Mendapatkan maaf dari Allah atas kesalahan dan dosa yang dilakukan merupakan harapan dari setiap umat islam. Dan memang jelas bahwa Allah memiliki sifat Maha Pemaaf, sebagaimana yang tertera dalam Asmaul Husna.
Namun ternyata Rasulullah telah memberikan peringatan kepada umatnya bahwa ada satu golongan yang tidak akan pernah mendapatkan maaf dari Allah Ta’ala. Tentunya sebuah kerugian yang amat besar ketika pintu maaf dari pemilik alam semesta sudah tertutup rapat. Maka yang ada hanya sebuah penyesalan yang tak akan pernah berakhir.
Peringatan yang Rasulullah tujukan kepada umatnya tersebut terdapat dalam hadist dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dimana Rasulullah bersabda,
“Seluruh umatku mendapatkan maaf, kecuali al Mujahirun. Yang termasuk mujahir adalah seseorang yang pada malam harinya melakukan perbuatan (buruk), pagi harinya Allah Ta’ala tutupi perbuatan itu, tapi dia malah berkata, “Wahai Fulan, semalam aku telah melakukan ini itu.” Padahal saat dia bermalam, Allah Ta’ala telah menutup keburukannya, tapi dia justru membukanya di pagi harinya.” (HR Bukhari)
Sementara menurut Syaikh Musthafa al Bugha dalam mendefinisikan Al Mujahir mengatakan bahwa Al Mujahirun merupakan orang yang menampakkan maksiat dan kefasikannya.
Memang, manusia tidak akan pernah luput dari salah dan dosa. Ini karena hanya Rasulullah sajalah manusia yang sempurna dan terjaga dari berbagai dosa. Meski demikian Allah Ta’ala memiliki sifat Maha Pengampun yang akan senantiasa memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang memohon.
Adapun Allah tidak memberikan maaf kepada golongan al Mujahirun dikarenakan pelakunya merasa bangga dengan keburukan yang telah ia lakukan. Bahkan dengan tanpa merasa bersalah dan malu, ia pun memberitahukannya kepada orang lain sehingga perbuatan tersebut nampak lumrah dan menjadi bukan hal yang buruk lagi.
Inilah sikap yang mampu mencelakakannya di dunia dan di akhirat kelak lantaran memiliki kesamaan dengan sikap sombong dalam melakukan apa yang Allah larang.
Sedangkan bagi seseorang yang membagikan kisah keburukannya di masa lalu untuk diambil pembelajaran, maka Ustadz Farid Nu’man Hasan mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah membanggakan dosa atau maksiat.
Perilaku golongan al Mujahirun bahkan kini nampak jelas dengan adanya teknologi yang membuat para pelaku dengan leluasa menyebarkannya tanpa harus malu atau takut.
Mereka beranggapan bahwa kelakuan yang telah membuat Allah tidak akan memaafkannya tersebut sebagai bentuk mengikuti zaman dan kekinian. Diantara mereka akan melakukan maksiat di tempat tertutup kemudian mengunggahnya di media sosial secara terbuka.
Dengan kata lain mereka sebenarnya telah berani melakukan maksiat di depan umum dan sekaligus mendapatkan murka Allah. Naudzubillah
Baca Juga:
Karenanya mari kita berdoa kepada Allah agar tidak memiliki karaktek golongan al Mujahirun karena besarnya dampak yang dapat merugikan kita di dunia dan di akhirat. Aamiin
Namun ternyata Rasulullah telah memberikan peringatan kepada umatnya bahwa ada satu golongan yang tidak akan pernah mendapatkan maaf dari Allah Ta’ala. Tentunya sebuah kerugian yang amat besar ketika pintu maaf dari pemilik alam semesta sudah tertutup rapat. Maka yang ada hanya sebuah penyesalan yang tak akan pernah berakhir.
Peringatan yang Rasulullah tujukan kepada umatnya tersebut terdapat dalam hadist dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dimana Rasulullah bersabda,
“Seluruh umatku mendapatkan maaf, kecuali al Mujahirun. Yang termasuk mujahir adalah seseorang yang pada malam harinya melakukan perbuatan (buruk), pagi harinya Allah Ta’ala tutupi perbuatan itu, tapi dia malah berkata, “Wahai Fulan, semalam aku telah melakukan ini itu.” Padahal saat dia bermalam, Allah Ta’ala telah menutup keburukannya, tapi dia justru membukanya di pagi harinya.” (HR Bukhari)
Sementara menurut Syaikh Musthafa al Bugha dalam mendefinisikan Al Mujahir mengatakan bahwa Al Mujahirun merupakan orang yang menampakkan maksiat dan kefasikannya.
Memang, manusia tidak akan pernah luput dari salah dan dosa. Ini karena hanya Rasulullah sajalah manusia yang sempurna dan terjaga dari berbagai dosa. Meski demikian Allah Ta’ala memiliki sifat Maha Pengampun yang akan senantiasa memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang memohon.
Adapun Allah tidak memberikan maaf kepada golongan al Mujahirun dikarenakan pelakunya merasa bangga dengan keburukan yang telah ia lakukan. Bahkan dengan tanpa merasa bersalah dan malu, ia pun memberitahukannya kepada orang lain sehingga perbuatan tersebut nampak lumrah dan menjadi bukan hal yang buruk lagi.
Inilah sikap yang mampu mencelakakannya di dunia dan di akhirat kelak lantaran memiliki kesamaan dengan sikap sombong dalam melakukan apa yang Allah larang.
Sedangkan bagi seseorang yang membagikan kisah keburukannya di masa lalu untuk diambil pembelajaran, maka Ustadz Farid Nu’man Hasan mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah membanggakan dosa atau maksiat.
Perilaku golongan al Mujahirun bahkan kini nampak jelas dengan adanya teknologi yang membuat para pelaku dengan leluasa menyebarkannya tanpa harus malu atau takut.
Mereka beranggapan bahwa kelakuan yang telah membuat Allah tidak akan memaafkannya tersebut sebagai bentuk mengikuti zaman dan kekinian. Diantara mereka akan melakukan maksiat di tempat tertutup kemudian mengunggahnya di media sosial secara terbuka.
Dengan kata lain mereka sebenarnya telah berani melakukan maksiat di depan umum dan sekaligus mendapatkan murka Allah. Naudzubillah
Baca Juga:
- Shaleh Ketika Ramai Tapi Maksiat Ketika Sendiri, Ini Balasannya
- Inilah Jenis Orang Yang Jauh Dari Allah, Jauh Dari Manusia Dan Jauh Dari Surga
- Renungan: Mengundang Berkah Dengan Maksiat?
Karenanya mari kita berdoa kepada Allah agar tidak memiliki karaktek golongan al Mujahirun karena besarnya dampak yang dapat merugikan kita di dunia dan di akhirat. Aamiin