Jamaah haji asal Indonesia terus berdatangan ke Madinah. Meski sebagian jamaah sudah bergerak ke Makkah setelah menyelesaikan arbain, ribuan jamaah masih terlihat lalu lalang di jalanan Kota Nabi tersebut.
Umumnya, Para jamaah haji akan menetap di kota Madinah selama 8-9 hari. Selama waktu itu, selain menjalankan arbain atau shalat fardhu secara berjamaah di masjid Nabawi selama 40 waktu tanpa terputus, para biasanya juga melakukan sholat sunnah di Raudhah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW.
Waktu lebih dari sepekan itu di Madinah, tentu akan dimanfaatkan para jamaah haji dengan sebaik-baiknya. Termasuk berburu kuliner khas Indonesia di kota Madinah.
Walaupun menu makanan yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di setiap pemondokan sudah sesuai bercita rasa Indonesia, Namun masih banyak jamaah haji mencari masakan khas nusantara. Beberapa jamaah yang ditemui di sekitar Masjid Nabawi juga kerap menanyakan warung penjual bakso.
Nah, bagi jamaah haji yang kebetulan berada di sekitar Masjid Nabawi dan ingin mencicipi kuliner nusantara, mereka harus menuju pintu 21. Setelah keluar halaman masjid melalui pintu tersebut, sekitar 100 meter di sebelah kanan akan terlihat tulisan 'rumah makan dan Bakso Si aDoel Karawang'.
Tulisan itu ditempel di pilar masjid sebelum masuk Hotel Al Andalus. Selanjutnya, jamaah haji akan menemukan rumah makan khas Nusantara dan bakso itu, dengan masuk lobi hotel itu dan naik tangga di sebelah kiri.
Di lantai M hotel tersebut, berbagai masakan Indonesia disajikan. Termasuk masakan bakso yang paling banyak digemari jamaah haji.
Untuk satu mangkok bakso, harganya 13 riyal. Berisi bihun dan tiga butir bakso urat berukuran besar.
Rusli, pemilik warung Si aDoel tersebut menuturkan bahwa bakso dagangannya hanya tersedia ketika musim haji. Sudah enam tahun dia melayani jamaah haji yang rindu salah satu makanan khas Indonesia itu.
"Yang datang tidak hanya dari Indonesia, tapi juga Malaysia, Thailand, dan Filipina," ujarnya, Jumat 19 Agustus 2016.
Sugiman, salah satu jamaah haji haji Kloter SOC 03 yang terlihat sangat puas usai menyantap bakso merasa cocok dengan citarasa bakso Si aDoel itu. Meski baru pertama kali datang ke warung tersebut.
"Cocok lah, harga segitu juga cukup," ujarnya kepada VIVA.co.id.
Sementara itu, Zaini, jemaah yang tergabung dengan Kloter JKS 04, mengaku baru akan mencobanya. "Saya baru saja datang, ini mau coba dulu," katanya.
Selain bakso, di warung makan lantai M Hotel Al Andalus itu juga banyak terdapat masakan Indonesia lainnya. Bagi jamaah yang akan mengirimkan paket ke Tanah Air, juga tersedia layanan pengiriman barang. Salah satu operator seluler di Tanah Air juga membuka outlet di lantai M tersebut.
Masakan yang ada di lantai M hotel itu bervariasi, dari nasi goreng hingga nasi uduk. Ada juga sayur lodeh, gorengan, bubur kacang hijau sampai minuman panas dan dingin. Untuk harga, bervariasi dari 1-30 riyal, tergantung jenis makanannya.
Umumnya, Para jamaah haji akan menetap di kota Madinah selama 8-9 hari. Selama waktu itu, selain menjalankan arbain atau shalat fardhu secara berjamaah di masjid Nabawi selama 40 waktu tanpa terputus, para biasanya juga melakukan sholat sunnah di Raudhah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW.
Waktu lebih dari sepekan itu di Madinah, tentu akan dimanfaatkan para jamaah haji dengan sebaik-baiknya. Termasuk berburu kuliner khas Indonesia di kota Madinah.
Walaupun menu makanan yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di setiap pemondokan sudah sesuai bercita rasa Indonesia, Namun masih banyak jamaah haji mencari masakan khas nusantara. Beberapa jamaah yang ditemui di sekitar Masjid Nabawi juga kerap menanyakan warung penjual bakso.
Nah, bagi jamaah haji yang kebetulan berada di sekitar Masjid Nabawi dan ingin mencicipi kuliner nusantara, mereka harus menuju pintu 21. Setelah keluar halaman masjid melalui pintu tersebut, sekitar 100 meter di sebelah kanan akan terlihat tulisan 'rumah makan dan Bakso Si aDoel Karawang'.
Tulisan itu ditempel di pilar masjid sebelum masuk Hotel Al Andalus. Selanjutnya, jamaah haji akan menemukan rumah makan khas Nusantara dan bakso itu, dengan masuk lobi hotel itu dan naik tangga di sebelah kiri.
Di lantai M hotel tersebut, berbagai masakan Indonesia disajikan. Termasuk masakan bakso yang paling banyak digemari jamaah haji.
Untuk satu mangkok bakso, harganya 13 riyal. Berisi bihun dan tiga butir bakso urat berukuran besar.
Rusli, pemilik warung Si aDoel tersebut menuturkan bahwa bakso dagangannya hanya tersedia ketika musim haji. Sudah enam tahun dia melayani jamaah haji yang rindu salah satu makanan khas Indonesia itu.
"Yang datang tidak hanya dari Indonesia, tapi juga Malaysia, Thailand, dan Filipina," ujarnya, Jumat 19 Agustus 2016.
Sugiman, salah satu jamaah haji haji Kloter SOC 03 yang terlihat sangat puas usai menyantap bakso merasa cocok dengan citarasa bakso Si aDoel itu. Meski baru pertama kali datang ke warung tersebut.
"Cocok lah, harga segitu juga cukup," ujarnya kepada VIVA.co.id.
Sementara itu, Zaini, jemaah yang tergabung dengan Kloter JKS 04, mengaku baru akan mencobanya. "Saya baru saja datang, ini mau coba dulu," katanya.
Selain bakso, di warung makan lantai M Hotel Al Andalus itu juga banyak terdapat masakan Indonesia lainnya. Bagi jamaah yang akan mengirimkan paket ke Tanah Air, juga tersedia layanan pengiriman barang. Salah satu operator seluler di Tanah Air juga membuka outlet di lantai M tersebut.
Masakan yang ada di lantai M hotel itu bervariasi, dari nasi goreng hingga nasi uduk. Ada juga sayur lodeh, gorengan, bubur kacang hijau sampai minuman panas dan dingin. Untuk harga, bervariasi dari 1-30 riyal, tergantung jenis makanannya.