Setelah membaca doa yang menghebohkan pada penutupan Sidang Paripurna MPR setelah Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo, Muhammad Syafi'i mengatakan telah menerima sedikitnya 300 SMS dan 78 panggilan telepon.
Namun, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra itu mengaku senang dengan SMS dan panggilan-panggilan itu. Pasalnya isinya semuanya positif dan mendukung doa tersebut.
"Saya sudah dapat sekitar 300 SMS dan panggilan telepon. Ini panggilan yang ke-78 saya terima, semuanya merespons positif," kata Muhammad Syafi'i, Selasa (16/8/2016) malam.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, doa penutupan Sidang Paripurna MPR setelah Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi membuat banyak orang tersentak. Di Youtube, video doa ini menjadi heboh karena dinilai mewakili kondisi rakyat Indonesia saat ini.
Presiden Jokowi menyampaikan Pidato tentang Nota Keuangan RAPBN 2017 di Sidang Paripurna MPR/DPR, Selasa 16 Agustus 2016. Setelah Jokowi selesai menyampaikan pidato, Ketua DPR RI Ade Komarudin yang memimpin Sidang Paripurna mempersilakan Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi’i untuk memimpin doa.
Di antara isi doa Muhammad Syafi’i, ia mengadukan kejahatan-kejahatan yang semakin hebat seperti diorganisir. Berikut ini petikan doa yang diucapkan Muhammad Syafi'i:
“Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir, wahai Allah. Kami tahu pesan dari sahabat Nabi-Mu, bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.
Ya Rabbal ‘alamin, lihatlah kehidupan ekonomi kami. Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri. Tapi hari ini, sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah Allah, bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami
Ya rabbal aalamin. Kehidupan sosial budaya, seperti kami kehilangan jati diri bangsa ini, yang ramah, yang santun, yang saling percaya. Ya Rabbal ‘alamin Kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau suatu ketika ada bangsa lain akan menyerang bangsa kami. Ya Rahman ya Rahim, tapi kami masih percaya kepada-Mu, bahwa ketika kami masih mau menadahkan tangan kepada-Mu, itu berarti kami masih mengakui Engkau adalah Tuhan kami, Engkau adalah Allah yang Maha Kuasa
Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat. Di mana-mana rakyat digusur tanpa tahu ke mana mereka harus pergi. Di mana-mana rakyat kehilangan pekerjaan, Allah di negeri yang kaya ini ini rakyat ini outsourcing, wahai Allah. Tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat. Hari ini di Kota Medan di Sumut, 5000 KK rakyat Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara, ya Rabbal ‘alamin.
Allah, lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah. Allah, kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini Ya Rabbal ‘alamin.”
Muhammad Syafi'i |
Namun, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra itu mengaku senang dengan SMS dan panggilan-panggilan itu. Pasalnya isinya semuanya positif dan mendukung doa tersebut.
"Saya sudah dapat sekitar 300 SMS dan panggilan telepon. Ini panggilan yang ke-78 saya terima, semuanya merespons positif," kata Muhammad Syafi'i, Selasa (16/8/2016) malam.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, doa penutupan Sidang Paripurna MPR setelah Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi membuat banyak orang tersentak. Di Youtube, video doa ini menjadi heboh karena dinilai mewakili kondisi rakyat Indonesia saat ini.
Presiden Jokowi menyampaikan Pidato tentang Nota Keuangan RAPBN 2017 di Sidang Paripurna MPR/DPR, Selasa 16 Agustus 2016. Setelah Jokowi selesai menyampaikan pidato, Ketua DPR RI Ade Komarudin yang memimpin Sidang Paripurna mempersilakan Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi’i untuk memimpin doa.
Di antara isi doa Muhammad Syafi’i, ia mengadukan kejahatan-kejahatan yang semakin hebat seperti diorganisir. Berikut ini petikan doa yang diucapkan Muhammad Syafi'i:
“Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir, wahai Allah. Kami tahu pesan dari sahabat Nabi-Mu, bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.
Ya Rabbal ‘alamin, lihatlah kehidupan ekonomi kami. Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri. Tapi hari ini, sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah Allah, bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami
Ya rabbal aalamin. Kehidupan sosial budaya, seperti kami kehilangan jati diri bangsa ini, yang ramah, yang santun, yang saling percaya. Ya Rabbal ‘alamin Kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau suatu ketika ada bangsa lain akan menyerang bangsa kami. Ya Rahman ya Rahim, tapi kami masih percaya kepada-Mu, bahwa ketika kami masih mau menadahkan tangan kepada-Mu, itu berarti kami masih mengakui Engkau adalah Tuhan kami, Engkau adalah Allah yang Maha Kuasa
Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat. Di mana-mana rakyat digusur tanpa tahu ke mana mereka harus pergi. Di mana-mana rakyat kehilangan pekerjaan, Allah di negeri yang kaya ini ini rakyat ini outsourcing, wahai Allah. Tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat. Hari ini di Kota Medan di Sumut, 5000 KK rakyat Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara, ya Rabbal ‘alamin.
Allah, lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah. Allah, kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini Ya Rabbal ‘alamin.”