Di kalangan kaum muslimin Indonesia, ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa ibadah haji merupakan ibadah yang bersifat prestis, Dengan melakukannya bisa mendapatkan gelar di depan namanya, ibadah yang membutuhkan dana tidak sedikit. Tidak seperti ibadah shalat, puasa dan zakat, yang mana pelaku ibadah ini tidak mendapat gelar khusus di khalayak ramai sebagaimana ibadah haji.
Lalu, apakah setiap orang yang beribadah haji itu akan diterima Allah SWT? Berikut kisah Ali Ibn Mauqif dalam pengalaman spiritualnya sebagaimana yang diceritakan Imam Al-Ghazali dalam kitab fenomenal Ihya Ulumuddin.
Diriwayatkan dari Ali ibn Mauqif, ia berkisah, “Saya pernah menjalankan ibadah haji dalam satu tahun. Ketika malam Arafah tiba, saya tidur di masjid Khaif, Mina. Dalam tidur itu, saya bermimpi bertemu dengan dua sosok malaikat yang baru saja turun dari langit. Keduanya mengenakan pakaian serba hijau yang indah”.
Kedua Malaikat ini berbincang, Bertanya antara yang satu kepada yang lain “Wahai hamba Allah”.
“iya, ada apa hamba Allah?”
“Tahukah anda berapa orang yang haji, mengunjungi Baitullah di tahun ini?”
“Tidak, saya tak tahu”
“Yang datang berkunjung ke Baitullah tahun ini ada Satu Juta Dua Ratus Ribu manusia.”
“Lalu, apakah anda tahu berapa di antara mereka yang diterima ibadahnya oleh Allah SWT?
“Tidak”
“Yang diterima hajinya hanya enam orang”
Setelah bercakap-cakap, kedua malaikat tersebut kemudian naik lagi ke atas, hilang lenyap secara tiba-tiba dari pandangan. Saya pun terbangun dari tidur. Mendengar percakapan dua Malaikat tadi hati saya sangat sedih. Saya dibuat bingung merasakan kejadian ini. Yang saya pikirkan waktu itu, andai saja yang diterima itu hanya enam orang, apa mungkin saya masuk pada enam orang itu?
Setelah selesai wukuf di Arafah, saya kemudian berdiri di samping masy’aril haram (Muzdalifah). Saya berpikir keras, memikirkan tentang nasib orang yang sebanyak ini namun hanya diterima enam orang saja. Hingga akhirnya saya mengantuk dan tertidur. Tiba-tiba kedua malaikat itu datang kembali di hadapan saya.
Satu malaikat bertanya kepada yang lain. Mereka berbincang-bincang sebagaimana yang dahulu pernah mereka bahas. Ada percakapan tambahan menarik dalam percakapan mereka kali ini. Satu malaikat bertanya “Apa yang anda tahu, bagaimana kebijaksanaan Allah di malam ini?”
“Tidak”
Malaikat yang bertanya pada permulaan kali pembicaraan itu mengatakan “Sesungguhnya Allah telah memberikan rahmat atas masing-masing dari enam orang tersebut, 200 ribu orang lain yang sebelumnya tidak diterima menjadi diterima oleh Allah berkat enam orang yang diterima tersebut”. Saya pun kemudian terbangun dan bergembira tiada tara.
Lalu, apakah setiap orang yang beribadah haji itu akan diterima Allah SWT? Berikut kisah Ali Ibn Mauqif dalam pengalaman spiritualnya sebagaimana yang diceritakan Imam Al-Ghazali dalam kitab fenomenal Ihya Ulumuddin.
Diriwayatkan dari Ali ibn Mauqif, ia berkisah, “Saya pernah menjalankan ibadah haji dalam satu tahun. Ketika malam Arafah tiba, saya tidur di masjid Khaif, Mina. Dalam tidur itu, saya bermimpi bertemu dengan dua sosok malaikat yang baru saja turun dari langit. Keduanya mengenakan pakaian serba hijau yang indah”.
Kedua Malaikat ini berbincang, Bertanya antara yang satu kepada yang lain “Wahai hamba Allah”.
“iya, ada apa hamba Allah?”
“Tahukah anda berapa orang yang haji, mengunjungi Baitullah di tahun ini?”
“Tidak, saya tak tahu”
“Yang datang berkunjung ke Baitullah tahun ini ada Satu Juta Dua Ratus Ribu manusia.”
“Lalu, apakah anda tahu berapa di antara mereka yang diterima ibadahnya oleh Allah SWT?
“Tidak”
“Yang diterima hajinya hanya enam orang”
Setelah bercakap-cakap, kedua malaikat tersebut kemudian naik lagi ke atas, hilang lenyap secara tiba-tiba dari pandangan. Saya pun terbangun dari tidur. Mendengar percakapan dua Malaikat tadi hati saya sangat sedih. Saya dibuat bingung merasakan kejadian ini. Yang saya pikirkan waktu itu, andai saja yang diterima itu hanya enam orang, apa mungkin saya masuk pada enam orang itu?
Setelah selesai wukuf di Arafah, saya kemudian berdiri di samping masy’aril haram (Muzdalifah). Saya berpikir keras, memikirkan tentang nasib orang yang sebanyak ini namun hanya diterima enam orang saja. Hingga akhirnya saya mengantuk dan tertidur. Tiba-tiba kedua malaikat itu datang kembali di hadapan saya.
Satu malaikat bertanya kepada yang lain. Mereka berbincang-bincang sebagaimana yang dahulu pernah mereka bahas. Ada percakapan tambahan menarik dalam percakapan mereka kali ini. Satu malaikat bertanya “Apa yang anda tahu, bagaimana kebijaksanaan Allah di malam ini?”
“Tidak”
Malaikat yang bertanya pada permulaan kali pembicaraan itu mengatakan “Sesungguhnya Allah telah memberikan rahmat atas masing-masing dari enam orang tersebut, 200 ribu orang lain yang sebelumnya tidak diterima menjadi diterima oleh Allah berkat enam orang yang diterima tersebut”. Saya pun kemudian terbangun dan bergembira tiada tara.