Dalam sebuah hadits shahih riwayat Imam Ibnu Hibban, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Perbanyaklah tawaf sebelum Ka'bah diangkat dari muka bumi. Bangunan yang disebut Rumah Allah ini pernah dirobohkan dua kali. Jika dirobohkan lagi, maka rumah tersebut akan diangkat."
Shohibul Ihya', Imam al-Ghazali dalam kitab fenomenal Ihya' Ulumiddin menceritakan pengalaman seorang wali yang mengalami penyingkapan spiritual (kasyaf). Wali tersebut pernah menjelaskan, Walaupun matahari terbenam, tetap saja ada kerumunan orang bertawaf di Baitullah. Di antara mereka ada orang-orang khusus yang disebut abdal. Hingga tibanya fajar, tetap saja ada orang bertawaf. Pasti ada awtad atau orang dari kelompok khusus yang mencapai kasyaf yang ditugasi mengelilingi Ka'bah.
Jika tak ada manusia yang bertawaf, itu pertanda Ka'bah akan diangkat dari muka bumi. Kalau itu sudah terjadi maka manusia akan bangun pada suatu hari dengan tak lagi melihat bekas apa pun yang ditinggalkan Ka'bah.
Itu akan terjadi jika tak ada lagi manusia yang tawaf selama tujuh tahun. Saat itu Alquran akan diangkat dari mushafnya. Mereka yang membuka Kitab Suci tersebut hanya akan menemukan lembaran kosong. Tak ada satu huruf pun dalam lembaran mushaf.
Kitab samawi yang dibawa oleh Rasulullah itu akan terhapus dari hati setiap insan. Manusia akan kembali seperti kehidupan jahiliyah, mereka suka kepada syair, lagu, dan sejenisnya. Lalu Dajjal akan muncul. Nabi Isa pun turun ke bumi untuk memusnahkannya. Setelah itu kiamat akan terjadi tidak dalam waktu lama, seperti seorang perempuan hamil menunggu kelahiran anaknya.
Salah satu sahabat Rasulullah pernah berkata, 'Allah selalu melihat penghuni bumi. Yang pertama kali dilihat adalah penghuni Tanah Suci atau al-Haram, yaitu yang berada di Makkah, terutama mereka yang berada di Masjidil Haram. Barang siapa yang dilihat Allah sedang bertawaf maka orang tersebut mendapatkan ampunan. Jika Allah melihat manusia sedang shalat maka orang tersebut mendapatkan hal yang sama.'
Imam Al-Gazali menjelaskan, tak ada kota lain yang istimewa seperti al-Haram. Di kota tersebut, orang yang baru berniat jahat saja sudah diancam dengan siksaan pedih dari Allah. Sebaliknya, mereka yang berniat baik, akan mendapatkan pahala berlimpah.
Wallahu A'lam.
Shohibul Ihya', Imam al-Ghazali dalam kitab fenomenal Ihya' Ulumiddin menceritakan pengalaman seorang wali yang mengalami penyingkapan spiritual (kasyaf). Wali tersebut pernah menjelaskan, Walaupun matahari terbenam, tetap saja ada kerumunan orang bertawaf di Baitullah. Di antara mereka ada orang-orang khusus yang disebut abdal. Hingga tibanya fajar, tetap saja ada orang bertawaf. Pasti ada awtad atau orang dari kelompok khusus yang mencapai kasyaf yang ditugasi mengelilingi Ka'bah.
Jika tak ada manusia yang bertawaf, itu pertanda Ka'bah akan diangkat dari muka bumi. Kalau itu sudah terjadi maka manusia akan bangun pada suatu hari dengan tak lagi melihat bekas apa pun yang ditinggalkan Ka'bah.
Itu akan terjadi jika tak ada lagi manusia yang tawaf selama tujuh tahun. Saat itu Alquran akan diangkat dari mushafnya. Mereka yang membuka Kitab Suci tersebut hanya akan menemukan lembaran kosong. Tak ada satu huruf pun dalam lembaran mushaf.
Kitab samawi yang dibawa oleh Rasulullah itu akan terhapus dari hati setiap insan. Manusia akan kembali seperti kehidupan jahiliyah, mereka suka kepada syair, lagu, dan sejenisnya. Lalu Dajjal akan muncul. Nabi Isa pun turun ke bumi untuk memusnahkannya. Setelah itu kiamat akan terjadi tidak dalam waktu lama, seperti seorang perempuan hamil menunggu kelahiran anaknya.
Salah satu sahabat Rasulullah pernah berkata, 'Allah selalu melihat penghuni bumi. Yang pertama kali dilihat adalah penghuni Tanah Suci atau al-Haram, yaitu yang berada di Makkah, terutama mereka yang berada di Masjidil Haram. Barang siapa yang dilihat Allah sedang bertawaf maka orang tersebut mendapatkan ampunan. Jika Allah melihat manusia sedang shalat maka orang tersebut mendapatkan hal yang sama.'
Imam Al-Gazali menjelaskan, tak ada kota lain yang istimewa seperti al-Haram. Di kota tersebut, orang yang baru berniat jahat saja sudah diancam dengan siksaan pedih dari Allah. Sebaliknya, mereka yang berniat baik, akan mendapatkan pahala berlimpah.
Wallahu A'lam.