikabarkan telah mengganti kambing yang mati tersebut, seperti yang dimuat dalam pesan singkat Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sapen.
“Ini pesan Kepala Sekolah SD Muh Sapen: Mohon maaf ada beberapa kambing Sapen yang mati dalam perjalanan dari karanganyar ke Sapen. Mungkin karena ikhtiar yang kurang berhati-hati sehingga kekurangan oksigen karena tidak adanya ruang udara dan yang jelas sudah kehendakNya. Insya Allah akan diganti oleh pemilik sore ini. Mohon tidak dibesar-besarkan. Terima kasih. Salam,” tulis akun Ki Gesang Aji Pinter.
Semoga menjadi pembelajaran bagi para penjual hewan kurban untuk senantiasa memperhatikan kondisi jualannya agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan tidak selalu memikirkan keuntungan atau penghematan ongkos semata.
Baca Juga:
Ternyata setelah sampai di tempat yang dituju dengan menggunakan sebuah truk, semua kambing tersebut mati tanpa ada yang tersisa. Setelah dilihat kondisi bagian dalam truk, ternyata 19 kambing tersebut dibawa secara bertumpuk layaknya sepeda motor yang diantar ke dealer. Jadi wajar jika semua kambing mati karena sirkulasi udara yang kurang baik selama perjalanan.
Info ini pun diunggah oleh akun Rahmat Nastion dalam media sosial Facebook. Berikut ungkapannya memberitakan kejadian tersebut.
"Info lur, 19 ekor kambing SD muh sapen yang dikirim dari karanganyar mati semua karena kepanasan.. Pesen mawon, nek ngirim hewan sirkulasi udaranya diperhatikan lur.. Ojo di tutup rapet.. Matur nuwun,"
Sementara itu ada netizen yang menyebutkan jika kambing yang mati tersebut berjumlah 15 ekor dari 103 kambing. Penjual sepertinya berharap dengan mengirimkan kambing-kambing tersebut sekaligus dan memadatkannya di truk akan menghemat biaya transportasi, sebagaimana yang ditulis oleh Putri Andini mengomentari unggahan tersebut.
“Maksud hati untuk penghematan di ongkos, para kambing diangkut truk dengan dua tingkat. Para kambing yang meninggal kesemuanya terletak di bagian bawah. Mungkin yang mengantarkannya lupa hak para kambing juga seperti manusia yang membutuhkan oksigen. Hewan kurban tidak dimuliakan,” ucapnya.
Meski begitu, pihak penjual dikabarkan telah mengganti kambing yang mati tersebut, seperti yang dimuat dalam pesan singkat Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sapen.
“Ini pesan Kepala Sekolah SD Muh Sapen: Mohon maaf ada beberapa kambing Sapen yang mati dalam perjalanan dari karanganyar ke Sapen. Mungkin karena ikhtiar yang kurang berhati-hati sehingga kekurangan oksigen karena tidak adanya ruang udara dan yang jelas sudah kehendakNya. Insya Allah akan diganti oleh pemilik sore ini. Mohon tidak dibesar-besarkan. Terima kasih. Salam,” tulis akun Ki Gesang Aji Pinter.
Semoga menjadi pembelajaran bagi para penjual hewan kurban untuk senantiasa memperhatikan kondisi jualannya agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan tidak selalu memikirkan keuntungan atau penghematan ongkos semata.
Baca Juga:
- Allahu Akbar, Sapi Ini Tidak Mempan Disembelih
- Sapi Kurban Tak Mau Mati Meski Disembelih Berkali-Kali, Bahkan Masih Hidup Sampai Sekarang