Suhu udara di Kota Makkah, Arab Saudi, pada Rabu (24/8) kemarin, sudah mencapai 50 derajat. Suhu sepanas itu terjadi pukul 14.40 siang waktu Makkah, sehingga membuat tubuh jamaah calon haji Aceh sering mengalami dehidrasi.
Kendati demikian, suhu panas tersebut tidak menyurutkan tekad jamaah calon haji yang datang dari berbagai penjuru dunia, Mereka tetap bersemangat melakukan ibadah di Masjidil Haram untuk melakukan tawaf tujuh putaran di area Ka'bah.
Terkait dengan masalah cuaca tersebut, dr Dahril selaku dokter kloter, mengingatkan jamaah haji harus senantiasa ekstra hati-hati dalam menghadapi suhu udara yang mencapai 50 derajat Celcius tersebut.
“Suhu setinggi itu sangat berbahaya dan bisa membuat stamina jamaah haji menurun atau drop, bahkan bisa jatuh pingsan jika daya tahan tubuhnya lemah,” kata Dahril.
Dahril mengetahui bahwa suhu Makkah kemarin mencapai 49,8 derajat setelah ia melihat alat pengukur suhu panas yang dipasang Kerajaan Arab Saudi di dinding depan sektor timur maupun di sektor barat.
“Kedua alat pengukur suhu itu pada pukul 2.48 siang angkanya mencapai 49,8 derajat, bahkan sesekali keluar angka 50 derajat Celcius,” kata Dahril.
Untuk mengurangi dampak negatif dari suhu setinggi itu, dokter dan tim medis dari setiap kloter melakukan penyuluhan tentang perlunya jamaah haji berhati-hati terhadap perubahan suhu di Makkah yang sangat ekstrem.
Dahril saja yang berprofesi sebagai dokter, selama dua minggu di Madinah dan Makkah, sudah dua kali terkena sakit flu dan batuk.
“Jamaah haji, terutama yang hasil pemeriksaan kesehatannya di embarkasi mendapat gelang merah, harus sering datang ke posko kesehatan haji guna mendeteksi sedini mungkin ancaman penyakit terhadap dirinya,” kata Dahril.
Dokter kloter 2 Aceh, Rahmat mengatakan, Jamaah haji Aceh yang memeriksakan kesehatannya sejak berada di Mekkah sangat banyak. “Ini mungkin pengaruh perubahan suhu udara yang sangat ekstrem.
Setiap pagi, sejak pukul 6 pagi sampai 10 siang, jamaah haji yang memeriksakan kesehatannya mencapai 50 orang. Keluhan mereka umumnya nyeri sendi, batuk, flu, demam panas, tak enak badan, perut kembung, sering pusing, dan sesak napas,” rincinya.
Tim pembimbing haji Kloter 2 Aceh, Zulfan mengingatkan kembali kepada segenap jamaah haji untuk menjaga kesehatan dan stamina, karena waktu untuk pelaksanaan rukun haji di Mina dan Arafah, masih sekitar dua minggu lagi.
“Kami bukan melarang jamaah haji mengintensifkan ibadahnya di Makkah, tapi kesehatan perlu dijaga, jangan sampai tumbang. Fokus utama kita melaksanakan rukun haji ke Makkah adalah Mina dan Padang Arafah, sedangkan yang lainnya merupakan sunnah dan ikutannya.
Jika saat wukuf dan lempar jumrah nanti kesehatan jamaah haji lemah, maka pelaksanaan rukun hajinya bisa terganggu,” pungkas Zulfan.
Kendati demikian, suhu panas tersebut tidak menyurutkan tekad jamaah calon haji yang datang dari berbagai penjuru dunia, Mereka tetap bersemangat melakukan ibadah di Masjidil Haram untuk melakukan tawaf tujuh putaran di area Ka'bah.
Terkait dengan masalah cuaca tersebut, dr Dahril selaku dokter kloter, mengingatkan jamaah haji harus senantiasa ekstra hati-hati dalam menghadapi suhu udara yang mencapai 50 derajat Celcius tersebut.
“Suhu setinggi itu sangat berbahaya dan bisa membuat stamina jamaah haji menurun atau drop, bahkan bisa jatuh pingsan jika daya tahan tubuhnya lemah,” kata Dahril.
Dahril mengetahui bahwa suhu Makkah kemarin mencapai 49,8 derajat setelah ia melihat alat pengukur suhu panas yang dipasang Kerajaan Arab Saudi di dinding depan sektor timur maupun di sektor barat.
“Kedua alat pengukur suhu itu pada pukul 2.48 siang angkanya mencapai 49,8 derajat, bahkan sesekali keluar angka 50 derajat Celcius,” kata Dahril.
Untuk mengurangi dampak negatif dari suhu setinggi itu, dokter dan tim medis dari setiap kloter melakukan penyuluhan tentang perlunya jamaah haji berhati-hati terhadap perubahan suhu di Makkah yang sangat ekstrem.
Dahril saja yang berprofesi sebagai dokter, selama dua minggu di Madinah dan Makkah, sudah dua kali terkena sakit flu dan batuk.
“Jamaah haji, terutama yang hasil pemeriksaan kesehatannya di embarkasi mendapat gelang merah, harus sering datang ke posko kesehatan haji guna mendeteksi sedini mungkin ancaman penyakit terhadap dirinya,” kata Dahril.
Dokter kloter 2 Aceh, Rahmat mengatakan, Jamaah haji Aceh yang memeriksakan kesehatannya sejak berada di Mekkah sangat banyak. “Ini mungkin pengaruh perubahan suhu udara yang sangat ekstrem.
Setiap pagi, sejak pukul 6 pagi sampai 10 siang, jamaah haji yang memeriksakan kesehatannya mencapai 50 orang. Keluhan mereka umumnya nyeri sendi, batuk, flu, demam panas, tak enak badan, perut kembung, sering pusing, dan sesak napas,” rincinya.
Tim pembimbing haji Kloter 2 Aceh, Zulfan mengingatkan kembali kepada segenap jamaah haji untuk menjaga kesehatan dan stamina, karena waktu untuk pelaksanaan rukun haji di Mina dan Arafah, masih sekitar dua minggu lagi.
“Kami bukan melarang jamaah haji mengintensifkan ibadahnya di Makkah, tapi kesehatan perlu dijaga, jangan sampai tumbang. Fokus utama kita melaksanakan rukun haji ke Makkah adalah Mina dan Padang Arafah, sedangkan yang lainnya merupakan sunnah dan ikutannya.
Jika saat wukuf dan lempar jumrah nanti kesehatan jamaah haji lemah, maka pelaksanaan rukun hajinya bisa terganggu,” pungkas Zulfan.