Agus tertidur di salah satu ruang kantor polisi (Detikcom) |
Ucapan Polisi Jujur Ini Tentang Kehidupan Duniawi Benar-Benar Menggetarkan Jiwa
Tidak semua polisi memiliki akhlak yang buruk. Masih ada yang patut kita banggakan dan dijadikan teladan. Salah satunya adalah Aiptu Agus Dwi Santoso yang bertugas di Satlantas Polres Brebes dimana kesehariannya diisi dengan melayani masyarakat.
Agus memang dikenal memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi. Bahkan bagi para pengendara yang tidak menggunakan kelengkapan kendaraan akan dinasehatinya dahulu beberapa kali sebelum akhirnya ditilang.
“Selama saya tugas, kalau ada masyarakat yang melanggar aturan lalu lintas, saya membina mereka dan menasehati mereka dulu, agar jangan sampai mengulangi,” ucapnya sebagaimana dilansir dari Detikcom, Selasa (26/07/2016).
Polisi yang sekitar empat bulan lagi akan pensiun ini mengaku bahwa biasanya pelanggaran yang terjadi adalah tidak disiplinnya masyarakat dalam menggunakan helm. Dirinya pun menuturkan bahwa seringkali godaan berupa tawaran uang suap atau uang damai dilakukan oleh para pengendara nakal. Namun ia memiliki pandangan yang berbeda dari polisi kebanyakan.
“Tapi buat apa? Saya takut nanti di alam kubur jadi gentayangan. Saya takut nanti kehidupan di alam baka,” tutur polisi yang telah menyekolahkan anak yatim hingga lulus kuliah tersebut.
Agus merupakan pribadi yang unik karena meski tinggal di asrama polisi, ia lebih sering menghabiskan waktu malamnya di kantor polisi atau mushola. Ia pun tidak menikah lantaran menafkahi anak yatim yang merupakan anak dari sahabatanya. Alhasil atas perjuangannya, anak tersebut kini telah lulus kuliah, menikah dan berprofesi menjadi seorang bidan.
Berbagai cara dilakukannya untuk bisa menghidupi anak tersebut. Mulai dari menjual sepeda miliknya hingga berhutang ke bank, Agus lakukan supaya anak sahabatnya tersebut bisa meraih pendidikan yang tinggi.
Agus menyeberangkan anak-anak sekolah (Detikcom) |
“Saya tidak iri mas mereka punya mobil, rumah mewah, saya tidak tergiur, biarin saja. Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Saya sejak dahulu mikir bagaimana nanti kehidupan di alam baka,” ungkapnya.
Kini setiap hari Agus senantiasa bertugas menyeberangkan anak-anak SD di SD 1 Klampok. Baginya anak-anak tersebut sudah ia anggap sebagai cucu-cucunya. Ia pun akan merasa bersedih melihat mereka harus hujan-hujanan saat berangkat atau pulang sekolah.
Ketika ditanya tentang rutinitas yang akan dilakukannya setelah pensiun, Agus menuturkan bahwa ia mungkin akan ikut dengan anak angkatnya. Meski memiliki kakak dan adik kandung, namun ia tak ingin memberatkan mereka karena keduanya sudah berkeluarga.
Baca Juga: