Masyarakat tidak menyangka jika bocah yang dahulu menggegerkan karena berbobot 180 kg tersebut kini telah meninggal dunia. Bocah bernama Wahid Zaenanda itu diketahui merupakan penderita obesitas sekaligus autis.
Meninggalnya bocah berumur 19 tahun pada hari Senin (26/9/2016) tersebut tentu amat disayangkan oleh keluarga maupun warga sekitar mengingat umurnya yang masih terbilang muda. Jenazahnya kemudian disholatkan oleh warga sebagai salah satu kewajiban terhadap sesama muslim.
Namun yang cukup menyita perhatian adalah jenazah almarhum Wahid tidak ditempatkan di rumah duka saat penyolatan, melainkan tetap di mobil ambulan. Hal ini dikarenakan sulitnya warga memindahkan jenazah tersebut.
Setelah jenazah disholatkan, keluarga beserta warga lainnya kemudian membawa jenazah Wahid ke TPU Cleret Kelurahan Randugunting Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. Untuk menggotong jenazahnya ke liang kubur diperlukan belasan orang dewasa seperti halnya saat dievakuasi ke rumah sakit.
Sementara untuk proses penguburannya, warga menggunakan tali dan secara perlahan-lahan menurunkannya ke liang lahat.
Hadir dalam prosesi pemakaman tersebut pula sejumlah saudara dan beberapa pihak yang ikut berbela sungkawa. Salah satunya adalah Wakil Walikota Tegal, HM Nursoleh yang kemudian berpesan dan mengingatkan warga lainnya untuk memperhatikan kondisi anak.
“Jangan sampai hal ini terulang di kemudian hari. Jangan sampai setelah parah, baru dibawa karena penanganannya tidak akan berjalan maksimal,” ucapnya, sebagaimana dikutip dari Radar Tegal, Selasa (27/9/2016).
Dari penuturan pihak kedokteran yang menangani, diketahui bahwa penyebab meninggalnya Wahid Zaenanda dikarenakan penyumbatan jalan nafas saat tidur. Sehingga tidak ada yang mengetahui bahwa Wahid telah meninggal.
Wahid Zaenanda sat berada di Rumah Sakit (Radartegal.com) |
Namun yang cukup menyita perhatian adalah jenazah almarhum Wahid tidak ditempatkan di rumah duka saat penyolatan, melainkan tetap di mobil ambulan. Hal ini dikarenakan sulitnya warga memindahkan jenazah tersebut.
Setelah jenazah disholatkan, keluarga beserta warga lainnya kemudian membawa jenazah Wahid ke TPU Cleret Kelurahan Randugunting Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. Untuk menggotong jenazahnya ke liang kubur diperlukan belasan orang dewasa seperti halnya saat dievakuasi ke rumah sakit.
Sementara untuk proses penguburannya, warga menggunakan tali dan secara perlahan-lahan menurunkannya ke liang lahat.
Hadir dalam prosesi pemakaman tersebut pula sejumlah saudara dan beberapa pihak yang ikut berbela sungkawa. Salah satunya adalah Wakil Walikota Tegal, HM Nursoleh yang kemudian berpesan dan mengingatkan warga lainnya untuk memperhatikan kondisi anak.
“Jangan sampai hal ini terulang di kemudian hari. Jangan sampai setelah parah, baru dibawa karena penanganannya tidak akan berjalan maksimal,” ucapnya, sebagaimana dikutip dari Radar Tegal, Selasa (27/9/2016).
Dari penuturan pihak kedokteran yang menangani, diketahui bahwa penyebab meninggalnya Wahid Zaenanda dikarenakan penyumbatan jalan nafas saat tidur. Sehingga tidak ada yang mengetahui bahwa Wahid telah meninggal.
Baca Juga: Ternyata Penyebab Obesitas Arya Karena Sering Makan Dan Minum Ini