Hidup di zaman akhir merupakan ujian yang berat bagi kaum muslimin. Ada banyak fitnah yang terjadi. Suka atau tidak suka, Mau ataupun tidak, kita harus mengalaminya.
Fitnah-fitnah akhir zaman yang sudah disabdakan Rasulullah 14 abad silam itu kini terbukti kebenarannya. Mulai dari bidang aqidah, salah paham tentang konsep ketuhanan, menganggap ajaran kelompoknya sendiri yang paling benar, munculnya berbagai jenis aliran yang terkesan islami padahal merusak, hingga maraknya ajaran sesat yang makin banyak pengikutnya.
Akhirnya, kaum Muslimin terpecah belah. Kaum Muslimin terpecah ke dalam banyak golongan. Persatuan yang semestinya dianjurkan oleh Al Qur'an sekarang justru banyak diingkari. Ajaran-ajaran Islam tentang buruknya perpecahan seperti hilang, tiada atsar yang bisa kita saksikan dalam tubuh kamu Muslimin akhir-akhir ini.
Inilah yang kini kerap terjadi. Aliran sesat semakin banyak pengikutnya. Banyak pemasarnya. Mereka bahkan merasa paling benar. Mereka merasa hebat. Tak tanggung-tanggung, Mereka bahkan sudah merasa mampu meng-kapling-kapling rumah di surga. Mereka merasa bahwa orang lain salah dan sudah pasti masuk ke dalam neraka.
Dampaknya amat fatal. Umat semakin jauh dari nilai kebenaran. Inilah yang menjadi salah satu fitnah terbesar bagi umat Islam. Inilah yang sekarang menjadi tren, padahal Allah Ta’ala dan RasulNya melarangnya dengan amat tegas.
“Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.” (Qs. al-An’am [6]: 153)
Menafsirkan ayat diatas, Ali bin Abi Thalhah mengutip riwayat dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas, ia bertutur, “Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk senantiasa berjamaah dan melarang mereka berpecah-belah. Dan Allah Ta’ala memberitahukan kepada mereka bahwa ornag-orang sebelum mereka dibinasakan karena pertengkaran dan pertentangan mengenai agama Allah Ta’ala.”
Para pembaca yang dirahmati Allah, mari menjadi generasi pemersatu ketika banyak saudara kita yang memancing di air keruh. Mari duduk bersama sembari berbincang hangat terkait masalah umat. Tak perlu bersitegang. Semestinya kita sikapi perbedaan ini dengan kepala dingin.
Duduk dengan tenang dalam sebuah majelis yang hangat, Mari kita damaikan hati dan pikiran. Kita petakan masalah umat. Jangan gegabah apalagi semangat ashobiyah (fanatik golongan atau tokoh). Sebab sejatinya kita semua ini adalah saudara. Kita satu keluarga di bawah panji Agama Islam. Kita bukan orang lain. Kita bukan musuh.
Tatkala kita sibuk dengan mengklaim diri sendiri paling benar dan menyalahkan kaum Muslimin yang lain, ada peluang bahaya yang amat besar tengah mengintai; yaitu musuh Islam yang sedang asyik menghancurkan bangunan yang kokoh ini.
Fitnah-fitnah akhir zaman yang sudah disabdakan Rasulullah 14 abad silam itu kini terbukti kebenarannya. Mulai dari bidang aqidah, salah paham tentang konsep ketuhanan, menganggap ajaran kelompoknya sendiri yang paling benar, munculnya berbagai jenis aliran yang terkesan islami padahal merusak, hingga maraknya ajaran sesat yang makin banyak pengikutnya.
Akhirnya, kaum Muslimin terpecah belah. Kaum Muslimin terpecah ke dalam banyak golongan. Persatuan yang semestinya dianjurkan oleh Al Qur'an sekarang justru banyak diingkari. Ajaran-ajaran Islam tentang buruknya perpecahan seperti hilang, tiada atsar yang bisa kita saksikan dalam tubuh kamu Muslimin akhir-akhir ini.
Inilah yang kini kerap terjadi. Aliran sesat semakin banyak pengikutnya. Banyak pemasarnya. Mereka bahkan merasa paling benar. Mereka merasa hebat. Tak tanggung-tanggung, Mereka bahkan sudah merasa mampu meng-kapling-kapling rumah di surga. Mereka merasa bahwa orang lain salah dan sudah pasti masuk ke dalam neraka.
Dampaknya amat fatal. Umat semakin jauh dari nilai kebenaran. Inilah yang menjadi salah satu fitnah terbesar bagi umat Islam. Inilah yang sekarang menjadi tren, padahal Allah Ta’ala dan RasulNya melarangnya dengan amat tegas.
“Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.” (Qs. al-An’am [6]: 153)
Menafsirkan ayat diatas, Ali bin Abi Thalhah mengutip riwayat dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas, ia bertutur, “Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk senantiasa berjamaah dan melarang mereka berpecah-belah. Dan Allah Ta’ala memberitahukan kepada mereka bahwa ornag-orang sebelum mereka dibinasakan karena pertengkaran dan pertentangan mengenai agama Allah Ta’ala.”
Para pembaca yang dirahmati Allah, mari menjadi generasi pemersatu ketika banyak saudara kita yang memancing di air keruh. Mari duduk bersama sembari berbincang hangat terkait masalah umat. Tak perlu bersitegang. Semestinya kita sikapi perbedaan ini dengan kepala dingin.
Duduk dengan tenang dalam sebuah majelis yang hangat, Mari kita damaikan hati dan pikiran. Kita petakan masalah umat. Jangan gegabah apalagi semangat ashobiyah (fanatik golongan atau tokoh). Sebab sejatinya kita semua ini adalah saudara. Kita satu keluarga di bawah panji Agama Islam. Kita bukan orang lain. Kita bukan musuh.
Tatkala kita sibuk dengan mengklaim diri sendiri paling benar dan menyalahkan kaum Muslimin yang lain, ada peluang bahaya yang amat besar tengah mengintai; yaitu musuh Islam yang sedang asyik menghancurkan bangunan yang kokoh ini.