Malam ini jamaah haji sudah bersiap di padang Arafah untuk melakukan wukuf. Beberapa rekan yang kini tengah berhaji itu pun sudah banyak mengupload foto kegiatan mereka ketika 'melakukan peninjauan awal' ke tempat yang harus didiami jamaah haji tersebut.
'Mohon doa restunya. Doakan ibadah kami lancar dan semoga teman-teman bisa menyusulnya,' kata Abdullah Anshori, jamaah haji asal Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pedagang baju batik ini pun sudah mengupload foto dirinya di sosial media yang tengah berjalan-jalan di sekitar tenda di Arafah.
Bagi yang sudah pernah berhaji, berangkat menuju Arafah memang membuat hati berdebar-debar. Dada pun ikut bergemuruh. ini karena semua calon haji pun tahu bahwa melakukan wukuf di Arafah adalah menjadi penentu sah tidaknya haji mereka.
"Haji adalah (melakukan) wukuf di Arafah," Demikian bunyi salah satu sabda Rasulullah shallalhu alaihi wasallam. Maka, jika tidak melakukan wukuf di Arafah, siapa pun orang tersebut tak bisa dikatakan telah berhaji. Kepergian ke Makkah hanya bisa disebut melakukan umroh.
Pada saat yang bersamaan, perasaan batin pun pada saat itu campur aduk: antara senang, takut, dan pasrah. Senang karena akan melakukan wukuf di Arafah. Takut karena begitu banyak orang yang berangkat bersamaan ke tempat yang suhu di siang hari bisa mencapai 50 derajat celcius itu. Pasrah karena yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala akan selalu menyertai dalam setiap takdir manusia.
Suasana kota Makkah yang sangat bising juga memengaruhi perasaan jamaah haji. Menjelang puncak haji di Arafah, di setiap penjuru kota akan terdengar sirene mobil ambulans yang meraung-raung tanpa henti selama 24 jam di jalanan kota Makkah.
Di sekitar tempat vital seperti Arafah dan Mina, sudah terlihat ratusan bahkan ribuan aparat keamanan. Para petugas pelayanan jamaah haji yang berasal dari kalangan muda pramuka Arab Saudi juga sudah berada di jalanan untuk ikut membantu mengatur arus lalu lintas.
'Mohon doa restunya. Doakan ibadah kami lancar dan semoga teman-teman bisa menyusulnya,' kata Abdullah Anshori, jamaah haji asal Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pedagang baju batik ini pun sudah mengupload foto dirinya di sosial media yang tengah berjalan-jalan di sekitar tenda di Arafah.
Bagi yang sudah pernah berhaji, berangkat menuju Arafah memang membuat hati berdebar-debar. Dada pun ikut bergemuruh. ini karena semua calon haji pun tahu bahwa melakukan wukuf di Arafah adalah menjadi penentu sah tidaknya haji mereka.
"Haji adalah (melakukan) wukuf di Arafah," Demikian bunyi salah satu sabda Rasulullah shallalhu alaihi wasallam. Maka, jika tidak melakukan wukuf di Arafah, siapa pun orang tersebut tak bisa dikatakan telah berhaji. Kepergian ke Makkah hanya bisa disebut melakukan umroh.
Pada saat yang bersamaan, perasaan batin pun pada saat itu campur aduk: antara senang, takut, dan pasrah. Senang karena akan melakukan wukuf di Arafah. Takut karena begitu banyak orang yang berangkat bersamaan ke tempat yang suhu di siang hari bisa mencapai 50 derajat celcius itu. Pasrah karena yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala akan selalu menyertai dalam setiap takdir manusia.
Suasana kota Makkah yang sangat bising juga memengaruhi perasaan jamaah haji. Menjelang puncak haji di Arafah, di setiap penjuru kota akan terdengar sirene mobil ambulans yang meraung-raung tanpa henti selama 24 jam di jalanan kota Makkah.
Di sekitar tempat vital seperti Arafah dan Mina, sudah terlihat ratusan bahkan ribuan aparat keamanan. Para petugas pelayanan jamaah haji yang berasal dari kalangan muda pramuka Arab Saudi juga sudah berada di jalanan untuk ikut membantu mengatur arus lalu lintas.